Tari Edan-edanan Museum Tembi Menggelitik Penonton

17 Oct 2015

Tari Edan-edanan itu mengiringi penampilan “Loro Bonyo”, sepasang pangantin yang naik andong. Sepasang pengantin yang mengenakan busana pengantin Jawa gaya basahan, diperankan oleh Yuladi dan Atika, keduanya karyawan Tembi Rumah Budaya.

Tari “Edan-edanan” yang ditampilkan Museum Tembi Rumah Budaya dalam acara Karnaval Museum 2015 memukau para penonton yang memadati sepanjang jalan Malioboro hingga panggung kehormatan di Titil Nol Kilometer Yogyakarta, Kamis, 15 Oktober 2015. Di sepanjang jalan itu, terdengar suara gelak tawa penonton yang melihat tarian yang begitu lucu itu. Banyak penonton yang gemes, salah satunya adalah Sita warga Sleman yang kebetulan saat itu sedang berbelanja di Malioboro, “Aduh imutnya para penari kecil ini. Bolehkan aku ikut berfoto?” Ia pun segera berfoto dengan para penari Edan-Edanan ini.

Selain gerak yang lucu, sebanyak 10 penari kecil Sanggar Tari Anak Tembi (STAT) pimpinan Made Dyah Agustina tersebut didandani denngan rias humor, sehingga mengundang antusiasme penonton. Tidak jarang para penonton mengabadikan sambil selfi. Suara tepuk tangan meriah usai tampil di panggung kehormatan menjadi puncak penampilan prima para penari kecil dari STAT dan sekaligus penghargaan tak ternilai dari para tamu kehormatan terhadap penampilan mereka.

Tari Edan-edanan itu mengiringi penampilan “Loro Bonyo”, sepasang pangantin yang naik andong. Sepasang pengantin yang mengenakan busana pengantin Jawa gaya basahan, diperankan oleh Yuladi dan Atika, keduanya karyawan Tembi Rumah Budaya. Biasanya Loro Blonyo diwujudkan dalam sepasang patung pengantin yang ditempatkan di depan sentong tengah atau pasren Dewi Sri dalam bagian rumah Jawa tradisional. Sepasang Loro Blonyo menggambarkan makna kesuburan dalam kehidupan masyarakat Jawa. Sementara kehadiran tari Edan-edanan dalam atraksi karnaval tersebut sebagai simbol untuk menyingkirkan segala rintangan agar kehidupan sepasang pengantin itu mendapatkan kemudahan.

Yang tidak kalah atraktif adalah penampilan mobil kuno Si Tembi dalam mendampingi arak-arakan Loro Blonyo dan tari Edan-edanan. Di sepanjang Jalan Malioboro tempat rute karnaval Museum, Si Tembi menjadi perhatian sendiri. Si Tembi selalu ketinggalan dalam rombongan Loro Blonyo dan Tari Edan-Edanan, karena sering dicegat oleh penonton untuk berfoto. Tidak jarang, sopir Si Tembi, Pak Budi harus keluar mobil untuk menemani para penonton yang hendak berfoto dengannya. Apalagi penampilan sopir Si Tembi berpenampilan ala bangsawan Belanda zaman dulu, busana putih-putih. Bahkan sejumlah turis asing pun ikut berfoto.

Selain Museum Tembi Rumah Budaya, dalam Karnaval Museum 2015 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY bekerja sama dengan Barahmus DIY, tampil pula 38 museum lainnya anggota Barahmus dan museum-museum relasi Barahmus, terutama di wilayah DIY. Di antaranya adalah Museum Beteng Vredeburg Museum Affandi, Museum Batik, Museum Dewantara Kirti Griya, dan lainnya.

Karnaval Museum 2015 digelar sebagai salah satu rangkaian Festival Museum yang digelar setiap tahunnya. Karnaval Museum 2015 kali ini digelar untuk yang ke-7 kalinya. Acara Festival Museum lainnya adalah Pameran Museum yang digelar mulai tanggal 15—19 Oktober 2015, bertempat di Museum Beteng Vredeburg Yogyakarta, mengambil tema “Museum for Edutourism”.

Naskah dan foto: Suwandi

Karnaval Museum 2015 di Malioboro, Rabu 14 Oktober 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Karnaval Museum 2015 di Malioboro, Rabu 14 Oktober 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Karnaval Museum 2015 di Malioboro, Rabu 14 Oktober 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Karnaval Museum 2015 di Malioboro, Rabu 14 Oktober 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Karnaval Museum 2015 di Malioboro, Rabu 14 Oktober 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 20-10-15

    Maudy Koesnaedi, Cin

    Meski memiliki darah Sunda, wanita yang dikenal dengan perannya sebagai Zaenab dalam serial Si Doel Anak Sekolah ini mengaku sangat mencintai budaya... more »
  • 20-10-15

    Dalem Bupati Puroloy

    Dalem Bupati Puroloyo merupakan rumah dinas bupati juru kunci di kompleks makam raja-raja Imogiri. Dalem Bupati Puroloyo sebenarnya merupakan... more »
  • 19-10-15

    Teater Abnon Jakarta

    Pada pertunjukan kali ini, mereka mengangkat ilmu bela diri silat Betawi yang berjudul: "Jawara Langgam Hati dari Marunda". Pertunjukan tersebut... more »
  • 19-10-15

    Mengajarkan Semangat

    Pameran ini juga sekaligus digelar dalam rangka memperingati “Hari Museum Nasional” yang diperingati setiap tanggal 12 Oktober. Tahun ini adalah... more »
  • 19-10-15

    Wayang Menatap Masa

    Ada 40-an karya seni rupa, yang semuanya menyajikan wayang. Pameran diselenggarakan 14-21 Oktober 2015 di Pendapa Art Space, Jl. Ring Road Selatan,... more »
  • 17-10-15

    Roro Mendut, Ketangg

    Sanggar seni Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengangkat kisah Roro Mendut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan kepada anak muda agar memiliki... more »
  • 17-10-15

    Tari Edan-edanan Mus

    Tari Edan-edanan itu mengiringi penampilan “Loro Bonyo”, sepasang pangantin yang naik andong. Sepasang pengantin yang mengenakan busana pengantin... more »
  • 17-10-15

    Minggu Kliwon Hari B

    Penghitungan hari jenis ini disebut perhitungan Panca Suda, yang menentukan risiko baik atau buruk dari arah kita bepergian. Minggu Kliwon, 18... more »
  • 17-10-15

    Sapa Serakah Ora Ber

    Pepatah ini menjadi semacam peringatan akan perilaku, niatan, tindakan, dan perbuatan orang supaya tidak serakah karena keserakahan tidak akan... more »
  • 16-10-15

    Kisah Kelahiran Dasa

    Dengan membaca cerita dalam buku ini kita akan lebih mengetahui pedalangan gaya Jawa Timuran dan perbedaannya dengan gaya daerah lain. Judul :... more »