Aneka Kolam Air Peninggalan Era Hindu-Buddha
30 Sep 2015Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui berbagai macam patirthan, fungsinya pada masa lalu, serta perubahan dan peruntukannya pada masa kini. Sebagai contoh patirthan Candi Panataran Blitar. Pada masa lalu “kolam” air sangat erat hubungannya dengan ritus di Candi Panataran.
Judul : Patirthan. Masa Lalu dan Masa Kini
Penulis : Ninie Susanti, dkk
Penerbit : Wedatama Widya Sastra, 2013, Jakarta
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : x + 153
Patirthan merupakan salah satu jenis monumen masa Hindu-Buddha di Jawa. Patirthan sangat penting dalam kehidupan masyarakat, sebab merupakan sumber air untuk keperluan sehari-hari dan keperluan keagamaan.
Berdasarkan asalnya ada tiga bentuk patirthan. Pertama, kolam/mata air alami yang tidak mendapat pengerjaan lebih lanjut dan merupakan mata air biasa. Kedua, kolam/mata air yang mendapat pengerjaan lebih lanjut yaitu bagian tepi diperkuat dengan susunan balok batu/bata. Ketiga, patirthan buatan yang sepenuhnya dirancang dan airnya didatangkan.
Buku ini mengkaji berbagai patirthan terutama di Jawa Timur, yang kebanyakan peninggalan kerajaan Singasari dan Majapahit. Berdasarkan fungsinya ada tiga. Pertama uttama patirthan atau patirthan besar, dilengkapi dengan struktur untuk memperkuat bangunan dan diperindah dengan cara menambah relief serta ditempatkan arca dewa/dewi yang dipuja. Kedua madya patirthan, sumber air yang telah mengalami penambahan dan airnya digunakan untuk upacara keagamaan, ritual harian dan juga ritual besar di candi-candi atau bangunan suci lainnya. Ketiga, nista patirthan atau patirthan biasa, sumber air yang digunakan penduduk sekitar untuk memenuhi kebutuhan, dan umumnya tetap dibiarkan alami.
Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui berbagai macam patirthan, fungsinya pada masa lalu, serta perubahan dan peruntukannya pada masa kini. Sebagai contoh patirthan Candi Panataran Blitar. Pada masa lalu “kolam” air sangat erat hubungannya dengan ritus di Candi Panataran. Sekarang berfungsi sebagai obyek wisata budaya, tempat mandi anak-anak, tetapi airnya juga masih diambil untuk keperluan upacara.
M. Kuslamani
EDUKASIBaca Juga
- 17-10-15
Tari Edan-edanan Museum Tembi Menggelitik Penonton
Tari Edan-edanan itu mengiringi penampilan “Loro Bonyo”, sepasang pangantin yang naik andong. Sepasang pengantin yang mengenakan busana pengantin... more » - 17-10-15
Sapa Serakah Ora Berkah
Pepatah ini menjadi semacam peringatan akan perilaku, niatan, tindakan, dan perbuatan orang supaya tidak serakah karena keserakahan tidak akan... more » - 16-10-15
Kisah Kelahiran Dasamuka Hingga Kematian Sumantri
Dengan membaca cerita dalam buku ini kita akan lebih mengetahui pedalangan gaya Jawa Timuran dan perbedaannya dengan gaya daerah lain. Judul :... more » - 15-10-15
Pohon Lontar Yang Multiguna Sejak Dulu
Manfaat pohon lontar di samping dapat disadap niranya untuk bahan pembuatan gula dan tuak, buah mudanya pun enak disantap, campuran minuman, dan lain... more » - 15-10-15
Pelajar Global School International Bintaro Jakarta Membajak Sawah
Ada beberapa kegiatan budaya yang mereka praktekkan secara langsung, baik di lahan terbuka maupun di dalam ruangan. Praktek di lahan terbuka berupa “... more » - 13-10-15
Buku Lawas Tentang Kematian Anak Rahwana
Ini tergolong naskah kuno, terbitan Kolf Buning, 1929. Buku yang menjadi koleksi Perpustakaan Tembi ini berisi tentang gugurnya raja Bukbis (salah... more » - 12-10-15
Buku Tentang Asal-usul Wayang
Melalui buku ini penulis menjelaskan tentang asal-usul wayang, perkembangan serta fungsinya. Tampak jelas bahwa kebudayaan Hindu memberi pengaruh... more » - 12-10-15
Candi Prambanan Yang Berabad-abad Telantar
Hingga tahun 1933, Candi Siwa sudah mulai nampak bersih. Namun kehancuran di bagian tubuh dan atap masih belum diperbaiki secara sempurna. Pepohonan... more » - 10-10-15
Bilawa (4): Melumat Rajamala di Sendang Semangka
Lagi-lagi Bilawa berhasil menancapkan kuku pancanaka, kali ini di lambung Rajamala, sehingga rebah bersimbah darah di arena. Bilawa membiarkan para... more » - 08-10-15
Memutar Waktu Ke Masa Lalu Jakarta
Kampung Ambon, Jakarta Timur, konon berasal dari kata Kumpi Ambon, yakni sebuah kuburan tua orang-orang Ambon yang dahulu bekerja pada Belanda. Pasar... more »
Artikel Terbaru
- 17-10-15
Roro Mendut, Ketangg
Sanggar seni Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengangkat kisah Roro Mendut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan kepada anak muda agar memiliki... more » - 17-10-15
Tari Edan-edanan Mus
Tari Edan-edanan itu mengiringi penampilan “Loro Bonyo”, sepasang pangantin yang naik andong. Sepasang pengantin yang mengenakan busana pengantin... more » - 17-10-15
Minggu Kliwon Hari B
Penghitungan hari jenis ini disebut perhitungan Panca Suda, yang menentukan risiko baik atau buruk dari arah kita bepergian. Minggu Kliwon, 18... more » - 17-10-15
Sapa Serakah Ora Ber
Pepatah ini menjadi semacam peringatan akan perilaku, niatan, tindakan, dan perbuatan orang supaya tidak serakah karena keserakahan tidak akan... more » - 16-10-15
Kisah Kelahiran Dasa
Dengan membaca cerita dalam buku ini kita akan lebih mengetahui pedalangan gaya Jawa Timuran dan perbedaannya dengan gaya daerah lain. Judul :... more » - 16-10-15
Wanto Tirta Penyair
Selain menulis puisi Wanto juga menulis geguritan, yaitu puisi bahasa Jawa. Jadi, dia penyair sekaligus penggurit. Tapi, agaknya, ia lebih tekun... more » - 16-10-15
Wayang Bocor Tawarka
Jangan bayangkan bentuk wayang kulit tradisional Jawa dengan segala bentuk lekuknya, pada pertunjukan Wayang Bocor. Di tangan Eko Nugroho bentuk... more » - 15-10-15
Pohon Lontar Yang Mu
Manfaat pohon lontar di samping dapat disadap niranya untuk bahan pembuatan gula dan tuak, buah mudanya pun enak disantap, campuran minuman, dan lain... more » - 15-10-15
Pelajar Global Schoo
Ada beberapa kegiatan budaya yang mereka praktekkan secara langsung, baik di lahan terbuka maupun di dalam ruangan. Praktek di lahan terbuka berupa “... more » - 13-10-15
Buku Lawas Tentang K
Ini tergolong naskah kuno, terbitan Kolf Buning, 1929. Buku yang menjadi koleksi Perpustakaan Tembi ini berisi tentang gugurnya raja Bukbis (salah... more »