Museum Pleret Bantul Ajak Masyarakat Lestarikan Situs

18 Dec 2015

Kegiatan yang digelar pada Minggu 13 Desember 2015 itu memang diprioritaskan untuk melibatkan langsung masyarakat dengan harapan agar masyarakat sekitar ikut memiliki Museum Pleret maupun kawasan Situs Pleret. Sebab, kawasan Pleret banyak memiliki situs yang pantas diperkenalkan kepada masyarakat luas.

Baru tahun 2015 ini, Dinas Kebudayaan DIY memperkenalkan Museum Pleret Bantul kepada masyarakat sekitar secara besar-besaran. Acara itu dikemas dalam titel “Jelajah Sejarah Pleret,” dengan berbagai kegiatan yang melibatkan langsung masyarakat sekitar, seperti jelajah situs, pemutaran film animasi Keraton Pleret, mengunjungi koleksi museum, pentas seni, dan pembagian doorprize.

Kegiatan yang digelar pada Minggu 13 Desember 2015 itu memang diprioritaskan untuk melibatkan langsung masyarakat dengan harapan agar masyarakat sekitar ikut memiliki Museum Pleret maupun kawasan Situs Pleret. Sebab, kawasan Pleret banyak memiliki situs yang pantas diperkenalkan kepada masyarakat luas. Termasuk situs yang terkenal di kawasan ini adalah artefak-artefak bekas peninggalan Kerajaan Mataram di Kerta semasa pemerintahan Sultan Agung.

Kegiatan Gebyar Museum Pleret 2015 yang melibatkan masyarakat langsung agar masyarakat sadar betul bahwa kawasan situs wajib dilestarikan adalah jelajah kawasan situs. Acara jelajah situs dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. Beberapa situs yang dikunjungi adalah bekas benteng cepuri, umpak sitinggil Keraton Kerta, Masjid Taqorub, toponim keputren, masjid Kauman Pleret, dan kedaton.

Acara Gebyar Museum Pleret 2015 dibuka dan diresmikan oleh Drs Umar Priyono MPd, Kepala Dinas Kebudayaan DIY. Usai meresmikan kegiatan, Umar dan wakil birokrat Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul menanam pohon kepel di halaman depan museum. Setelah itu bersama tamu undangan lain berkesempatan menonton film dan koleksi Museum Pleret.

Setelah itu masyarakat sekitar baru boleh diajak nonton film animasi di Museum Pleret yang mengisahkan sejarah Kerajaan Mataram saat berada di wilayah Kerta dan Pleret Bantul. Melalui film itu masyarakat diberi pemahaman bahwa cagar budaya perlu dilestarikan untuk pembelajaran sejarah anak cucu generasi mendatang. Sebab jika dihancurkan, maka akan memutus sejarah kepada generasi mendatang.

Usai menonton film berdurasi sekitar 20 menit, masyarakat juga diajak untuk melihat koleksi Museum Pleret, terutama yang berada di dalam ruangan. Di tempat ini banyak dipajang koleksi benda purbakala yang ditemukan di berbagai tempat di wilayah Pleret maupun sekitarnya. Berbagai koleksi yang ditemukan, antara lain: umpak bekas bangunan pendopo masjid, arca, bejana, benda logam, yoni, dan lainnya. Bahkan umpak yang dipamerkan pernah dipakai penduduk untuk mengasah senjata tajam dan untuk menumbuk padi. Dengan melihat koleksi museum, diharapkan masyarakat sekitar sadar pentingnya warisan budaya untuk pembelajaran.

Setelah menjelajahi situs budaya, menonton film animasi, dan melihat koleksi museum, masyarakat dihibur pentas kesenian dan pembagian doorprize. Pendekatan museum kepada masyarakat sekitar harus terus dilakukan agar penduduk sadar arti pentingnya menjaga warisan budaya untuk anak cucu di masa depan.

Naskah dan foto: Suwandi

Gebyar Museum Pleret Bantul Minggu 13 Desember 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Gebyar Museum Pleret Bantul Minggu 13 Desember 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Gebyar Museum Pleret Bantul Minggu 13 Desember 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Gebyar Museum Pleret Bantul Minggu 13 Desember 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Gebyar Museum Pleret Bantul Minggu 13 Desember 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 19-12-15

    Nicky Manuputty Saji

    Lahir dan besar di Negeri Belanda tak membuat musisi berdarah Maluku ini lupa akan tanah kelahirannya. Meski sukses menjalani profesi sebagai... more »
  • 19-12-15

    Jumat Ini Hari Baik,

    Jumat Pon, 25 Desember 2015, kalender Jawa tanggal 13, bulan Mulud, tahun 1949 Jimawal, hari baik untuk berbagai macam keperluan. Tetapi tidak baik... more »
  • 18-12-15

    Jumat Ini Hari Baik,

    Hari Jumat Legi, 18 Desember 2015, kalender Jawa tanggal 6, bulan Mulud, tahun 1949 Jimawal, tergolong hari baik untuk berbagai macam keperluan.... more »
  • 18-12-15

    Sawitri (4) Benarkah

    Yamadipati tidak sampai hati menolak permohonan Sawitri agar Setyawan dihidupkan. Hyang Yamadipati mengembalikan nyawa Setyawan agar Sawitri hidup... more »
  • 18-12-15

    Museum Pleret Bantul

    Kegiatan yang digelar pada Minggu 13 Desember 2015 itu memang diprioritaskan untuk melibatkan langsung masyarakat dengan harapan agar masyarakat... more »
  • 17-12-15

    Mustikaning Tekad Ik

    Peribahasa ini menunjukkan bahwa tidak ada tekad atau niat yang mulia daripada tekad atau niat untuk berbuat baik. Hal berbuat baik itu bukan hanya... more »
  • 17-12-15

    Perumahan PJKA Palba

    Bangunan ini dihancurkan (dibumihanguskan) pada masa Clash II (1948), yang kemudian pada tahun 1950 didirikan bangunan baru, yang disesuaikan dengan... more »
  • 16-12-15

    Gelaran Pasar Keronc

    Acara ini istimewa, karena dapat menghadirkan suasana baru dalam keroncong, dari keroncong asli hingga kreasi. Diharapkan acara ini digelar rutin... more »
  • 16-12-15

    Mengenalkan Ular Lew

    Sioux adalah organisasi nirlaba yang bergerak dalam konservasi dan studi tentang ular. Mereka berusaha mengubah persepsi negatif masyarakat tentang... more »
  • 16-12-15

    ‘Wajah Perempuan’ Di

    Sastra Bulan Purnama edisi ke-51 akan diselenggarakan pada Rabu, 23 Desember 2015 pukul 19.30. Satu antologi puisi berjudul “Wajah Perempuan” karya... more »