SSJY Luncurkan Novel Berbahasa Jawa “Alun Samodra Rasa”

19 Aug 2015

Ardini Pangastuti BN kelahiran Tulungagung Jawa Timur, 55 tahun yang lalu, adalah salah satu wanita penulis sastra Jawa yang cukup produktif. Setidaknya hingga saat ini sudah ada 4 novel Ardini yang diterbitkan, tiga yang lain adalah “Bumerang”, “Nalika Prau Gonjing”, dan “Lintang.”

Sanggar Sastra Jawa Yogyakarta (SSJY), salah satu komunitas para pecinta sastra Jawa yang ada di wilayah Yogyakarta, pada Minggu 9 Agustus 2015, meluncurkan sebuah novel berbahasa Jawa berjudul “Alun Samodra Rasa” karya Ardini Pangastuti BN, salah satu anggota SSJY. Novel itu diluncurkan pada pertemuan rutin SSJY sekaligus dalam acara syawalan, bertempat di Balai Bahasa Yogyakarta, lembaga pemerintah yang mendukung kegiatan peluncuran buku ini.

Ardini Pangastuti BN kelahiran Tulungagung Jawa Timur, 55 tahun yang lalu, sering dipanggil Mbak Ardini, adalah salah satu wanita penulis sastra Jawa yang cukup produktif. Setidaknya hingga saat ini sudah ada 4 novel Ardini yang diterbitkan, tiga yang lain adalah “Bumerang”, “Nalika Prau Gonjing”, dan “Lintang.” Sementara beberapa cerita novel lainnya yang dimuat di berbagai majalah berbahasa Jawa secara bersambung, belum sempat diterbitkan, seperti: “Kajiret Jaring Sutra”, “Tangis Biru”, “Rembulan Wungu”, “Kidung Sukma Larasing Jiwa” dan “Pilihan”.

Pada peluncuran novel “Alun Samodra Rasa,” bedah buku novel disampaikan oleh Drs Tirto Suwondo MHum, Kepala Bahasa Yogyakarta dan dihadiri oleh para sastrawan dan peminat anggota SSJY Yogyakarta. Tirto Suwondo sebagai penanggap merasa senang bisa membaca novel sastra Jawa yang dewasa ini sudah sangat jarang diterbitkan, karena memang sedikit penerbit yang peduli dengan novel berbahasa Jawa, dengan alasan tidak laku dijual. Lalu ia juga mengatakan bahwa novel ini pantas dibaca sebagai cermin dan mawas diri atas kehidupan keluarga muda di zaman sekarang. Setidaknya sebagai gambaran atas fenomena yang terjadi selama ini, khususnya di masyarakat Jawa.

Lebih lanjut, katanya, bahasa Jawa yang digunakan juga bagus, runtut, dan sangat lancar. Walaupun kadang-kadang dijumpai kata-kata bahasa Indonesia muncul. Kata-kata itu sebenarnya bisa diganti dengan bahasa Jawa. Namun, bisa jadi memang kata-kata bahasa Indonesia itu dimunculkan, agar pembaca lebih mudah memahami novel ini sekaligus melihat fenomena penggunaan bahasa Jawa yang senyatanya hidup di masyarakat Jawa di zaman sekarang. Sedikit yang menggelitik, masih ada beberapa tulisan yang salah cetak, dan bahkan saking fatalnya salah cetak, menjadi sebuah kata Jawa yang “saru”. Misalkan penulisan “antar jemput” pada halaman 2, salah cetak dan tertulis “antar jemb…..”.

Novel “Alun Samodra Rasa” dibuat oleh Ardini Pangastuti tahun 2013. Inti kisah ini melukiskan tokoh Intan Purnami yang terpaksa berpisah dengan suaminya, Bregas Jatmiko, setelah menjalin rumah tangga selama 4 tahun. Hal itu disebabkan Bregas terlalu cemburu sehingga mudah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Lalu Intan Purnami kembali ke kota asalnya, Yogyakarta. Di tempat ini, ia bertemu kembali dengan mantan pacarnya, Pramudita. Namun, kedekatannya dengan Pram, membuat istri Pram, mengamuk. Jalan ceritanya romantis.

SSJY yang diketuai oleh Adi Satyoko berharap, novel yang sudah terbit di awal tahun 2015 ini bisa diterima oleh masyarakat, khususnya masyarakat Jawa yang masih peduli dengan karya sastra Jawa, sehingga karya sastra Jawa tetap hidup di lingkungannya sendiri.

Selain membedah novel karya Ardini Pangastuti, acara juga diisi dengan dialog, dan diselingi baca geguritan oleh pelajar luar DIY yang belajar di SMP Tamansiswa Yogyakarta.

Naskah dan foto: Suwandi

SSJY Launching Novel Jawa “Alun Samodra Rasa” di BBY, Minggu 9 Agustus 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi SSJY Launching Novel Jawa “Alun Samodra Rasa” di BBY, Minggu 9 Agustus 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi SSJY Launching Novel Jawa “Alun Samodra Rasa” di BBY, Minggu 9 Agustus 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 13-10-15

    Buku Lawas Tentang K

    Ini tergolong naskah kuno, terbitan Kolf Buning, 1929. Buku yang menjadi koleksi Perpustakaan Tembi ini berisi tentang gugurnya raja Bukbis (salah... more »
  • 13-10-15

    Bebek Panggang denga

    Daging Bebek Obong Sambel Pelem ini diambil dari bebek muda yang diolah dengan cara diungkep dengan bumbu-bumbu rempah, antara lain bawang merah,... more »
  • 13-10-15

    Kartun Yang Gelisah

    Pameran kartun yang digelar di pelataran parkir FEB UGM pada 7-10 Oktober 2015 ini secara khusus memang menyoroti persoalan ekonomi dan bisnis yang... more »
  • 12-10-15

    Ki Bayu Gupito Aji N

    Setiap kali mendapat kesempatan mendalang, mahasiswa tingkat akhir di ISI ini mengajak anak-anak muda untuk bersama-sama, bahu membahu melestarikan... more »
  • 12-10-15

    Buku Tentang Asal-us

    Melalui buku ini penulis menjelaskan tentang asal-usul wayang, perkembangan serta fungsinya. Tampak jelas bahwa kebudayaan Hindu memberi pengaruh... more »
  • 12-10-15

    Candi Prambanan Yang

    Hingga tahun 1933, Candi Siwa sudah mulai nampak bersih. Namun kehancuran di bagian tubuh dan atap masih belum diperbaiki secara sempurna. Pepohonan... more »
  • 10-10-15

    Wayang Topeng, Seni

    Kelompok Wayang Topeng Sekar Kedaton ini merupakan kelanjutan dari wayang topeng yang pernah dirintis oleh tokoh yang beranama Eyang Mlayakusuma pada... more »
  • 10-10-15

    Kamis Paing Termasuk

    Menurut kitab Primbon Betaljemur Adammakna, pada bulan Besar dan Sura ‘naga tahun’ berada di utara. Naga Jatingarang pada bulan Besar berada di utara... more »
  • 10-10-15

    Bilawa (4): Melumat

    Lagi-lagi Bilawa berhasil menancapkan kuku pancanaka, kali ini di lambung Rajamala, sehingga rebah bersimbah darah di arena. Bilawa membiarkan para... more »
  • 10-10-15

    Pameran Batik Pering

    Karya-karya batik yang ditampilkan pada pameran batik kali ini spesial batik-batik khas Yogyakarta, baik menampilkan motif klasik maupun motif... more »