Tiga Penyair Dari Tiga Kota Dalam Sastra Bulan Purnama Edisi Ke-49
03 Nov 2015Tiga penyair dari kota yang berbeda tampil di Tembi Rumah Budaya mengisi Sastra Bulan Purnama edisi ke-49, Kamis, 29 Oktober 2015, dengan launching antologi puisi karya masing-masing penyair. Wieranta, penyair dari Solo, yang pengajar di Universitas Sebelas Maret, Solo melepas antologi puisi berjudul ‘Sihir Cinta’.
Ethex, seorang penyair dari Mojokerto, yang juga pengajar di Institut Agama Islam Uluwiyah, Mojokerto membawakan antologi puisi berjudul ‘Dari Cinta Ke Negara’ dan Melur Seruni, seorang penyair dari Magelang yang tinggal di Singapura sebagai buruh migran menyajikan antologi puisi berjudul ‘Jejak Kelana’.
Para penyair membacakan puisi karyanya. Tapi ada juga para pembaca puisi yang membawakan puisi para penyair itu, seperti Karina membacakan puisi Wieranta, Wahjudi Jaya dan Aida Milasari membacakan puisi karya Melur Seruni, serta Sashmyta Wulandari membacakan puisi Ethex.
Ketiga penyair ini bukan pertama kali hadir dalam acara Sastra Bulan Purnama. Wieranta beberapa tahun lalu pernah tampil di Sastra Bulan Purnama bersama penyair lainnya saat launching antologi geguritan, puisi yang ditulis menggunakan bahasa Jawa. Ethex hadir pada Septrember 2015 saat launching antologi puisi saksi dan korban. Melur Seruni pada tahun 2013 datang di acara Sastra Bulan Purnama yang kebetulan saat itu turun hujan .
“Maka, dengan segera Sastra Bulan Purnama pindah di pendapa,” ujar Melur Seruni mengenang.
Ketiga penyair ini membaca puisi dengan santai, tidak bergejolak bahkan tidak heroik atau bisa dikatakan bukan penyair yang sekaligus aktor yang menyajikan pertunjukan teateritikal dalam membaca puisi. Hanya Melur Seruni, yang membaca dengan ekspresi kesedihan, dan seolah seperti hendak menangis. Entah peristiwa apa, mungkin ada hubungannya dengan pengalaman sebagai buruh migran.
Wieranta, yang mengaku sedang sakit flu, tampil tanpa terkesan sakit flu, atau mungkin malah sembuh ketika tampil membaca puisi.
Ethex menyempatkan datang dengan menumpang kereta api pada dari Mojokerto menuju Yogya. Melur Seruni memang sedang libur sebagai pekerja migran, dan tanggal 26 Oktober 2015 dia terbang dari Singapura menuju Yogya.
Sastra Bulan Purnama edisi ke-49 ini hanya menampilkan tiga penyair yang melaunching antologi puisi karya mereka sendiri, dan launchig antologi puisi bersama penyair dari Surabaya.
Selain membaca puisi, Sastra Bulan Purnama yang dihiasi bulan bundar dan langit cerah, menampilkan kelompok musik “Jejak Imaji’ dan pemetik gitar akustik Doni Suwung. Ami Simatupang tampil dengan dramatic reading dengan iringan gitar akustik dari Untung Basuki.
Ons Untoro
> SENI PERTUNJUKANBaca Juga
-
06-11-15
Menghidupkan Angka Dalam 100% Yogyakarta
Lakon ini memadukan antara pertunjukan, seminar dan penelitian, yang ketiganya tak terpisahkan. Dalam kata lain, pertunjukan “100% Yogyakarta”, meski... more » -
05-11-15
Tembang Kenangan Koes Plus & Koes Bersaudara di Tembi Rumah Budaya
Lagu-lagu Koes Plus dan Koes Bersaudara akan dikumandangkan pada hari Sabtu, 7 November 2015, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya dalam acara ‘Tembang... more » -
05-11-15
Teater Koma Pentaskan Naskah Klasik Rusia Dengan Model Wayang
Naskah klasik Rusia akan diangkat oleh Teater Koma dalam produksi terbarunya "Inspektur Jendral," bercerita tentang kondisi pejabat dan aparat korup... more » -
03-11-15
Ludruk Puisi Di Tembi
“Ini ludruk puisi garingan, yang sengaja dipentaskan di Tembi Rumah Budaya. Garingan artinya, datang dan pergi biaya sendiri,” ujar Giryadi, salah... more » -
02-11-15
Berbagi Rasa Dan Suasana Dalam Untaian Nada Bersama Frau
Dalam konser ini Frau mencoba menghadirkan pengalaman baru yang lebih menyeluruh dalam menikmati musik. Frau, atau yang akrab disapa Lani bersama... more » -
31-10-15
Macapatan Putaran ke-141 Menjadi Pemecah Rekor Swarawati Terbanyak
Di hadapan para pecinta macapat, Paguyuban Karawitan Laras Madya mendapat kesempatan untuk membawakan gendhing-gendhing Jawa melalui keterampilan... more » -
27-10-15
Empat Antologi Puisi di Malam Purnama
Sastra Bulan Purnama edisi ke-49 yang akan digelar, Kamis 29 Oktober 2015, meluncurkan empat buku antologi puisi karya penyair dari empat kota. Empat... more » -
26-10-15
“Dari Cinta ke Negara” Untuk Sastra Bulan Purnama
Sastra Bulan Purnama edisi ke-49, yang akan diselenggarakan Kamis 29 Oktober 2015, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, akan meluncurkan dari 4 buku... more » -
22-10-15
Penyair Pekerja Migran Tampil Di Sastra Bulan Purnama
Meski tinggal di Singapura, Melur Seruni aktif merespon kegiatan Sastra Bulan Purnama melalui Facebook. Apalagi Melur, melalui akun Facebook-nya,... more » -
21-10-15
Slank Ingin Bawa Reog & Roll Keliling Dunia
Jakarta menjadi kota ke-3 dalam rangkaian konser Slank 10 kota bertajuk ‘Reog & Roll’. Membawa konsep baru dalam konsernya, Slank menyuguhkan... more »
Artikel Terbaru
>-
06-11-15
Gugon Tuhon
Gugon tuhon lebih menggambarkan kepercayaan akan sesuatu yang tidak berdasarkan logika dan olahan akal budi. Kepercayaan yang dipercaya begitu saja... more » -
06-11-15
Menghidupkan Angka D
Lakon ini memadukan antara pertunjukan, seminar dan penelitian, yang ketiganya tak terpisahkan. Dalam kata lain, pertunjukan “100% Yogyakarta”, meski... more » -
06-11-15
Kamus Jerman-Indones
Perpustakaan Tembi punya banyak koleksi buku maupun naskah kuno. Sebagian koleksi tersebut tercatat diterbitkan jauh sebelum Indonesia merdeka.... more » -
05-11-15
Tembang Kenangan Koe
Lagu-lagu Koes Plus dan Koes Bersaudara akan dikumandangkan pada hari Sabtu, 7 November 2015, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya dalam acara ‘Tembang... more » -
05-11-15
Teater Koma Pentaska
Naskah klasik Rusia akan diangkat oleh Teater Koma dalam produksi terbarunya "Inspektur Jendral," bercerita tentang kondisi pejabat dan aparat korup... more » -
05-11-15
Festival Memedi Sawa
Pada FMS kali ini bentuk memedi sawah, yang umumnya terbuat dari jerami atau sekam padi, semakin bervariasi dan beraneka ragam. Memedi sawah adalah... more » -
05-11-15
Denmas Bekel 5 Novem
Denmas Bekel 5 November 2015 more » -
03-11-15
Ludruk Puisi Di Temb
“Ini ludruk puisi garingan, yang sengaja dipentaskan di Tembi Rumah Budaya. Garingan artinya, datang dan pergi biaya sendiri,” ujar Giryadi, salah... more » -
03-11-15
Asal-muasal Nama Tem
Judul : Toponim Kotagede. Asal Muasal Nama Tempat... more » -
03-11-15
Tiga Penyair Dari Ti
Tiga penyair dari kota yang berbeda tampil di Tembi Rumah Budaya mengisi Sastra Bulan Purnama edisi ke-49, Kamis, 29 Oktober 2015, dengan launching... more »
Tembi adalah Portal Berita Budaya Indonesia