‘Wajah Perempuan’ Di Bulan Purnama
16 Dec 2015Sastra Bulan Purnama edisi ke-51 akan diselenggarakan pada Rabu, 23 Desember 2015 pukul 19.30. Satu antologi puisi berjudul “Wajah Perempuan” karya dari 6 penyair perempuan yang berasal dari Yogya, Temanggung dan Magelang, akan di-launching dalam acara ini. Para penyair perempuan itu ialah D-Nyota, Selsa, Umi Azzurasantika Mahrul Prihastuti, Gendi Pembayun dan dan Zee Ohm.
Sastra Bulan Purnama edisi ke-51 akan diselenggarakan pada Rabu, 23 Desember 2015 pukul 19.30. Satu antologi puisi berjudul “Wajah Perempuan” karya dari 6 penyair perempuan yang berasal dari Yogya, Temanggung dan Magelang, akan di-launching dalam acara ini. Para penyair perempuan itu ialah D-Nyota, Selsa, Umi Azzurasantika Mahrul Prihastuti, Gendi Pembayun dan dan Zee Ohm.
Bulan Desember, lebih-lebih tanggal 22 Desember, mengingatkan kita akan Hari Ibu dan para penyair yang tampil di Sastra Bulan Purnama ini adalah sosok perempuan, yang sudah menjadi ibu dan (kelak) ada yang akan menjadi ibu. Artinya, ibu adalah identik dengan perempuan.
“Wajah Perempuan” yang menjadi judul antologi puisi, lebih disebabkan karena penyairnya perempuan, meskipun puisinya tidak semuanya bercerita mengenai dunia perempuan. Bahkan ada puisi yang berkisah mengenai persoalan sosial.
Ada juga puisi yang bercerita soal perempuan, judulnya “Ibu, Kau Surgaku” karya Selsa. Tapi ada juga puisi yang bercerita menyangkut lawan jenis perempuan yang diberi judul “Bapak” karya D-Nyota. Puisi cinta tak ditinggalkan dari “Wajah Perempuan” ini. Suasana dari cinta dalam puisi ini bisa ditemukan pada kata ‘rindu’, ‘setia, ‘kekasih’ dan sejenisnya.
Umi Azzurasantika sedikit agak berbeda, dia menyajikan puisi dengan tema-tema sosial. Sejenis puisi protes tetapi tidak mengepalkan tangan. Puisi-puisi itu diantaranya berjudul: “Reformasi,” “Jeruji Besi,’ “Hukuman Mati” dan lainnya. Selain puisi bertema sosial Umi juga menulis puisi bertema cinta, misalnya pada judul puisi ‘Kerinduan’ dan lainnya.
Puisi cinta dari penyair perempuan ini tidak selalu menyangkut cinta sejoli, lebih-lebih cinta birahi, namun menyangkut cinta akan alam, terhadap orang tua sampai kerinduan dan begitu cintanya pada Tuhan. Dalam kata lain, cinta dari para penyair perempuan bersifat transendental.
Para penyair perempuan ini sudah terbiasa menulis di blog, dan mereka tergabung dalam komunitas Kompasioner, terutama yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tentu saja, enam penyair perempuan ini hanyalah sedikit dari jumlah Kompasiner yang adan di seluruh Indonesia.
Puisi mereka memang terasa sederhana, namun enak untuk dibaca. Justru karena sederhana puisinya menjadi komunikatif sehingga orang bisa mudah mengerti puisi. Sebut saja, puisi mereka bukan jenis puisi ‘gelap’, tetapi puisi yang mencoba bercerita tentang sesuatu, yang selalu memiliki makna. Menyangkut makna inilah, kiranya tantangan bagi para penyair perempuan khususnya, dan penyair pada umumnya.
Jika ingin menikmati puisi karya 6 penyair perempuan dalam antologi puisi “Wajah Perempuan” silakan datang di acara Sastra Bulan Purnama edisi ke- 51, nanti pada 23 Desember 2015 di Tembi Rumah Budaya.
Ons Untoro
SENI PERTUNJUKANBaca Juga
- 16-12-15
Gelaran Pasar Keroncong Kotagede 2015, Demi Merengkuh Anak Muda
Acara ini istimewa, karena dapat menghadirkan suasana baru dalam keroncong, dari keroncong asli hingga kreasi. Diharapkan acara ini digelar rutin... more » - 07-12-15
Ki Margiono Suguhkan Kemampuan Terbaiknya
Ki Margiono (65), dalang senior yang juga dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta jurusan Pedalangan membawakan lakon Kumbakarno Gugur dengan serius... more » - 05-12-15
Tergiur Manisnya Bibir Penari
Ternyata kemangkiran Adipati Gendrasekti disebabkan oleh karena ia sibuk bersuka ria dengan seorang ledhek (penari) yang bernama Sariti. Bahkan... more » - 04-12-15
Wanita pun mendapat kesempatan Ngendang
Para pecinta macapatan yang hadir pada acara macapat malam Rabu Pon di Tembi Rumah Budaya pada 24 November 2015, ingin tahu siapakah pengendangnya.... more » - 03-12-15
Lagu Puisi Dari Ilya Kablam
Group Lagu Puisi (GLP) dari Malaysia khusus membawakan lagu puisi di Sastra Bulan Purnama edisi ke-50. Lagunya khas lagu pop, dan suara Ilya Kablam... more » - 01-12-15
Lomba Lagu Puisi di Tembi
Semua peserta memang terlihat masih tidak bisa membedakan antara lagu puisi dan musikalisasi puisi. Keduanya masih dicampuradukan, sehingga yang... more » - 25-11-15
Lagu Puisi Di Bulan Purnama
Sastra Bulan Purnama edisi ke-50 akan menampilkan lagu puisi, yang dimainkan oleh kelompok musik, yang memang sudah terbiasa menggarap puisi menjadi... more » - 24-11-15
Sastra Sunyi Dari GangSadewa
GangSadewa, grup musik yang memadukan musik etnik dan musik modern, mencoba hadir dengan mengolah sastra menjadi pertunjukan,dan sastra sunyi yang... more » - 21-11-15
Pentas Baca Godlob Nan Memukau
SuguhanTeater STEMKA di Pendapa Tembi Rumah Budaya malam itu memukau penonton yang berjubel di seputaran pendapa hingga halaman depan, kanan, dan... more » - 19-11-15
Sardono’s Restrospective Digelar di Pabrik Gula Kuno
Tokoh tari kotemporer Indonesia ini memodernkan tari tradisi dan berhasil mengenalkannya ke dunia internasional. Melalui pagelaran budaya... more »
Artikel Terbaru
- 19-12-15
Nicky Manuputty Saji
Lahir dan besar di Negeri Belanda tak membuat musisi berdarah Maluku ini lupa akan tanah kelahirannya. Meski sukses menjalani profesi sebagai... more » - 19-12-15
Jumat Ini Hari Baik,
Jumat Pon, 25 Desember 2015, kalender Jawa tanggal 13, bulan Mulud, tahun 1949 Jimawal, hari baik untuk berbagai macam keperluan. Tetapi tidak baik... more » - 18-12-15
Jumat Ini Hari Baik,
Hari Jumat Legi, 18 Desember 2015, kalender Jawa tanggal 6, bulan Mulud, tahun 1949 Jimawal, tergolong hari baik untuk berbagai macam keperluan.... more » - 18-12-15
Sawitri (4) Benarkah
Yamadipati tidak sampai hati menolak permohonan Sawitri agar Setyawan dihidupkan. Hyang Yamadipati mengembalikan nyawa Setyawan agar Sawitri hidup... more » - 18-12-15
Museum Pleret Bantul
Kegiatan yang digelar pada Minggu 13 Desember 2015 itu memang diprioritaskan untuk melibatkan langsung masyarakat dengan harapan agar masyarakat... more » - 17-12-15
Mustikaning Tekad Ik
Peribahasa ini menunjukkan bahwa tidak ada tekad atau niat yang mulia daripada tekad atau niat untuk berbuat baik. Hal berbuat baik itu bukan hanya... more » - 17-12-15
Perumahan PJKA Palba
Bangunan ini dihancurkan (dibumihanguskan) pada masa Clash II (1948), yang kemudian pada tahun 1950 didirikan bangunan baru, yang disesuaikan dengan... more » - 16-12-15
Gelaran Pasar Keronc
Acara ini istimewa, karena dapat menghadirkan suasana baru dalam keroncong, dari keroncong asli hingga kreasi. Diharapkan acara ini digelar rutin... more » - 16-12-15
Mengenalkan Ular Lew
Sioux adalah organisasi nirlaba yang bergerak dalam konservasi dan studi tentang ular. Mereka berusaha mengubah persepsi negatif masyarakat tentang... more » - 16-12-15
‘Wajah Perempuan’ Di
Sastra Bulan Purnama edisi ke-51 akan diselenggarakan pada Rabu, 23 Desember 2015 pukul 19.30. Satu antologi puisi berjudul “Wajah Perempuan” karya... more »