Umi Kulsum, Penyair yang Guru Bahasa Indonesia

11 Dec 2015

Umi selalu aktif dalam acara Sastra Bulan Purnama, yang diselenggarakan tiap bulan oleh Tembi Rumah Budaya. Dia bertindak sebagai pembawa acara, namun terkadang dia juga tampil membaca puisi.

Sehari-harinya dia sebagai guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2, Bantul, Yogyakarta. Tetapi dia mempunyai aktivitas lain, yakni menulis puisi. Makanya, selain sebagai guru Bahasa Indonesia, dia juga dikenal sebagai penyair. Nama lengkapnya Umi Kulsum, dan biasa dipanggil Umi.

Puisi-puisinya dimuat di sejumlah media lokal maupun nasional. Ada juga yang sudah diterbitkan dalam bentuk antologi bersama beberapa penyair lainnya, seperti buku antologi puisi berjudul “Menyisir Senja,” “Pulang” dan yang belum lama terbit antologi puisi “Negeri Poci Negeri Laut,” dan “Parangtritis.”

Umi selalu aktif dalam acara Sastra Bulan Purnama, yang diselenggarakan tiap bulan oleh Tembi Rumah Budaya. Dia bertindak sebagai pembawa acara, namun terkadang dia juga tampil membaca puisi.

Selain menulis puisi, terkadang dia juga menulis cerpen, dan cerita anak. Tetapi tampaknya dia sangat menikmati menulis dan membaca puisi. Alumni Universitas Sarjana Wisata Tamansiswa Yogyakarta ini, juga sering terlibat dalam kegiatan kesenian, terutama yang berkaitan dengan sastra, seperti diskusi sastra, pentas musik puisi dan baca puisi.

Umi sering tampil membaca puisi di sejumlah tempat di Yogyakarta. Setiap kali diminta membaca puisi, sejauh waktunya luang, Umi tak bisa menolak. Puisi seperti tak bisa lepas dari hidupnya, bahkan hari-harinya seperti diisi puisi.

Puisinya mengambil tema bermacam-macam, jarang sekali menulis tema cinta, tapi lebih menulis cinta terhadap kehidupan, bukan cinta sejoli. Juga puisi suasana: puisi yang menyajikan kisah suasana hati, suasana alam dan sejenisnya. Ada puisi kritik, tapi bukan jenis puisi kritik yang mengepalkan tangan.

Bersama 7 penyair perempuan lainnya, Umi Kulsum sedang menyiapkan satu antologi puisi, yang akan di-launching di Sastra Bulan Purnama 23 Desember 2015. Antologi puisi ini diberi judul “Kepada Anakku.” Mungkin, karena penyairnya semua perempuan, yang sudah memiliki anak, maka puisinya diperuntukkan bagi anaknya.

“Saya bersama teman-teman sedang menyiapkan antologi puisi yang dicetak secara indie dan nanti akan di-launching di Sastra Bulan Purnama,” kata Umi Kulsum.

Empat puisi karyanya dimuat dalan antologi puisi 175 Penyair dari Negeri Poci 6. Para penyair dari Negeri Poci ini berasal dari daerah-daerah di seluruh Indonesia, yang dikuratori penyair terkenal dari Jakarta diantaranya Kurniawan Junaedhi dan Adri Darmaji Woko. Keempat puisi tersebut berjudul “Pesisir Depok,” “Watu Gilang,” “Kasongan,” dan “Sajak Cinta Untuk Yogyakarta.”

Penyair, akan terus disebut sebagai penyair jika terus menulis puisi. Hanya mati yang memisahkannya dari puisi. Semoga Umi terus menulis puisi sampai maut memisahkannya.

Ons Untoro

Umi Kulsum Penyair dan guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Bantul sedang membawakan acara Sastra Bulan Purnama di Tembi Rumah Budaya, foto: dok Tembi PROFIL

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 16-12-15

    Gelaran Pasar Keronc

    Acara ini istimewa, karena dapat menghadirkan suasana baru dalam keroncong, dari keroncong asli hingga kreasi. Diharapkan acara ini digelar rutin... more »
  • 16-12-15

    Mengenalkan Ular Lew

    Sioux adalah organisasi nirlaba yang bergerak dalam konservasi dan studi tentang ular. Mereka berusaha mengubah persepsi negatif masyarakat tentang... more »
  • 16-12-15

    ‘Wajah Perempuan’ Di

    Sastra Bulan Purnama edisi ke-51 akan diselenggarakan pada Rabu, 23 Desember 2015 pukul 19.30. Satu antologi puisi berjudul “Wajah Perempuan” karya... more »
  • 15-12-15

    Kamus “Baoesastra Dj

    Pembuatan aplikasi bahasa Jawa tersebut dimaksudkan untuk menyasar kaum muda supaya lebih mudah belajar bahasa Jawa. Maklum, kebanyakan anak muda... more »
  • 15-12-15

    Wayang Klitik yang N

    Apa yang disajikan dalam foto ini setidaknya bisa “bercerita” tentang salah satu seni pertunjukan tradisional Jawa. Bagaimanapun apa yang dilakukan... more »
  • 14-12-15

    Malam ini Pembukaan

    Jupri, seorang pelukis dari Pasuruan, Jawa Timur, yang memiliki pengalaman menjadi wartawan media harian, mencoba mengangkat persoalan sosial TKI ke... more »
  • 14-12-15

    Babad Pati, Sejarah

    Babad Pati aslinya ditulis oleh KM Sosrosumarto dan S Dibyosudiro pada tanggal 1 Januari 1925 di daerah Gemolong, Sragen dan Pati, Semarang, Jawa... more »
  • 12-12-15

    Pasar Keroncong Kota

    “Pasar Keroncong Kota Gede” diselenggarakan Sabtu ini, 12 Desember 2015, pukul 16.00-24.00 WIB. Sesuai dengan nama acara, pertunjukan ini akan... more »
  • 12-12-15

    Sanggar Kummis Terba

    Festival Teater Jakarta 2015 sudah berakhir, Sanggar Kummis dari STIE Ahmad Dahlan, Jakarta berhasil menyabet juara pertama kelompok teater terbaik... more »
  • 12-12-15

    Rombongan ACICIS Ant

    Keberhasilan mereka dalam menawar ternyata membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Sekalipun selisih yang didapatkan dari tawar-menawar itu hanya... more »