Mengupas Keistimewaan Pariwisata Yogyakarta

Author:editortembi / Date:02-04-2014 / Keistimewaan pada aspek budaya bagi Yogyakarta harus bisa menarik bagi wisatawan Nusantara (domestik) maupun mancanegara. Masing-masing kategori wisatawan ini memiliki ketertarikan atau minat wisata yang sangat mungkin berbeda.

Prof.Dr. Heddy Sri Ahimsa Putra, M. Phil. dalam diskusi Mewujudkan Keistimewaan dalam Pariwisata di Pusat Studi Pariwisata UGM, difoto: Rabu, 26 Maret 2014, foto: a.sartono
Pembicara Prof Dr Heddy Sri Ahimsa Putra

Pada prinsipnya keistimewaan dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak pada aspek kebudayannya. Wujud kebudayaan sendiri bisa dipilah menjadi gagasan, kebahasaan, perilaku, dan material. Hal yang paling penting dari kebudayaan yang berkait dengan pariwisata adalah hal yang mudah diamati (dilihat), dirasakan, dan dialami.

Begitulah sebagian pokok bahasan yang mengemuka dalam seminar kepariwisataan yang digelar Pusat Stusi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada hari Rabu, 26 Maret 2014 di Kampus Bulaksumur Blok J-3 Yogyakarta. Pembicara dalam acara ini adalah Prof Dr Heddy Shri Ahimsa Putra M Phil, peneliti senior Puspar UGM dan Guru Besar Ilmu Antropologi FIB, UGM.

Keistimewaan di bidang budaya bagi Yogyakarta ini perlu pula ditekankan pada budaya yang mudah dilihat atau diamati seperti budaya material, perilaku, dan aktivitas. Sementara untuk budaya material dapat dilihat contohnya misalnya pada kawasan dengan corak khas, bangunan dengan corak khas, alat transportasi dengan desain khas, pakaian dengan corak khas, makanan (kuliner) dengan bahan, tampilan, dan rasa yang khas, dan lain-lain.

Sedangkan untuk perilaku yang dapat diamati misalnya tentang ritual yang terjadi baik tahunan, bulanan, mingguan, dan seterusnya. Dapat juga dicermati tentang aktivitas pasar tradisional, kehidupan sehari-hari, kesenian, dan lain sebagainya.

Keistimewaan pada aspek budaya bagi Yogyakarta harus bisa menarik bagi wisatawan Nusantara (domestik) maupun mancanegara. Masing-masing kategori wisatawan ini memiliki ketertarikan atau minat wisata yang sangat mungkin berbeda.

Peserta diskusi Mewujudkan Keistimewaan dalam Pariwisata di Pusat Studi Pariwisata UGM, difoto: Rabu, 26 Maret 2014, foto: a.sartono
Peserta diskusi di Pusat Studi Pariwisata UGM

Apakah misalnya, Malioboro masih istimewa, demikian pun Tugu, Tamansari, Benteng Vredeburg, Keraton, Parangtritis, Parangkusumo, masih istimewa di mata wisatawan mancanegara maupun domestik. Jika memang ya, dimana letak keistimewaannya. Jika tidak, lalu kebijakan apa yang mesti diambil sehubungan dengan hal itu. Mungkin juga perlu lebih digali lagi makna istimewa itu sendiri berkait dengan destinasi wisata yang ada di Yogyakarta.

Mungkin juga perlu membuat semacam mapping segala hal yang memang bisa lebih ditingkatkan lagi citra keistimewaannya. Perlu juga ditingkatkan paket-paket wisata yang menyatu dalam jejaring, misalnya dengan membuat paket wisata Keraton-Wisata Kampung-Pecinan-Pantai. Bisa juga Keraton-Desa Wisata-Pasar Tradisional-Prambanan, atau yang lain.

Seandainya wisata di Yogyakarta kemudian maju pesat dengan jumlah pengunjung melimpah, masa tinggal yang relatif lama, dan lain-lain, tentu akan semakin menambah keramaian di Yogyakarta. Hanya saja, siapkah Yogyakarta dengan segala SDM, infrastruktur, dan segala macam prasarana yang ada. Kemacetan dan kepadatan pemukiman mungkin menjadi kendala yang harus dicarikan solusinya untuk jangka pendek maupun panjang.

Naskah dan foto: A. Sartono

Peristiwa budaya

Latest News

  • 05-04-14

    Pasinaon Basa Jawa K

    Pancen menawi dipun tandhingaken kaliyan jaman rumiyin, undha-usuk basa Jawi samenika langkung ringkes. Dene ing jaman rumiyin undha-usuk basa Jawi... more »
  • 05-04-14

    Jejak Pahlawan Nasio

    Hari besar tersebut untuk mengenang jasa-jasa besar dia yang berusaha memajukan pendidikan wanita agar setara dengan pria. Hal itu dilatarbelakangi... more »
  • 05-04-14

    Kesuksesan dan Kesej

    Orang Wuku Tolu kokoh pendiriannya, teliti, serius dalam pembicaraan dan sabar, namun sedikit sombong dan mau berbohong. Agar terhindar dari mara... more »
  • 05-04-14

    Sang Hyang Patuk Ber

    Banyak orang mengira bahwa anak nomor dua yaitu Sang Hyang Patuk dan anak nomor sembilan yaitu Batara Temboro lahir kembar, karena wajah keduanya... more »
  • 04-04-14

    Judul Buku 90

             ... more »
  • 04-04-14

    Menjelajah Nusantara

    Apalagi koleksi kopi di Tirana akan terus ditambah. Dalam waktu dekat ini, akan datang anggota baru dari Toraja dan Papua. Kopi Toraja sudah banyak... more »
  • 04-04-14

    Stasiun Winongo, Sal

    Stasiun Winongo dibangun sekitar tahun 1874. Stasiun ini dibangun sebagai rangkaian dari rute kereta api yang dikembangkan NISM/NIS (Nederlands... more »
  • 03-04-14

    Empat Tahun Perjalan

    Panggung Musik Tradisi Baru (MTB) menjadi benang merah sekaligus penanda visi Forum Musik Tembi (FMT) untuk memberi ruang kreatif bagi para musisi... more »
  • 03-04-14

    Lintang Panjer Wengi

    Buku antologi puisi yang memuat karya 90 penyair Yogya, Sabtu, 29 Maret 2014, diluncurkan di Taman Budaya Yogya, Jalan Sri Wedari 1. Dalam buku itu... more »
  • 03-04-14

    Sensasi Blusukan den

    Naik andong bagi orang kota tentulah merupakan sensasi tersendiri. Betapa tidak. Karena begitu kaki penumpang menginjak foot step, untuk bisa naik ke... more »