Empat Tahun Perjalanan Program Musik Tradisi Baru dalam Festival Musik Tembi

Author:editortembi / Date:03-04-2014 / Panggung Musik Tradisi Baru (MTB) menjadi benang merah sekaligus penanda visi Forum Musik Tembi (FMT) untuk memberi ruang kreatif bagi para musisi dalam menciptakan karya musik baru berdasarkan idiom musik tradisi Nusantara. Dalam FMT yang selalu berlangsung selama tiga hari setiap tahunnya, Panggung MTB selalu berada di malam kedua festival.

Empat Tahun Perjalanan Program Musik Tradisi Baru dalam Festival Musik Tembi
Poster Dicari Musik Tradisi Baru 2013

Festival Musik  Tembi pertama kali digelar oleh Forum Musik  Tembi (foMbi) pada Mei 2011 di  Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Sebagai festival tahunan, ada sebuah program yang selalu hadir dalam Festival Musik  Tembi (FMT), yakni Panggung Musik Tradisi Baru.

Panggung Musik Tradisi Baru (MTB) menjadi benang merah sekaligus penanda visi FMT untuk memberi ruang kreatif bagi para musisi dalam menciptakan karya musik baru berdasarkan idiom musik tradisi Nusantara. Dalam FMT yang selalu berlangsung selama tiga hari setiap tahunnya, Panggung MTB selalu berada di malam kedua festival. Lalu bagaimana kisah lebih lanjut mengenai Panggung Musik Tradisi Baru?

Embrio Panggung MTB berawal dari perbincangan foMbi dengan antropolog dan budayawan, Lono Simatupang pada awal tahun 2011. Saat itu muncul dalam perbincangan bahwa ruang kreasi untuk pengembangan musik-musik tradisi Nusantara masih sangat dibutuhkan banyak pihak.

Lono mengatakan, Festival Musik  Tembi yang akan digelar saat itu dipandang sebagai ruang yang tepat untuk mengakomodasi munculnya berbagai ide kreatif dan olahan-olahan baru dengan bahan dasar musik tradisi Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Bahan tersebut bebas, bisa dari segi instrumentasi, ritme tradisi, idiom, maupun nuansa musik yang dipengaruhi musik tradisi.

Empat Tahun Perjalanan Program Musik Tradisi Baru dalam Festival Musik Tembi
Salah satu peserta Panggung Musik Tradisi Baru 2013, 
Alam Dewata Band dari Bali

Dari perbicangan sebagai ide dasar, tim foMbi menyambut antusias dan mengolahnya menjadi rencana nyata yang disiapkan sebagai bagian dari FMT 2011. Panggung MTB muncul sebagai salah satu program dari rangkaian tiga hari FMT yang akan diselenggarakan. Untuk menarik para musisi bergabung dalam Panggung MTB, dibuka audisi dengan tagline: ‘Dicari Musik Tradisi Baru’ 2011 dengan beberapa syarat, diantaranya peserta berusia 17-35 tahun dengan mengirimkan rekaman karya mereka. Sebagai hadiah, 8 peserta terbaik masuk dalam Album Kompilasi MTB.

Animo para musisi di tahun pertama MTB cukup baik. Belasan grup musik mengirimkan karya mereka untuk diseleksi awal oleh pengamat musik. Pada tahun pertama FMT, tiga pengamat musik dihadirkan, yakni komponis - Rahayu Supanggah, arranger¬ – Oni Krisnerwinto, dan kritikus musik – alm Remy Soetansyah. Dari belasan karya yang masuk, dipilih 8 peserta yang bisa tampil dalam panggung MTB 2011, yakni Soul of etania (Surakarta), Sobaya (Yogyakarta), Nadidada (Yogyakarta), Luca & Friends (Yogyakarta), Orang Palu (Palu), Pajumonca (Bima, Nusa Tenggara Barat), Akar Liar (Yogyakarta), dan Christanto Hadijaya (Yogyakarta).

Selain album kompilasi untuk 8 peserta, juga ada hadiah pasca Panggung MTB yakni pencipta terbaik dan penyaji terbaik yang dipilih oleh pengamat musik dan penampil favorit pilihan audien. Pada MTB 2011, Soul of Etania menjadi pencipta terbaik, sedangkan penyaji terbaik adalah Sobaya. Nadidada menjadi penampil favorit pilihan audiens.

Pada tahun 2012, animo terhadap MTB semakin besar. Kali ini formasi pengamat musik MTB berbeda. Dihadirkan wartawan musik dari Harian Kompas – Frans Sartono, gitaris Sheila on 7 – Erros Chandra, dan penggiat grup musik Kua Etnika – Purwanto. Ada 7 grup yang lolos seleksi awal dan menjadi penampil di panggung MTB 2012, yakni Sound of Hanamangke (Bandung), BCR Project (Yogyakarta), Psycoetnic (Malang), Kazavi (Bandung), Ibu Jari (Yogyakarta), Jalan Pulang (Yogyakarta), dan Septian Dwi Cahyo (Bogor).

Empat Tahun Perjalanan Program Musik Tradisi Baru dalam Festival Musik Tembi
Album Kompilasi Musik Tradisi Baru 2012

Tahun 2013 lalu, kembali dihadirkan tiga pengamat untuk panggung MTB, yakni Etnomusikolog – Rizaldi Siagian, Diretur  Tembi Rumah Budaya – Norbertus Nuranto, dan Frans Sartono untuk kali kedua. Ada hal yang berbeda dalam MTB 2013. Pada MTB 2011 dan 2012, semua grup yang lolos dalam seleksi awal dan tampil di Panggung MTB secara otomatis masuk dalam Album Kompilasi MTB selain penentuan pencipta terbaik, penyaji terbaik pilihan pengamat musik dan penampil favorit pilihan audien. Sedangkan pada MTB 2013 kategori penyaji, pencipta terbaik dan penampil favorit dihapuskan karena berdasarkan perbincangan dengan pengamat bahwa Panggung MTB bukanlah ajang berkompetisi melainkan sebuah ruang untuk berkreasi dan berproses bersama mengolah idiom musik tradisi Indonesia.

Ada 7 grup yang akhirnya masuk dalam Album Kompilasi MTB 2013, yakni Ell-Phant (Medan), Alam Dewata Band (Bali), Megho Etnik Nusantara (Yogyakarta), Akim (Yogyakarta), BWJ Youth (Bandung), Java Migrant (Yogyakarta), Angela Lopez (Spanyol).

Tahun ini, FMT telah menginjak tahun keempat penyelenggaraan dan Panggung MTB selalu menjadi bagian di dalamnya. Bagaimana ide-ide kreatif para musisi muda dalam mengolah berbagai idiom musik tradisi nusantara dalam MTB tahun ini?. Marilah sama-sama kita nantikan.

Nonton yuk ..!

Naskah dan Foto: Gardika Gigih Pradipta

Bale Karya Pertunjukan Seni

Latest News

  • 05-04-14

    Pasinaon Basa Jawa K

    Pancen menawi dipun tandhingaken kaliyan jaman rumiyin, undha-usuk basa Jawi samenika langkung ringkes. Dene ing jaman rumiyin undha-usuk basa Jawi... more »
  • 05-04-14

    Jejak Pahlawan Nasio

    Hari besar tersebut untuk mengenang jasa-jasa besar dia yang berusaha memajukan pendidikan wanita agar setara dengan pria. Hal itu dilatarbelakangi... more »
  • 05-04-14

    Kesuksesan dan Kesej

    Orang Wuku Tolu kokoh pendiriannya, teliti, serius dalam pembicaraan dan sabar, namun sedikit sombong dan mau berbohong. Agar terhindar dari mara... more »
  • 05-04-14

    Sang Hyang Patuk Ber

    Banyak orang mengira bahwa anak nomor dua yaitu Sang Hyang Patuk dan anak nomor sembilan yaitu Batara Temboro lahir kembar, karena wajah keduanya... more »
  • 04-04-14

    Judul Buku 90

             ... more »
  • 04-04-14

    Menjelajah Nusantara

    Apalagi koleksi kopi di Tirana akan terus ditambah. Dalam waktu dekat ini, akan datang anggota baru dari Toraja dan Papua. Kopi Toraja sudah banyak... more »
  • 04-04-14

    Stasiun Winongo, Sal

    Stasiun Winongo dibangun sekitar tahun 1874. Stasiun ini dibangun sebagai rangkaian dari rute kereta api yang dikembangkan NISM/NIS (Nederlands... more »
  • 03-04-14

    Empat Tahun Perjalan

    Panggung Musik Tradisi Baru (MTB) menjadi benang merah sekaligus penanda visi Forum Musik Tembi (FMT) untuk memberi ruang kreatif bagi para musisi... more »
  • 03-04-14

    Lintang Panjer Wengi

    Buku antologi puisi yang memuat karya 90 penyair Yogya, Sabtu, 29 Maret 2014, diluncurkan di Taman Budaya Yogya, Jalan Sri Wedari 1. Dalam buku itu... more »
  • 03-04-14

    Sensasi Blusukan den

    Naik andong bagi orang kota tentulah merupakan sensasi tersendiri. Betapa tidak. Karena begitu kaki penumpang menginjak foot step, untuk bisa naik ke... more »