Sentra Mebel Bambu

Di Jogja dikenal beberapa sentra kerajinan bambu, di antaranya adalah Dusun Sendari, Kalurahan Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Sentra kerajinan bambu di Sendari ini lebih menitikberatkan pada mebel bambu. Sentra kerajinan bambu ini menempati ruas Jalan Purbaya atau Jalan Kabupaten Sleman-Godean, khususnya di Dusun Sendari. Salah satu pengrajin mebel bambu yang sempat ditemui Tembi di lokasi adalah Muryadi (49).

Menurut pengakuan Muryadi usaha kerajinan bambu ini telah ada di Dusun Sendari sejak tahun 1960-an. Semula memang tidak banyak orang yang menggeluti profesi ini. Muryadi sendiri menggeluti usaha kerajinan mebel bambu ini sejak tahun 1976. Akan tetapi sebelumnya ia telah cukup intensif terlibat dalam proses produksi kerajinan bambu karena ia memang terbiasa membantu ayahnya yang bernama Sedyo Harsono yang telah lebih dulu merintis usaha ini sejak tahun 1960-an. Jadi, saat ini Muryadi bertindak meneruskan usaha yang pernah dirintis ayahnya terlebih dulu. Selain itu Muryadi bertekad untuk melestarikan kerajinan mebel bambu yang merupakan salah satu mebel tradisional Indonesia. Baginya, menekuni kerajinan mebel bambu bukan hanya mencari uang, namun sekaligus membuka lapangan kerja dan melestarikan kebudayaan bangsa.

Sama seperti pengrajin di bidang lain, usaha kerajinan mebel bambu juga mengalamai pasang surut. Pemasaran merupakan kendala yang cukup berat bagi hampir semua produsen termasuk produsen mebel bambu seperti Muryadi. Sekalipun demikian, ada pula masa-masa yang manis dalam usaha ini. Bahkan Muryadi sering kuwalahan menerima order dari konsumen, bahkan sering menolaknya karena tidak memenuhi tuntutan konsumen yang ingin mebel bambunya jadi dalam satu-dua hari. Masa-masa kebanjiran order umumnya saat menjelang hari raya khususnya Hari Raya Lebaran.

Masa-masa sepi order pun sering ada, khususnya masa atau saat menjelang tahun ajaran baru. Pada masa seperti ini umumnya orang tua sedang butuh dana banyak untuk memasukkan anaknya ke sekolah baru atau membayar pendaftaran ulang bagi anaknya yang naik kelas.

Bagi Muryadi dan hampir semua pengrajin mebel bambu di Sendari tidak ada yang sulit dalam kaitannya dengan produksi. Masalah desain mereka semua mampu mengerjakannya asal ada gambarnya. Katakanlah desain sesulit apa pun dapat dikerjakan asal sesuai dengan ongkosnya. Persoalan bahan baku berupa bambu pun belum menjadikan masalah. Artinya, persediaan bambu di tangan petani bambu masih tersedia cukup melimpah. Pasokan bambu tidak hanya berasal dari seputaran Jogja tetapi juga berasal dari Klaten, Wonogiri, dan Magelang.

Sampai saat ini jenis mebel yang paling disukai konsumen adalah jenis mebel yang berasal dari bambu wulung (bambu hitam). Minat pada jenis mebel berbahan baku bambu wulung ada sekitar 70 prosen. Sedangkan yang 30 prosen adalah pada bambu tutul, petung, dan apus.

Menurut Muryadi ia bersama karyawannya yang berjumlah 8 orang mampu menyelesaikan satu set meja kursi untuk ruang tamu selama satu hari saja. Muryadi sendiri dalam mempekerjakan karyawannya tidak menggunakan sistem borong melainkan sistem harian. Alasannya, ia tidak terlalu mengejar target jumlah produksi. Ia lebih menekankan pada hasil produk yang prima. Selain itu sistem borong membuat perasaan terburu-buru (kemrungsung) sehingga membuat suasana hati tidak tenang. Sistem harian juga memudahkan perencanaan dan penempatan karyawan sesuai keahliannya masing-masing. Gradasi gaji pun dapat disesuaikan dengan keahlian atau profesionalitasnya masing-masing.

Di Sendari sendiri ada sekitar 40-an pengusaha kerajinan mebel bambu. Setiap pengusaha rata-rata memiliki 5-8 karyawan sehingga kalau dihitung secara garis besar, maka ada sekitar 320 orang yang terlibat dalam proses produksi mebel bambu di Sendari. Itu pun yang dihitung secara formal sedangkan pekerja yang tidak formal (misalnya ibu-ibu bahkan remaja) yang membantu proses produksi ini juga cukup banyak. Umumnya kaum ibu atau remaja mengerjakan hal itu sebagai bentuk bantuan kepada keluarga sekaligus mengisi waktu luang.

Harga untuk satu set meja kursi gaya Jepara (dhengkulan) adalah Rp 300.000,-. Sedangkan untuk satu set meja kursi sudut adalah Rp 400.000,-. Satu set meja kursi model Bali adalah Rp 600.000,-. Harga seperti itu sudah termasuk ongkos kirim (jika jarak konsumen dan produsen tidak lebih dari 10 kilometer). Jika jaraknya lebih dari itu, maka konsumen dikenai biaya tambahan sebagai biaya kirim.

a.sartono

Sentra Mebel Bambu Sentra Mebel Bambu Sentra Mebel Bambu Sentra Mebel Bambu Sentra Mebel Bambu Sentra Mebel Bambu




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta