Tembi

Yogyakarta-yogyamu»PURNA TUGAS JEMBATAN MADUKISMO LAMA

01 Jan 2008 08:00:00

Yogyamu

PURNA TUGAS JEMBATAN MADUKISMO LAMA

Jembatan lama yang membentang di atas Sungai Bedog yang menghubungkan Dusun Kembaran dan Sembungan (barat jembatan) dan Padokan serta Cemplung (di timur jembatan), Kecamatan Kasihan, Bantul saat ini (2007) nyaris tidak digunakan lagi. Hal ini disebabkan oleh karena kondisinya yang telah demikian tua serta membahayakan. Sebagai penggantinya telah dibuatkan jembatan baru di sisi utara jembatan lama dengan kondisi yang lebih lebar dan beraspal halus.

Jembatan lama yang sering disebut sebagai Jembatan Madukismo ini telah memberikan jasanya yang besar bagi warga di sebelah barat Sungai Bedog dan sebelah timurnya. Jembatan lama ini dibangun dengan kosntruksi baja. Sistem penyambungan bajanya terbuat sedemikian rupa sehingga secara visualisasi memberikan nuansa yang unik.

Plat-plat baja yang disambung silang menyilang dan dibuat di kanan kiri sepanjang jembatan tampak seperti anyaman pada sebuah pagar bambu. Sistem kuncian atau perekatan antar baja yang dengan menggunakan paku kelin (mati) memberikan kesan tekanan pada kekunoannya. Di samping tentu saja, bercak-bercak karat yang mulai mengikis bajanya. Lubang-lubang aspal di atas jembatan itu juga semakin menambah kesan ketuaan Jembatan Madukismo lama.

Pembangunan jembatan baru di sisi utara Jembatan Madukismo lama tentu saja telah mampu menggantikan peran jembatan lama mengingat jembatan baru dibangun dengan lebih lebar, beraspal halus, dan konstruksi beton yang kelihatan kokoh. Kini, Jembatan Madukismo lama boleh mengiri pada peran jembatan baru di sisinya.

Jembatan Madukismo lama ini diperkirakan dibangun pada tahun 1955-1956 seiring dengan pendirian Pabrik Gula Madukismo. Jadi, jika dihiting-hitung usianya sudah ada sekitar 52 tahunan. Usia yang demikian itu dalam ketentuan perundang-undangan kepurbakalaan sudah dapat dikategorikan sebagai Benda Cagar Budaya.

Di Yogyakarta ini dapat dikatakan hanya ada satu jembatan dengan pengaman berupa jaring plat baja atau anyaman plat baja yang bila dipandang sekilas lebih mirip anyaman bamboo (gedek) atau pagar bambu. Mengingat kekhasan dan usianya itu sebenarnya Jembatan Madukismo ini bisa dimasukkan sebagai BCB. Jika agrowisata yang pernah dirintis PG Madukismo bisa lancar berjalan, maka barangkali Jembatan Madukismo lama ini bisa menjadi salah satu rangkaian paket wisatanya.

Jembatan Madukismo lama ini memiliki panjang sekitar 15 meter dan lebar sekitar 5 meteran. Jembatan yang sangat berjasa di masa lalu itu kini seperti orang pensiunan yang termangu karena sudah tidak berfungsi lagi. Barangkali, kita boleh ikut mengenangkan masa-masa kejayaannya. Waktu terus berlalu, yang lama tinggal kita kenangkan, yang baru kita songsong dengan tanpa meninggalkan kekritisan kita.

Sartono K




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta