Tembi

Yogyakarta-yogyamu»POTISASI DI TENGAH KOTA YOGYAKARTA

01 Jan 2008 04:39:00

Yogyamu

POTISASI DI TENGAH KOTA YOGYAKARTA

Kota Yogyakarta secara agak tiba-tiba membuat taman-taman utamanya di trotoar ujung selatan Jl. Ahmad Yani (di depan Gedung Agung) dan (di depan Benteng Vredeburg). Taman ini salah satunya dibuat dengan menggunakan pot dalam ukuran yang relatif besar sehingga seolah tekesan ingin melahap lahan di sekitarnya. Tentu saja orang akan bertanya-tanya, mengapa pot itu dibuat sedemikian besar. Apakah memang ada urgensi antara kebesaran pot dengan katakanlah, tata artistik pertamanan, pencapaian pada suasana kesejukan, ataukah ada tujuan lain di balik itu.

Pembangunan tamanisasi itu sendiri tentu saja bukan merupakan sesuatu yang buruk. Setidaknya hal itu dapat memberikan sentuhan kehijauan, kesejukan di tengah suasana panas, gerah, dan pengap di pusat jantung kota Yogyakarta. Di samping itu, taman itu sendiri dapat menjadi tempat untuk istirahat sejenak bagi pejalan kaki yang kepenatan setelah berjalan-jalan di sepanjang Malioboro, Senapati, Shopping, maupun tempat yang lain. Hal ini juga dibuktikan dengan dibangunnya kursi panjang permanen yang terbuat dari semen (beton).

Pot dan taman yang diletakkan di trotoar tersebut barangkali memang ditujukan untuk memberikan kesejukan bagi pejalan kaki. Akan tetapi taman ini juga telah menggeser kedudukan para pedagang kaki lima yang selama ini mangkal di depan Benteng Vredeburg dan Gedung Agung. Bagi para pedagang kaki lima yang selama ini mangkal di sana keberadaan taman ini mungkin dirasa mengganggu. Setidaknya telah menggeser lahan penghidupan mereka. Akan tetapi bagi publik Yogya keberadaan taman ini mungkin sedikit memberi kelegaan di tengah kepadatan pedagang kaki lima di sepanjang ruas kawasan Malioboro.

Satu hal yang mungkin menimbulkan pertanyaan di hati adalah mengapa taman-taman di tengah kota (termasuk Yogyakarta) hampir selalu tidak pernah diberi tanaman yang berfungsi sebagai perindang. Hampir semua taman di tengah kota hanya ditanami tanaman pendek atau bahkan rumput. Warna kehijauan barangkali memang dapat dimunculkan oleh taman model ini, akan tetapi efek teduh dan hawa sejuk tampaknya sulit muncul dari taman semacam ini. Di samping itu, taman di tengah kota cukup rawan dari tangan-tangan jahil (vandalisme). Untuk itulah kesadaran untuk menjaga lingkungan kota perlu selalu ditumbuhkan bagi penduduk kota itu sendiri., di samping tentu saja perawatan untuknya selalu diperlukan.

Berikut ini Tembi menyajikan hasil buruannya berkenaan dengan taman/pot-pot besar yang baru-baru ini menghiasi jantung kota Yogyakarta. Selamat menikmati.

Teks: Sartono Kusumaningrat
Foto: Didit PD.





Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta