Tembi

Yogyakarta-yogyamu»MENYIASATI MUSIM KEMARAU

01 Jan 2008 04:19:00

Yogyamu

MENYIASATI MUSIM KEMARAU

Musim kemarau merupakan musim yang tidak diharapkan oleh sebagian besar petani. Tentu saja, karena andalan petani dalam pengolahan lahan pertaniannya mendasarkan diri pada air di samping pupuk. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi tanaman. Jika air tidak ada sama artinya dengan gagalnya pertumbuhan tanaman. Hal semacam ini jelas menyulitkan petani. Mereka sering harus mencari pekerjaan lain. Di samping banyak yang mencari pekerjaan di kota, entah sebagai tenaga tukang atau pembantu tukang, banyak juga petani yang mencari pekerjaan di sekitar wilayahnya sendiri. Salah satu bidang pekerjaan itu adalah kerajinan batu bata.
Pembuatan batu bata pada musim kemarau memang sangat ideal sebab pada musim ini batu bata yang selesai dicetak bisa dikeringkan di bawah sinar matahari langsung. Proses pengeringan ini tentu saja bisa berlangsung cepat karena ditunjang oleh keadaan musim yang demikian itu. Setelah proses pengeringan, maka batu bata 'mentah' ini siap dibakar sehingga menjadi batu bata yang 'matang' (siap digunakan).

Dengan bekerja sebagai pengrajin/buruh pembuatan batu bata, maka masa penantian akan turunnya hujan (masa bercocok tanam kembali) menjadi tidak sia-sia. Dari pekerjaan pembuatan batu bata ini para petani yang menantikan masim penghujan masih tetap dapat mendapatkan penghasilan. Di beberapa wilayah di Jawa, pada musim kemarau seperti sekarang ini sawah-sawah banyak yang berubah menjadi lahan pembuatan batu bata. Seperti sudah menjadi kelaziman jika pada musim kemarau di areal-areal persawahan ada tumpukan batu bata. Baik batu bata yang baru dicetak, dikeringkan, maupun batu bata yang telah jadi dan siap dijual. Di wilayah Yogyakarta hal itu pun sudah nampak lazim.

Tanah-tanah sawah yang sering digunakan sebagai tempat penambangan tanah galian untuk keperluan pembuatan batu bata sering rusak kondisi tanahnya. Baik rusak dari segi kontur maupun kesuburan tanahnya. Lebih-lebih bila hal ini dilakukan secara serampangan dan dalam produksi yang luar biasa banyak. Tidak mustahil lahan-lahan pertanian yang sering digunakan untuk penambangan-pembuatan batu bata dalam jangka panjang berubah menjadi lubang-lubang lebar seperti kolam.

Untuk lebih menikmati suasana kemarau dengan pemandangan produksi batu bata berikut ini Tembi menyajikan foto-foto berkenaan dengan hal tersebut. Objek foto diambil di seputar wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Teks & Foto : Sartono Kusumaningrat




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta