Tembi

Yogyakarta-yogyamu»KREBET, PUSAT BATIK KAYU DI PAJANGAN, BANTUL (2)

01 Jan 2008 03:10:00

Yogyamu

KREBET, PUSAT BATIK KAYU
DI PAJANGAN, BANTUL (2)

Bila minggu yang lalu telah dibahas sejarah batik kayu di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul kali ini membahas proses produksi. Bahan baku pembuatan kerajinan di Dusun Krebet ini adalah kayu. Pada dasarnya hampir semua kayu dapat digunakan mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Kayu yang digunakan terutama kayu jati, sengon, klepu atau jaranan. Kayu tersebut diperoleh dari daerah sendiri atau membeli di luar daerah, misal daerah Wonogiri dan Purworejo. Kayu tersebut dapat berbentuk gelondongan atau papan sudah dipotong-potong. Sedangkan khusus dari daerah Wonogiri didatangkan topeng-topeng yang masih polos.

Secara umum alat yang digunakan adalah gergaji kayu, pasah, meteran atau penggaris, pisau ukir, tatah berbagai ukuran, amplas, lem kayu, kertas, alat tulis, tempat untuk mencampur bahan misal ember. Bahan pembantu untuk kerajinan yang dicat adalah cat tembok, pewarna atau sande, brom, semir sepatu yang dicairkan dengan minyak tanah, melamic yang dicairkan dengan offtuner. Alat yang digunakan adalah kuas berbagai ukuran dan tinta cina. Untuk batik kayu bahan pembantu yang digunakan adalah lilin batik atau malam (bahasa Jawa), naftol sebagai pewarna, garam kimiawi, soda abu, koustic, TRO, MAA yang dicairkan dengan bensin. Alat yang digunakan canthing (untuk membatik), kompor (atau yang lain) untuk memanaskan lilin batik dan tempatnya serta alat dan tempat untuk merebus kayu yang telah dibatik untuk melepaskan lilin.

Hasil akhir dari kerajinan ini ada tiga, yaitu polos tanpa dicat atau dibatik (mentahan), dicat dan dibatik.

Proses pembuatan untuk hasil akhir polos adalah sebagai berikut:

  1. Kayu apabila masih berbentuk gelondongan dipotong-potong dan dijadikan lembaran seperti papan, tebal tipisnya dan panjang serta lebarnya tergantung kebutuhan. Ada pula yang dipotong berbentuk segi empat, terutama untuk membuat patung.
  2. Kayu kemudian digambari sesuai bentuk yang ingin dibuat. Proses menggambar ada dua, yaitu digambar langsung pada kayu atau digambar pada kertas. Kertas kemudian dipotong sesuai gambarnya dan ditempelkan pada kayu.
  3. Setelah ada gambarnya kayu dipotong menurut gambar tersebut. Pemotongan ini tidak mendetail tetapi masih kasar.
  4. Bentuk kasar tersebut dihaluskan atau diukir dengan menggunakan pisau ukir, misal membentuk mata, telinga, bentuk pakaian dan perhiasan.
  5. Tahap terakhir, setelah kayu terbentuk sesuai keinginan, dihaluskan dengan diamplas.

Kadang-kadang kayu yang bentuknya tidak beraturan dapat dibuat barang seni, tergantung kreativitas pembuatnya. Bahkan sisa-sisa kayu dapat digunakan dengan menggabung-gabungkan setelah bentuknya disesuaikan.

Sedangkan proses pengecatan sebagai berikut:

  1. Setelah bahan polos atau mentahan dihaluskan, diberi warna dasar secara keseluruhan, misal putih.
  2. Pada bagian-bagian tertentu diberi warna blok misal hijau atau hitam.
  3. Kemudian diberi warna susun, yaitu proses pewarnaan dari warna muda ke warna tua.
  4. Mentahan ini kemudian diberi warna hias dengan warna cat yang sesuai, misal untuk wayang pada bagian-bagian tertentu diberi titik, garis dan lingkaran.
  5. Mentahan diberi brom pada bagian-bagian tertentu, misal mahkota, ukiran bunga, perhiasan kaki atau tangan.
  6. Membentuk raut muka khusus –untuk kerajinan beraut muka-- misal memberi warna pada mata, bibir dan hidung.
  7. Proses pengecatan terakhir ada dua macam, yaitu disemir dengan semir yang dicairkan dengan minyak tanah, atau disemprot menggunakan melamic yang dicairkan dengan offtuner dengan perbandingan 1:1.

Proses pengecatan seperti di atas dilakukan setelah cat sebelumnya sudah kering. Pengeringan yang terbaik adalah dengan diangin-anginkan. Kalau pengeringan menggunakan sinar matahari tidak boleh terlalu lama karena warna cat dapat rusak.

Hasil akhir dengan pembatikan prosesnya ada dua macam. Yang pertama:

  1. Bahan mentahan yang telah diberi motif, pada bagian tertentu dibatik.
  2. Kemudian dicelup naftol sebagai warna dasar, misal naftol kuning. Naftol ini dicampur koustic dalam air panas. Pencelupan dilakukan setelah air menjadi dingin.
  3. Bahan mentahan ini dibatik lagi pada bagian yang dikehendaki (bagian warna dasar yang tidak ingin dihilangkan), setelah itu dicelup naftol sebagai warna blok misal hitam.
  4. Kemudian direbus dalam air mendidih yang dicampur soda abu untuk menghilangkan lilin batik, lalu dikeringkan.
  5. Setelah kering mulailah pemberian warna hias misal merah, hijau atau biru. Untuk mempermudah pemberian warna, digambar terlebih dahulu, misal motif tumbuhan atau sulur-suluran. Kemudian dikeringkan.
  6. Agar hasilnya bagus atau mengkilat diolesi MAA yang dicampur bensin.
  7. Proses terakhir adalah menyambung bagian-bagian yang terpisah.

Proses pembatikan yang kedua adalah sebagai berikut :

  1. Bahan mentahan yang telah diberi motif, dibatik pada bagian-bagian tertentu. Kadang-kadang sebelum dibatik dicelup naftol secara keseluruhan, misal naftol kuning muda.
  2. Kemudian diberi warna hias misal merah, hijau atau biru. Setelah kering warna hias ditutup lilin batik dengan cara dibatik.
  3. Kemudian diberi warna secara keseluruhan, misal hitam. Setelah kering direbus untuk menghilangkan lilin, kemudian dikeringkan.
  4. Setelah kering diolesi MAA.
  5. Proses terakhir adalah menyambung bagian-bagian yang terpisah.

Bagi Anda yang tertarik dengan kerajinan batik kayu tersebut bisa datang ke Dusun Krebet. Pengusaha atau perajin dengan senang hati akan menerima kedatangan Anda sekalipun Anda tidak membeli dan hanya melihat-lihat. Kalau pun membeli tersedia banyak pilihan dari berbagai sanggar yang ada, dari yang murah sampai yang mahal. Bila menginginkan belajar atau kursus, masalah waktu dan biaya bisa dirundingkan dengan pemilik sanggar.

Yang harus mendapat perhatian bila ke sana jangan lupa mengisi bahan bakar kendaraan terlebih dahulu, serta membawa bekal makanan dan minuman karena belum ada rumah makan yang memadai. Mungkin akan lebih menyenangkan bila Anda ke sana bersamaan dengan musim buah-buahan, seperti asam, jambu biji atau jambu monyet serta buah dhuwet atau jamblang. Anda bisa mendapatkan dengan harga murah, bahkan mungkin gratis.

Teks dan foto : Kusalamani




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta