Tembi

Yogyakarta-yogyamu»KAMPUNG SAPI

22 Apr 2009 08:16:00

Yogyamu

KAMPUNG SAPI

Adalah hal biasa ketika melihat kandang sapi, atau jenis ternak lain, kambing misalnya, berada disamping rumah, atau dibelakang rumah. Namun, yang biasa dilihat, kandang ternak diletakkan di samping rumah, bahkan ada yang dibuatkan kandang di depan rumah. Pendeknya, ternak –apalagi sapi—sebagai simbol ekonomi masyarakat desa diberi ruang yang mudah dijangkau, dalam arti untuk diberi rumput.

Pada perkembangan berikutnya, untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, ada kemlompok masyarakat desa, yang memelihara ternak, tidak ditaruh disamping rumah, melainkan ada tempat kolektif untuk kandang sapi. Anggap saja sebagai ‘kampung sapi’. Setidaknya hal seperti ini bisa dilihat di dusun Keceme, Kalurahan Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman.

Di dusun Keceme ini, setidaknya pada komunitas sapi, atau kampung sapi yang diberi nama ‘Sedyo Raharjo’, warga dusun yang memelihara sapi tidak menempatkan kandang sapi di area halaman rumahnya, tetapi telah disediakan kandang sapi disatu tempat yang luasnya 100 m2 dan hanya menyewa sebesar Rp. 30.000/tahun. Jadi, hanya Rp. 2500/bulan. Ada 78 kandang sapi yang dipakai oleh warga untuk memelihara ternak. Dari jumlah kandang, yang masing-masing kandang luasnya 100m2, luas seluruhnya tinggal mengalikan.

Lalu, tanah siapa ‘kampung sapi’ itu?

Kasiran (68 th), salah seorang pertintis ‘kampung sapi’ yang diberi nama ‘Sedyo Raharjo’ menuturkan, bahwa tanah yang dipakai untuk kandang sapi ini merupakan tanah kas desa. Tahun 1985, upaya untuk ‘menyatukan’ kandang sapi itu dimulai. Sebelumnya, warga membuat kandang sapi di area rumahnya. Setelah adanya ‘kampung sapi’ Rumah-rumah warga di dusun Keceme yang memelihara ternak sapi. Memindahkan sapinya di ‘kampung sapi’.

Dimana dusun Keceme itu?

Dari pusat kota Yogya, jaraknya kira-kira 20 Km melaju ke utara kearah jalan Magelang. Dusun Keceme memang masuk kedalam desa, jarak dari jalan raya cukup jauh, sekitar 3 km.

‘Kampung sapi’, barangkali bisa disebut begitu. Karena memang suasananya seperti kampung yang dihuni oleh sapi. Jalan yang menghubungkan antara kandang yang satu ke kandang lain. Setiap kandang dihuni oleh dua sampai tiga ekor sapi. Minimal satu ekor sapi.

Menyusuri ‘kampung sapi’ dari satu kandang ke kandang lain, pastilah bau kotoran sapi tidak bisa diusir. Setiap kaki dilagkahkan dari satu kandang ke kandang yang lain, bau kotoran selalu mengikuti. Kotoran sapi, yang dikenal dengan nama tlethong, berfungsi untuk pupuk kandang. Jadi, ‘kampung sapi’ ini, selain menghasilkan ternak sapi, sekaligus menghasilkan pupuk kandang, yang bermanfaat untuk tanaman.

Memang tidak semua dusun mengambil pola seperti dusun Keceme, meski apa yang dilakukan warga dusun Keceme, juga dilakukan di dusun-dusun lain di Kabupaten yang berbeda, tetapi masih banyak warga yang memelihara sapi dan kandangnya diletakkan disamping rumah.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta