- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»KELULUSAN SISWA SMA, ANTARA REALITA DAN PEMAKNAAN
01 Jun 2011 06:33:00Belum lama ini siswa sekolah menengah atas (SMA) menerima hasil pengumuman kelulusan. Setelah berjibaku dengan mata ujian yang berbeda di setiap jurusannya selama kurang lebih 3 hari, mereka sungguh menantikan momen ini dengan penuh haru biru. Momen ini menjadi penentu untuk kelanjutan mereka di jenjang pendidikan selanjutnya.
Untuk wilayah Yogyakarta sendiri angka kelulusan cukup meningkat dibandingkan tahun lalu dengan presentase 99,22 %, lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Tapi sebenarnya yang menarik bukanlah berapa banyak siswa yang lulus ataupun tidak lulus, tapi cara merayakan kelulusan menjadi fenomena yang menarik untuk diamati. Mungkin tidak asing bagi kita melihat segerombolan anak yang mengendarai motor dengan seragam yang sudah penuh dengan coretan-coretan ketika pengumuman kelulusan tiba, tapi apakah makna dibalik itu semua?
Mungkin saja hal tersebut memang ekspresi mereka dalam meluapkan kegembiraannya, tapi ketika hal tersebut tanpa berakhir menjadi sesuatu yang tanpa makna rasanya akan menjadi sia-sia saja. Beberapa dari siswa SMA negeri mencoba cara yang berbeda dalam meluapkan kegembiraan mereka akan kelulusan.
(Foto : Andreas Kris, Facebook)
Beberapa siswa dari SMA merayakan kelulusan dengan pawai bersepeda keliling Yogyakarta. Bersama kawan-kawannya mereka berkeliling dengan menggunakan seragam dan stiker yang bertuliskan “LULUS 100%”. Siswa SMA 3 Yogyakarta merayakan kelulusan dengan cara berbeda. Mereka merayakannya kebahagiaan kelulusan dengan membagikan makanan di daerah Tugu. SMA Kolese De Britto juga merayakan kelulusan dengan cara cukup unik. Para siswanya yang semuanya laki-laki ini meluapkan kebahagiaan mereka dengan tradisi berjalan kaki menuju Tugu Yogyakarta. Setibanya di Tugu mereka menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan mars sekolah.
Cara-cara yang unik ini tampaknya jauh lebih bermakna dibandingkan dengan sekedar corat-coret seragam dan pawai menggunakan kendaraan bermotor. Selain tidak merugikan orang-orang lain, dalam hal ini pengguna jalan, hal tersebut menjadi sesuatu yang lebih membekas di hati.
Kelulusan bukanlah sebuah akhir. Ini merupakan awal untuk menapaki jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu dunia perkuliahan. Semoga saja di tahun-tahun mendatang siswa-siswa SMA bisa jauh lebih bijak lagi dalam merayakan kegembiraan mereka. Ketika kata “lulus” sudah ada di genggaman tangan, setidaknya tidak disikapi secara berlebihan karena banyak juga yang tertunda dalam merayakan kelulusan. Salam merdeka!
RESA SETODEWO
Artikel Lainnya :
- TAMAN WISATA SUNGAI WINONGO BAGIAN DARI REVITALISASI SUNGAI DI JOGJA(07/12)
- LEMBAGA PEMERHATI BATIK DI YOGYAKARTA BATIK (19)(14/04)
- DHUL-DHULAN-2 (DOLANAN ANAK TRADISIONAL-26)(23/02)
- PAKAIAN RAJA JAWA MASA LALU(08/11)
- JAMURAN WADER IJO DAN JUICE PEPAYA(06/09)
Dimawan Krisnowo Adji Hits Maker Dari Jogjakarta(25/02) - PROFIL WEDANA MASA LALU(31/03)
- UTOPIA ANAK-ANAK MUDA DARI EDUARDO GALEANO(29/11)
- 18 Mei 2010, Kabar Anyar - PAMERAN LUKISAN FALUN GONG(18/05)
- 5 Februari 2011, Denmas Bekel(05/02)