Tembi

Yogyakarta-yogyamu»KALIADEM DAN GUNUNG MERAPI

01 Jan 2008 02:38:00

Yogyamu

KALIADEM DAN GUNUNG MERAPI

Warjono dan Sudarwanto, dua orang relawan yang tewas di Kaliadem itu masih menyisakan ingatan duka pada kita semua. Keduanya memang telah menghadap Sang Khalik. Untuk mengenang, mengingat, atau mencoba mendekatkan simpati dan empati kita kepada dua orang itu kita dapat berkunjung ke objek wisata Kaliadem, Cangkringan, Sleman.

Begitu kita sampai di di kaki Gunung Merapi itu, kita akan dihadapkan pada sebuah pemandangan hamparan material berupa pasir, debu, kerikil, dan batu-batu besar yang hampir memenuhi seluruh kawasan yang dulunya merupakan kawasan wisata yang hijau dan sejuk bahkan sampai ke Kali Gendol. Kini kawasan itu seolah telah menjadi hamparan padang pasir. Rumah-rumah, kios-kios, warung-warung, atau toko-toko yang berada di kawasan itu semuanya musnah tertimbun material hasil muntahan Gunung Merapi.

Pada suasana yang semacam itu kemudian barangkali kita bisa menggambarkan bagaimana ganas dan dahsyatnya lahar Merapi saat itu sehingg merenggut nyawa Warjono dan Sudarwanto. Kita juga bisa merefleksi diri betapa manusia demikian lemah dibandingkan keganasan alam. Kita juga bisa membayangkan bagaimana dahsyat dan ganasnya jika Gunung Merapi ini meletus dalam skala besar. Bagaimana besar kerusakan dan kebinasaan yang akan diakibatkannya.

Keberadaan Gunung Merapi yang membatasi Jateng-DIY ini memang menimbulkan persoalan tersendiri terutama bagi warga yang mendiami wilayah di dua propinsi tersebut. Bagaimanapun ketakutan akan keganasan Gunung Merapi tidak bisa disembunyikan. Akan tetapi harapan akan eksistensi Gunung Merapi juga berlangsung terus. Barangkali jika hendak ditarik pendapat dari warga di dua propinsi itu mereka akan berpendapat atau menyatakan, hendaknya Gunung Merapi tetap ada tetapi mbok jangan meletus atau mengeluarkan wedus gembel, gas beracun, kegempaan, dan seterusnya yang membahayakan kehidupan manusia. Demikianlah pikiran kebanyakan dari kita. Mau enaknya, tidak mau kesulitannya.

Jika dulu kita bisa melihat dan menikmati Kaliadem dengan alam hijaunya, kini kita menikmati dalam tampilannya yang sama sekali beda. Kehijauan itu telah dilenyapkan oleh keganasan lahar panas. Dari situ kita bisa melihat bahwa Gunung Merapi memang merupakan sosok yang menampilkan dua wajah sekaligus. Wajah yang menyejukkan, menguntungkan dan wajah sangar yang membahayakan. Sebagai warga Jateng atau DIY kita memang dituntut untuk selalu mewaspadainya. Kewaspadaan Warjono dan Sudarwanto terhadapnya telah menyelamatkan banyak nyawa, namun mereka sendiri menjadi korban karenanya. Merapi memang seperti petak-petak puzzle, penuh teka-teki dan misterinya sendiri.

Foto dan teks : Sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta