Tembi

Bale-dokumentasi-aneka-rupa»KERIS (Bagian 2)

21 Oct 2008 07:27:00

Ensiklopedi

KERIS
(Bagian 2)

Setiap kerajaan yang pernah ada di pulau Jawa memiliki empu masing-masing yang membuat keris pusaka. Mereka menghasilkan pusaka-pusaka yang terkenal pula. Ada lebih seratus empu yang terkenal dari berbagai kerajaan tersebut. Sebagian nama-nama empu terkenal dari masing-masing kerajaan beserta hasil karya mereka di antaranya: empu Kandangdewa dengan hasil pusaka karyanya adalah Sang Sabuk Inten, Sang Jalak, dan Sang Kala Welang (zaman Kauripan); empu Windusarpa karyanya: Sang Barojol, Sang Bethok, dan Sang Larbango (zaman Jenggala); empu Kanaka, karyanya: Kyai Kalut dan Kyai Bang Wetan (zaman Pajajaran Makukuhan); empu Bayuaji, karyanya Kyai Setan Kober (zaman Cirebon); empu Domas, karyanya Kyai Gajah (zaman Majapahit); empu Pujadewa, karyanya: Kyai Gagak Ngore dan Kyai Ganda Wisa (zaman Majapahit); empu Kaloka, karyanya Kyai Kuwung-Kuwung (asal Madura); empu Humyang, karyanya Kyai Ombak Banyu (empu zaman Pajang); empu Tunggul Maya, karyanya Kyai Jabar (zaman Mataram), empu Luyung, karyanya: Kyai Padas Polah dan Kyai Jamur Dipa (zaman Kartasura); empu Ki Anom, karyanya Kanjeng Kyai Pulanggeni (zaman Sultan Agung, Mataram); empu Ki Joko Sugatno, karyanya Kanjeng Kyai Gajah Satrubondo (zaman Kraton Surakarta); dan masih banyak lagi empu-empu terkenal lainnya.

Empu biasanya mengabdi ke kerajaan. Mereka menjadi salah satu orang yang dihormati dikerajaan karena kelebihannya membuat keris pusaka. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa untuk membuat keris tangguh agar menjadi senjata andalan, maka bahan yang dipakai untuk membuat keris, biasanya terdiri dari campuran besi, pamor, dan baja. Sebelum memulai membuat keris ampuh, biasanya diawali dengan laku puasa dan persiapan-persiapan lain yang memakan waktu 6 hari. Persiapan-persiapan yang dilakukan antara lain: menyiapkan tempat produksi (besalen, panyirepan, dulang landesan, dan ububan; memilih pembantu pembuatan keris yang dapat dipercaya; menyiapkan semua bahan-bahan; mengajak para pembantunya untuk laku prihatin; mengadakan selamatan; dan menyiapkan mantra. Baru hari ketujuh memulai membuat keris. Di antara mantra yang biasa dilafalkan empu adalah “aum, sembahing anata tingalana de triloka sarana; awighnam astu, isun empu ....tan awacana, de nir arthaka darpa; dang dahana hagni niraweh sara sudarma”, artinya “Ya Tuhan, semoga sembah permohonan hamba ini Paduka ketahui wahai sang pelindung tiga dunia; jangan ada halangan, hamba empu .... tidak mengucapkan kata-kata yang tidak berguna dan sombong; api yang menyala-nyala ini semoga memberi pusaka yang berguna”.

Setiap keris yang dihasilkan oleh setiap empu dari masing-masing kerajaan tentu mempunyai ciri khas sendiri-sendiri, baik bentuk, ukuran, maupun kualitas. Keris yang dihasilkan oleh empu Majapahit, biasanya wilahan (bilah) menyatu dengan ukiran hulu (pegangan keris). Mulai dari ujung keris hingga pangkal pegangan terbuat dari logam. Padapegangan keris berbentuk patung manusia. Mulai pada zaman kerajaan Demak, pegangan keris sudah tidak menyatu lagi dengan wilahan. Pembuatan keris oleh empu lebih banyak atas perintah para wali. Seorang empu bernama empu Joko Supo mendapat perintah dari Sunan Kalijaga untuk membuat keris dapur Sabuk Inten.

Keris, baru dikatakan lengkap jika sudah ada sarungnya atau yang disebut warangka. Orang yang membuat warangka keris disebut Mranggi. Jenis warangka yang dikenal dalam perkerisan tradisi Jawa adalah Ladrang dan Gayaman. Bentuk Ladrang Yogyakarta dan Surakarta berbeda, demikian pula dengan bentuk Gayaman. Sementara bagian-bagian warangka adalah: ukiran, godongan, pijetan, tampingan, awak-awak, bapangan, lenglengan, gigir, gandar, dan bandar. Jenis kayu yang sering dipakai untuk membuat warangka adalah kayu: Timoho, Trembalo, Cendana, dan Galihjati.

(bersambung)

Teks dan foto : Suwandi
(Sumber: Pakem Pengetahuan tentang Keris, karya Koesni, Aneka Ilmu Semarang 1979; dan Keris, karya Hamzuri, Djambatan Jakarta 1993).




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta