- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»GUNUNG MERAPI, PESONANYA MENYIHIR SIAPA SAJA
01 Jan 2008 04:14:00Yogyamu
GUNUNG MERAPI: PESONANYA MENYIHIR SIAPA SAJA
Gunung Merapi tentu bukanlah gunung yang asing lagi bagi masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gunung yang menjadi pembatas antara Kabupten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabutapen Boyolali, dan Kabupaten Klaten ini merupakan salah satu gunung yang paling aktif di Indonesia.
Gunung yang memiliki ketinggian 2.911 meter ini telah berulang kali meletus. Bahkan letusannya telah banyak merenggut korban nyawa maupaun harta benda. Pada sekitar abad ke-10 gunung ini menglami letusan yang besar sehingga mengubur ibukota Kerajaan Mataram Kuno. Peristiwa ini dalam catatan sejarah sering disebut dengan peristiwapralaya. Pralaya dapat diartikan sebagai kematian atau bahkan kiamat. Peristiwa ini mengakibatkan eksodus penduduk Mataram Kuno sehingga pusat pemerintaan di Jawa waktu itu berpindah ke Jawa Timur.
Tidak mengherankan bahwa begitu banyak candi yang berada di kaki-kaki gunung ini ikut terkubur dan sebagian baru ditemukan beberapa abad kemudian. Gunung ini begitu potensial dengan muntahan laharnya yang menjadi sumber utama material kerikil, pasir, dan batu. Muntahan material ini banyak terbawa arus air kali yang berhulu di gunung ini. Material inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan tambang galian yang banyak dimanfaatkan orang untuk bahan bangunan. Tidak aneh jika ada begitu banyak penambang yang berdatangan di kaki-kaki Gunung Merapi untuk mengais rejeki. Sayangnya pula kerakusan manusia menyebabkan penggalian tambang tersebut sering dilakukan dengan semena-mena tanpa mempertimbangkan keselamatan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan alam itu sendiri.
Pada sisi lain Gunung Merapi juga membentuk kontur tanah dan komposisi alam yang indah dan sejuk. Komposisi alam yang demikian inilah yang kemudian banyak dimanfaatkan manusia untuk tempat wisata. Tidak aneh kalau kemudian muncul tempat-tempat wisata seperti Kaliurang, Deles Indah, Jurang Jero, Ketep, Plawangan, dan Selo.
Merapi dengan lingkungan vegetasinya juga telah menyumbang pasokan air jernih pada wilayah-wilayah di bawahnya. Pembangunan perumahan atau pemukiman, terutama di Sleman yang terus mengarah ke utara sampai di sekitar kaki Merapi ini lambat laun dapat menjadi bencana bagi penyediaan air tanah di wilayah tersebut. Barangkali juga hal itu menjadi ancaman bagi struktur tanahnya yang memiliki kemiringan bervariasi. Longsor adalah ancaman yang patut diwaspadai di daerah ini.
Teks dan Foto: Sartono K
Artikel Lainnya :
- DAFTAR BUKU PERPUSTAKAAN RUMAH BUDAYA Tembi(04/08)
- Denny Darko, Sang Pelukis Pasir(08/10)
- Membaca Puisi untuk Mengenang Almarhum(14/01)
- Gedung SD yang Mangkrak di Jogja dan Sekitarnya(11/04)
- Kamus-kamus Adat Istiadat II(01/11)
- TULISAN AJAKAN BERBUAT BAIK DI BULAN RAMADHAN(19/08)
- BAKSO KANTIN PAK SUPRI(04/10)
- 26 Oktober 2010, Djogdja Tempo Doeloe - ROMUSHA DI JOGJA TAHUN 1943-AN(26/10)
- 2 September 2010, Kabar Anyar - IDENTITAS DAN EKSISTENSI DARI BALI(02/09)
- Balapan Theklek(24/01)