Tembi

Yogyakarta-yogyamu»DI JOGJA ADA PETERNAK TIKUS

11 Aug 2010 08:00:00

Yogyamu

DI JOGJA ADA PETERNAK TIKUS

Jogja boleh dibilang sebagai kotanya orang kreatif. Bukan hanya dalam soal kesenian dan sejenisnya. Namun juga dalam soal budidaya binatang. Salah satunya adalah budidaya tikus. Tikus dibudidayakan ? Betul, tikus. Akan tetapi bukan sembarang tikus, melainkan tikus putih. Salah satu dan mungkin satu-satunya peternak tikus putih di Jogja adalah Suparno (44). Suparno yang tinggal di RT 02, Dadapan, Timbulharjo, Sewon, Bantul ini membudidayakan tikus putih jenis Mencit dan Wistar.

Suparno memulai usaha budidaya tikus putih ini sejak tahun 2004. Usaha ini sebenarnya merupakan sesuatu yang boleh dikatakan sebagai kebetulan. Pasalnya, pada tahun 2004 itu ada dua orang mahasiswa farmasi yang lulus kuliah. Mereka ingin kembali ke daerahnya sementara di rumah kontrakannya mereka mempunyai 100-an ekor tikus putih sebagai objek praktikumnya. Tikus ini hendak dilelang, namun tidak ada yang berminat. Suparno pun tahu akan hal itu. Kemudian ia mencoba melelangnya dengan harga 3,5 juta rupiah. Saat itu Suparno sebenarnya telah menjadi karyawan sebuah toko kredit dengan upah yang lumayan. Hadirnya tikus putih membuatnya bimbang, antara ingin beternak tikus dan terus menjadi karyawan toko kredit.

Akhirnya Suparno memutuskan, inginmenjadi majikan atau juragan bagi dirinya sendiri. Ia keluar dari tempat kerjanya, toko kredit. Lambat laun tikusnya berbiak. Kini ia memiliki sekitar 1.000 ekor lebih tikus putih. Harga rata-rata tikus putihnya adalah Rp 13.000,- Rp 22.000,-. Semua tergantung ukuran besar kecil dan usianya. Menurut Suparno ia bisa menjual 400-500 ekor tikus putih per bulannya. Hasil penjualan sekian tikus itu mampu mendatangkan uang bersih sekitar 1,5 juta rupiah.

Konsumen dari tikus putih hasil budidaya Suparno umumnya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, Farmasi, Kedokteran, hobiis binatang reptil (ular, buaya, dan sebagainya), juga kebun binatang Gembira Loka. Tikus putih ini biasanya dipakai untuk bahan praktikum atau bahan percobaan. Menurut catatan ilmiah, tikus memiliki struktur ketubuhan dan sifat-sifat yang dekat dengan manusia. Oleh karenanya tikus menjadi bahan percobaan berbagai obat, kasus, racun, dan seterusnya. Berdasarkan kasus yang diterapkan pada tikus putih ini diharapkan penanganan obat, racun, atau penyakit pada manusia dapat ditangani secara lebih baik. Untuk itu pula Suparno menjadi cukup terkenal di kalangan mahasiswa/i tersebut di atas. Di samping itu ia juga terkenal di kalangan hobiis reptil karena tikus putih menjadi salah satu makanan reptil.

Untuk membudidayakan tikus putih ini hal-hal yang harus diperhatikan di antaranya kandang harus bersih dan kering. Tidak boleh ada suara terlalu berisik. Makanan harus terjamin. Induk yang akan melahirkan harus dipisahkan (menyendiri). Dalam satu kandang (komunitas) tidak boleh ada lebih dari 2 tikus pejantan. Menurut Suparno beternak tikus putih tidaklah terlalu sulit. Hama penyakit bagi tikus putih juga tidak terlalu sering terjadi. Pendeknya beternak tikus putih lebih tahan hama dibandingkan dengan beternak ayam pedaging atau petelur.

Dalam perkembangannya pemasaran budidaya tikus dari Suparno ini menjangkau sampai keluar Jogja seperti Banjarmasin, Semarang, Solo, dan Surabaya. Anda tertarik dengan budidaya tikus putih yang termasuk langka ini ? Silakan belajar pada Suparno di Dadapan, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Tempatnya tidak jauh dari Jl. Parangtritis, Bantul.

a. sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta