Tembi

Yogyakarta-yogyamu»BATIK TULIS DI IMAGIRI, BANTUL

01 Jan 2008 04:22:00

Yogyamu

BATIK TULIS DI IMAGIRI, BANTUL

Imagiri, sebuah kecamatan di wilayah Bantul, tidak saja terkenal karena menjadi lokasi berdirinya makam raja-raja Mataram dan seniman. Wilayah ini sejak ratusan tahun yang lalu juga telah terkenal sebagai daerah yang potensial sebagai sentra kerajinan batik tulis. Barangkali lokasi makam raja-raja di wilayah itu telah membentuk relasi yang baik dan saling menguntungkan antara bangsawan Mataram dengan masyarakatnya dalam urusan kerajinan batik.

Tidak dapat disangkal bahwa para ningrat Mataram ini membutuhkan kain batik yang berkualitas baik untuk keperluan berbusana. Kemampuan masyarakat setempat dalam membuat batik tulis menjadi salah satu tempat yang menjadi tujuan para bangsawan Mataram ini. Berdasarkan hal itu maka terjadi relasi yang menguntungkan keduanya. Berawal dari situ pula barangkali aktivitas membatik tulis ini kemudian semakin tumbuh dan berkembang di wilayah Imagiri, khususnya di Kalurahan Wukirsari.

Tradisi yang berawal dari aktivitas membatik tulis ini akhirnya banyak ditekuni oleh masyarakat Wukirsari. Lambat laun aktivitas ini menjadi sandaran bagi penghidupan mereka. Sekalipun demikian banyak juga pengrajin batik tulis yang mengerjakan aktivitas itu hanya sebagai pekerjaan sambilan di sela-sela waktu luangnya.

Batik tulis asal Imagiri ini terkenal akan kualitasnya yang halus dan bahan pewarnaan yang alami (bukan warna yang berasal dari bahan kimia). Pengerjaannya pun dilakukan dengan ketekunan dan ketelatenan yang memakan waktu cukup lama. Bahkan untuk selembar kain batik tulis halus ada yang baru dapat diselesaikan selama 2-3 bulan. Bandingkan dengan produksi tekstil yang menggunakan mesin tekstil yang bisa menghasilkan ribuan meter kain dalam waktu satu hari.

Sampai sekarang masih banyak warga Imagiri yang bertahan berproduksi batik tulis dengan cara-cara tradisional. Hal ini dipilih mereka karena dengan demikian mereka merasa punya ikatan emosional terhadap karya tangannya. Selain itu mereka juga percaya bahwa berkarya batik tulis dengan cara-car tradisional mampu menjamin kualitas. Demikian juga dengan pemilihan bahan warnanya yang tetap menggunakan bahan alamiah. Pilihan ini dilakukan karena bahan pewarna alamiah lebih tahan lama dan tidak mudah menjadi kusam jika dicuci.

Bom Bali 2002 bagi warga Imagiri yang bertekun dengan batik tulis cukup berdampak berat. Sejak peristiwa itu turis asing ibaratnya berhenti berkunjung di tempat ini. Itu artinya penghidupan ekonomi mereka juga tersendat berat. Belum lagi suasana itu pulih, Bantul diguncang gempa hebat. Hampir-hampir optimisme itu pupus. Untunglah ketekunan dan ketelatenan yang selama ini mengiringi hidup mereka dalam beraktivitas seni batik tulis telah turut menggembleng semangat hidup mereka. Mereka tetap mencoba bertahan dengan tradisi batik tulis itu. Sayang juga generasi muda di sana kurang begitu antusias mewarisi keahlian membatik dari generasi pendahulunya.

Jika singgah di Jogja jangan lupa menengok kampung batik tulis di Imogiri sambil menikmati keindahan pemandangan alam perbukitan-persawahan Imagiri.

Foto dan teks: Sartono K




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta