- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-tempo-doeloe»Pasar Ngasem 1809
17 Oct 2007 09:34:00Djogdja Tempo Doeloe
Pasar Ngasem 1809
Di Yogyakarta, tepatnya di wilayah Kecamatan Kraton, dan hanya berjarak sekitar 200 m dari gerbang Kraton Yogyakarta serta berhimpitan dengan Tamansari, terdapat sebuah pasar yang dikenal sebagai 'pasar burung", meskipun sebenarnya merupakan pasar umum, sebab tidak hanya jenis binatang dan burung saja yang ada di pasar tersebut. Pasar tersebut dikenal dengan nama Pasar Ngasem.
Pasar Ngasem memang terletak di tengah kampung dari beberapa kampung yang mengitari. Pasar ini berada di wilatah kampung Taman. Tetapi letaknya berdekatan dengan kampung Kadipaten Wetan, Kadipaten Kidul, Ngadisuryan dan Kadipaten Kidul. Pasar ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat kampung yang ada disekitarnya, tetapi juga dikenal oleh masyarakat di luar wilayah Kecamatan Kraton, bahkan bisa disebut warga Yogyakarta mengenal Pasar Ngasem ini. Orang asing atau turis menyebutnya sebagai bird market.
Pasar Ngasem sekarang memang kelihatan sudah bersih, setidaknya dibanding beberapa puluh tahun yang lalu. Namun ada yang nyaris tidak berubah darinya, yakni soal 'pasar burung'. Bahwa tempat ini, hingga hari ini, setidaknya sudah sejak lama, atau kalau menunjuk foto tertera di bawah tulisan ini tahun 1809. Jauh sebelum pada tahun itu, Pasar Ngasem memang sudah ada. Setidaknya foto Pasar Ngasem tahun 1809 ini sebagai bukti bahwa Pasar Burung atau Pasar Ngasem telah berusia tua, lebih dari 100 tahun.
Di Pasar Burung ini. Sengaja difokuskan sebagai pasar burung, sebab orang mengenal Pasar Ngasem sebagai pasar burung. Ada banyak jenis binatang yang dijual di sana, tidak hanya burung belaka. Namun memang dominasi burung nampak nyata, baik burung merpati maupun burung perkutut. Namun ada juga jenis binatang ayam, bebek, menthok, anjing yang juga di jual di sana.
Tentu, Pasar Ngasem tahun 1809 dengan Pasar Ngasem sekarang sudah mengalami banyak perubahan, baik dari segi fisik maupun dari segi variasi burung/binatang yang di jual di sana. Hal yang terus bisa dijumpai adalah, Pasar Ngasem atau Pasar Burung ini tidak pernah sepi dari pengunjung, terutama kalau hari minggu atau haril libur. Pasar burung ini penuh sesak orang.
Rupayanya, jika masyarakat terus menghendaki, pasar akan mencapai usia tua, setidaknya seperti Pasar Ngasem ini. Selain tentu saja, Pasar Gede, sebutan dari Pasar Beringharjo, yang sekarang, sepenuhnya, tidak lagi berfungsi sebagai ekonomi rakyat, setelah dibangun bertingkat-tingkat.
Lihatlah foto Pasar Ngasem tahun 1809 sambil mengingat-ingat masa lampau Yogyakarta. (*).
Artikel Lainnya :
- Kuliner Kuno dari Serat Centhini(29/01)
Warung Makan Khas Thailand Pattaya Jagonya Tomyam(03/03) - POSTER PERJUANGAN DI TAHUN 1949(09/11)
- Rambu Khusus untuk Pejalan Kaki di Malioboro(03/10)
- Orang Gila Di Yogya(13/08)
- JEMBATAN LAYANG DI YOGYA(01/01)
- Jawa. Bandit-bandit Pedesaan. Studi Historis 1850 - 1942(14/07)
- 27 Maret 2010, Denmas Bekel(27/03)
- Art Exhibition Inspires ‘Hope Beyond Absurdity’(06/09)
- Denmas Bekel(22/09)