- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»JEMBATAN LAYANG DI YOGYA
01 Jan 2008 07:58:00Yogyamu
JEMBATAN LAYANG DI YOGYA
Secara fisik Yogya telah mengalami perubahan yang menyolok, setidaknya 20 tahun ini. Atau kalau masa perubahan berlangsung selama 5-10 tahun, orang bisa melihat perubahan Yogya dalam durasi 10 tahunan. Paling tidak, untuk tidak terlalu jauh, Yogya tahun 1970-an beberda dengan Yogya tahun 1980-an dan sudah berubah lagi di tahun 1990-an dan semakin nampak “berbeda” di tahun 2000-an. Ada banyak bangunan fisik yang bisa disebut untuk menunjukkan bahwa Yogya telah “berubah”.
Mengambil salah satu contoh, bahwa di Yogya sudah dibangun Jembatan layang. Meski kemacetan lalu lintas belum begitu tinggi, masih dalam batas normal. Setidaknya ada tiga jembatan layang di Yogya. Pertama, jembatan layang terletak di Lempunyangan dan dikenal degan nama “Jembatan layang Lempuyangan”. Kedua, Jembatan layang terletak di Jalan Janti dan dikenal dengan “Jembatan layang nJanti”. Ketiga, Jembatan layang yang ada di wilayah ring road utara sebelah selatan perempatan ring road jalan Godean. Orang sering menyebut “Jembaan layang ring road utara”.
Ketiga Jembatan layang tersebut melewati rel kereta api. Sehingga, sesungguhnya, Jembatan layang di Yogya, tampaknya cara lain untuk mengatur lalu lintas dengan jalur kereta api. Di atas jembatan, seperti kebanyakan Jembatan layang, dipergunakan kendaraan bermotor: sepeda motor atau mobil.
Yang menarik sekaligus problematic, lalu lintas di Jembatan layang tidak padat. Bahkan bisa disebut lengang. Jembatan layang nJanti misalnya, lalu lintasnya cukup padat, tetapi pengguna jalan tidak terlalu banyak yang melewati Jembatan layang. Seringkali, mobil melaju sendirian di atas jembatan layang dan beberapa menit kemudian disusul mobil lain. Jarak pengguna jalan tidak pendek dan dengan sendirinya tidak macet. Hal yang sama juga bisa dilihat di Jembatan layang Lampuyangan. Pengguna jalan yang cukup padat, tetapi Jembatan layang tidak berdesakan. Masih ada celah yang bisa dipakai kendaraan bermotor untuk mendahului kendaraan lain yang ada di depan.
Yang paling unik, Jembatan layang di ring road utara. Seringkali lengang, tak ada yang melintasi. Selain jalurnya sepi, kendaraan bermotor sering mengambil jalan melintasi di bawah Jembatan, karena memang tujuan yang ditempuh hanya bisa dilewati melalui jalur di bawah jembatan layang.
Jembatan layang di Yogya, tampaknya hanyalah asesoris untuk disain konstruski bangunan jalan. Ia bukan pilihan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Kalau pertimbangan utamanya untuk mengalihkan pengendara bermotor agar tidak melewati jalur kereta api yang memutus hubungan antar jalan, ada beberapa jalur kereta api yang memutus jalur lalu lintas kendaraan, tetapi tidak semuanya dibuatkan Jembatan layang. Searah jalur rel kereta api Lempuyangan adalah, jalur rel kereta api di jalan Timoho, Cukup padat, tetapi tidak ada Jembatan layang disana.
Menyenangkan ya, kalau ada Jembatan layang, seperti di Yogya, tetapi tidak dipadati pengguna kendaraan bermotor. Bahkan tidak jarang, Jembatan layangnya lengang dari pengguna jalan.
Jembatan layangnya yang unik atau Yogyanya yang unik?. Tak tahulah.
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- WARNET-WARNET KOTA YOGYA(01/01)
- 3 Desember 2010, Figur Wayang - Tokoh Nakula dan Sadewa(03/12)
- Mbedhah Negara Mboyong Putri(11/12)
- WARUNG MAKAN ETNIK DI YOGYAKARTA(01/01)
- PROTES SOSIAL DI INDONESIA(30/04)
- 14 Juni 2010, Kabar Anyar - SENI RUPA 'MEMBAKAR RUANG'(14/06)
- MENU SAPI GESENG DI Tembi(16/11)
- DAKON, PERMAINAN TRADISIONAL MASA LALU(03/06)
- Anti Kekerasan Di Titik Nol(14/05)
- 6 Juli 2010, Djogdja Tempo Doeloe - RAMPOGAN MACAN SUDAH TIDAK ADA LAGI(06/07)