Loji Kecil Yogyakartadi Tahun 1867
Dulu di belakang Loji Kecil juga terdapat kompleks kuburan orang Belanda yang dinamakan kerkhoff (kerkop). Namun dalam perkembangannya kerkop tersebut juga tergusur untuk Shopping Centre dan penataan Pasar Beringharjo.
Dulu di Yogyakarta ada daerah pemukiman orang Belanda yang dinamakan Loji Kecil. Berdasarkan penanda sekarang, daerah Loji Kecil berada di antara Kantor Pos (Titik Nol) dan perempatan Gondomanan. Loji kecil memang telah lama lenyap, digantikan dengan kompleks Pasar Sriwedani atau sering juga disebut sebagai Kawasan Shopping Centre.
Loji Kecil dulu merupakan kompleks dari bangunan pemukiman orang Belanda yang berada di sisi timur Benteng Vredeburg. Pemukiman ini tampaknya dibuat demikian dengan maksud agar lebih mudah dalam pengawasan dan pengamannya.
Daerah permukiman orang Belanda ini tidak jauh dari gereja Kristen Protestan maupun Gereja Katolik. Gereka Kristen Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Margamulya berada di sisi barat Benteng Vredeburg dan Gereja Katolik Fransiskus Xaverius berada di sisi selatan Loji Kecil. Komleks Loji kecil juga berada dalam satu kawasan dengan Istana Residen Belanda waktu itu yang sekarang dinamakan sebagai Istana Negara atau Gedung Agung.
Dulu di belakang Loji Kecil juga terdapat kompleks kuburan orang Belanda yang dinamakan kerkhoff (kerkop). Namun dalam perkembangannya kerkop tersebut juga tergusur untuk Shopping Centre dan penataan Pasar Beringharjo.
Dalam foto tersebut tampak bahwa bangunan-bangunan di Loji Kecil kelihatan demikian cantik, rapi, dan bersih. Jalan yang membelah dua bagian wilayah itu juga kelihatan bersih dan sekaligus lengang. Pada masa itu memang belum ada begitu banyak kendaraan berseliweran, lebih-lebih kendaraan bermesin seperti sekarang. Dengan demikian, suasana tenang, asri, nyaman masih bisa direguk dengan sepuas-puasnya.
Kini apa yang dinamakan kawasan Loji Kecil telah menjadi sangat ramai. Sebagian kawasan bekas Loji Kecil itu sekarang digunakan untuk Taman Pintar. Sebagian lagi untuk kawasan toko buku Shopping Centre, tempat parkir, dan kawasan Taman Budaya Yogyakarta(plus Gedung Sositet).
Loji Kecil kini terabadikan menjadi nama kawasan. Namun tidak lagi mengacu pada substansi bangunan loji-nya. Bangunan tersebut telah berganti bangunan-bangunan baru sesuai peruntukan.
A. Sartono
sumber: H.J. Graaf, 1970, De Javaansche Vorstenlanden in Oude Ansichten, Amsterdam: De Bussy Ellerman Harms n.v.
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Tumpukan Padi yang Sudah Sulit Kita Temui(17/07)
- Jalan Berpohon Pinang Tahun 1930-an(26/06)
- Beringin Keraton Surakarta Tahun 1930(23/05)
- Sawah, Matahari, dan Nyiur di Jawa Tahun 1930-an(17/04)
- Gedung Pusat UGM Yogyakarta Tahun 1959 dan Kini(04/04)
- Arsip Pemilu 1955 Sudah Menjadi Rumah Rayap(20/03)
- Sri Sultan Hamengku Buwana IX Sebagai Atlet Dalam Kejuaraan Lari Estafet(27/02)
- Menonton Pawai Hari Angkatan Perang Tahun 1950(12/02)
- Barikade Sederhana Saat Agresi Belanda Kedua Tahun 1948(05/02)
- Pemilu di Yogyakarta dengan Bumbung(22/01)