M. Abduh Aziz, Masuk Dunia Film Tanpa Sekolah Film

M. Abduh Aziz, Masuk Dunia Film Tanpa Sekolah Film

Anda suka film dan ingin kerja di dunia film tapi sekolah anda bukan sekolah khusus film? Jangan takut. banyak insan film yang tidak memiliki latar belakang pendidikan khusus film. Seperti yang dialami oleh Abud Aziz, seorang produser dan penulis film ini yang pendidikan formal terakhirnya adalah ilmu Sejarah.

Lulus SMAN 28 Jakarta pada tahun tahun 1985, anak asli Betawi kelahiran 10 Oktober 1967 ini sempat kuliah di jurusan Sipil di sebuah Universitas Swasta di Jakarta. Tahun 1986, penyuka sastra dan sejarah ini ikut ujian Sipenmaru (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) pada tahun 1986 dan diterima di Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra Universitas Indonesia (sekarang disebut Fakultas Ilmu Budaya).

Abduh yang sejak kecil suka nonton film, tapi sayangnya di era 90an perfilman Indonesia sedang terpuruk. Diakui dirinya bahwa dominasi film-film Hollywod pada masa itu sempat membuatnya seperti berkiblat pada Hollywod dan tidak pernah puas dengan film Indonesia yang semakin minim kualitasnya.

Belajar Ilmu Sejarah membuatnya semakin banyak mendalami pengetahuan lain karena segala sesuatu memiliki sejarahnya masing-masing. Namun meski memiliki banyak pengetahuan, sebelum lulus ia sempat merasa bahwa pilihan karirnya menjadi lebih sempit antara jadi peneliti atau pengajar.

M. Abduh Aziz, Masuk Dunia Film Tanpa Sekolah Film

Dilatar belakangi harapan agar Indonesia bisa punya film bagus seperti era sebelumnya, Abduh mendirikan kine klub di kampusnya. Ia sering memutar film-film bagus dari dalam dan luar negeri. Kegiatan itu diadakan sepanjang tahun 1988-1990. Ini yang membuatnya tanpa sengaja masuk ke dunia film. Dalam kegiatan ini ia sering mengundang orang film seperti Slamet Rahardjo, Teguh Karya dan lain-lain. Dari kegiatan ini pada tahun 1990 ia diajak untuk membantu dalam penulisan buku 90 tahun film layar lebar di Indonesia sebagai periset.

Disekitar tahun ini pula Abduh menyusun skripsinya yang mengangkat cerita di balik layar industry perfileman di Indonesia di masa Hindia Belanda (1926-1945). Di saat ini pula ia diajak untuk menjadi periset dalam penyusunan buku 90 tahun perfileman Indonesia. Aktifitas riset yang ia lakukan menjadi inspirasi untuk mengisi pekerjaan riset yang ternyata tidak banyak dilakukan oleh orang film ketika akan membuat film. Kekosongan inilah yang diisi oleh M. Abduh Aziz sebagai awal kegiatannya di dunia film.

Mulai dari periset ia merambah ke posisi asisten produksi lalu ke posisi manajer produksi. Semua tahapan ia kerjakan sambil belajar. Di posisi ini ia belajar bagaimana persiapan produksi, mengenal alat produksi, belajar editing dan lain-lain. Latar belakang ilmu sejarah dan wawasan luas yang ia miliki ternyata dapat menyumbangkan ide dalam mendesain sebuah produksi sehingga akhirnya ia dapat dipercaya untuk menempati posisi sebagai produser.

M. Abduh Aziz, Masuk Dunia Film Tanpa Sekolah Film

Tahun 1998 ia bertemu dengan Santy Harmain yang baru pulang dari sekolah film documenter di Stamford Univerisity. Melalui Santy Harmain ia melihat bahwa film documenter bisa semenarik film-film fiksi seperti yang sebelumnya ia kerjakan dan pelajari. Dia juga teringat saat kuliah dosennya sering memutar film documenter. Ia berkesimpulan bahwa ilmu sejarah yang ia pelajari semakin terasa berguna karena dalam pembuatan film documenter seringkali diperlukan saksi sejarah sebagai sumber verifikasi untuk mengisi informasi yang tidak bisa didapat melalui sumber sejarah lainnya seperti benda atau dokumen teks. Disinilah menariknya film documenter, karena film dokumenter bisa menampilkan fakta atau temuan baru yang ditampilkan dengan perspektif berbeda dari sebuah sejarah, yang sifatnya lebih personal.

Menurutnya momen reformasi 1998 juga turut menyuburkan pembuatan film documenter karena persepsi film documenter yang sebelumnya lebih berkesan sebagai film penyuluhan dapat dirubah dengan film-film documenter yang dibuat dengan pendekatan yang lebih bebas.

M. Abduh Aziz, anak ke 6 dari 8 bersaudara ini berasal dari keluarga besar yang berkecimpung dalam pendidikan, Tidak hanya kakeknya tapi banyak anggota keluarga besarnya yang berprofesi sebagai guru. Latar belakang inilah yang tampaknya mempengaruhi M. Abduh Aziz melihat bahwa film documenter mempunyai kekuatan sebagai alat edukasi dimana orang bisa belajar tanpa harus membaca tapi bisa dengan cara menonton. Hal inilah yang ia sayangkan karena pemerintah tidak menyediakan media yang berfungsi sebagai saluran bagi karya yang tidak diakomodir oleh stasiun tv komersial. Menurutnya kita memang tidak bisa memaksa tv komersial memperbanyak tayangan documenter karena secara “khittah” tv komersial memang dibuat untuk menayangkan program yang menguntungkan secara ekonomi. Jadi kalau cuma bisa mengkritik tanpa berbuat bagi Abduh tidak akan bedanya dengan pihak yang dikritik. Hal inilah yang mendorongnya untuk merintis program documenter “Eagle Award” di Metro TV .

M. Abduh Aziz, Masuk Dunia Film Tanpa Sekolah Film

Dalam membuat film documenter, ayah 3 putera hasil pernikahannya dengan Heni Wiradimaja ini. menggabungkan gaya naratif dan observasi. Ia lebih suka film documenter yang diceritakan oleh subyek atau pelakunya dengan sesedikit mungkin intervensi dari dirinya sebagai pembuat film. Dengan gaya ini, sebagai pembuat film documenter, ia menganggap dirinya hanya sebagai penyampai pesan atau fakta dari sebuah kejadian sejarah. Contoh gayanya bisa kita lihat di film “Petaruhan” yang menceritakan perjuangan kaum perempuan dengan pekerjaannya dan film “Tjidurian 19” tentang Lekra.

M. Abduh Aziz saat ini menjabat sebagai Sekjen Dewan Kesenian Jakarta (periode 2009-2012). Perhatiannya pada dunia perfilman Indonesia tidak pernah pupus. Salah satu usahanya adalah ketika dipercaya untuk menjadi ketua panitia FFI 2011 dimana ajang yang biasanya hanya bersifat seremoni menjadi ajang penghargaan yang merangsang partisipasi public lebih luas. Di ajang Festival Film Indonesia yang ke 56 ini pula terjadi perubahan signifikan dibandingkan penyelenggaraan sebelumnya terutama pada manajemen kepanitiaan, system penjurian yang terukur parameter dan akuntabilitasnya.

Abduh bisa jadi contoh orang yang bergerak untuk perubahan yang lebih baik, melihat pangalamannya di dunia film, rasanya tak berlebihan jika namanya jadi “icon” dalam kancah film documenter Indonesia.

Di luar kegiatannya di Dewan Kesenian Jakarta, Berbagai kegiatan seperti berbaris memenuhi jadwal hari-harinya, mulai dari membuat iklan, program TV, dan berbagi ilmu dalam berbagai pelatihan atau workshop film. banyak terlibat dalam pengembangan dunia.

Temen nan yuk ..!

Ypkris

Filmography Abduh Aziz :

Feature Films

  1. Production Manager in “Daun Di Atas Bantal/Leaf on a Pillow,” directed by Garin Nugroho. 1997.
  2. Co Producer, “Viva Indonesia”, directed by. Ravi L. Bharwani, Aryo Danusiri, Lianto Luseno and Nana Mulyana, for Yayasan SET, 2001
  3. Executive Producer, “Aku Ingin Menciummu Sekali Saja,” directed by Garin Nugroho, for Yayasan SET, 2003.
  4. Co Producer/Writer in, “The Rainmaker”( Impian Kemarau) directed by Ravi L. Bharmawi, 2004. The Best Film (Asian New Talent Award) Shanghai International Film Festival 2005.
  5. Production Supervisor in, “Pertaruhan (At Stake), documentary, directed by Ani Ema Susanti, Lucky Kuswandi, Iwan Setiawan, Mohammad Ichsan, Ucu Agustin. Producer: Nia Dinata, Co Producer: Vivian Idris. Kalyanashira Film & Kalyanashira Foundation, 2008.
  6. Production Supervisor in, “Working Girls”, documentary, directed by Yosef Anggie, Samaria Simanjuntak, Nazira & Daud Sumolang, Producer: Nia Dinata, Co Producer: Vivian Idris. Kalyanashira Film & Kalyanashira Foundation, 2009.
  7. Producer, “K vs K (Kita Versus Korupsi), directed by Emil Heradi, Lasja Soesatjo, Ine Febriyanti and Chairun Nissa. Produced by: Transparancy International Indonesia & KPK.

Documentary

  1. Producer/Writer in, ”Save Motherhood” (video documentary about health reproduction in South Kalimantan) for MotherCare and UNICEF, 1998.
  2. Producer/Writer in, “Environment Documentary,” 5 series (Air Pollution, Forest Fire, Coral Reef, Water Pollution and Urban Poor Settlement) for UNFPA. 1999.
  3. Producer/Writer in, “Coral Reef Documentary,” directed by Asep Kusdinar, Lombok Episode for Coremap LIPI and Johns Hopkins University CCP Jakarta. 2001
  4. Producer in,”Gerabah Plastik,” Directed by Toni Trimarsanto, Cangkir Kopi 2002.
  5. Producer, “Dreamland (Perjuangan Rakyat Porsea Melawan PT IIU),”, Directed by Toni Trimarsanto, for WALHI & Cangkir Kopi. 2003.
  6. Producer, “Abrakadabra: Wajah Aceh di Masa Damai,”. Directed by Aryo Danusiri, for Yayasan Tifa. 2003.
  7. Producer, “Lautku… Hidupku 1 (MCS Selayar-Sulsel),” Directed by Lianto Luseno, for COREMAP-LIPI. 2003.
  8. Producer, “Lautku… Hidupku 2 (MCS Biak-Papua),” Directed by Lianto Luseno, for COREMAP-LIPI. 2003.
  9. Producer, “Kisah Perjuangan Suku Talang Mamak - Riau,”. Directed by Aryo Danusiri, for INFORM-World Bank. 2003.
  10. Producer, “Luka Hutan Siberut,”. Directed by Lianto Luseno, for INFORM-World Bank. 2004.
  11. Producer, “Hutan Terakhir (Berau- Kaltim),”. Directed by Tony Trimarsanto, for INFORM-World Bank. 2004.
  12. Producer, “Air Mata Ibu”. Documentary about health reproduction in Nusa Tenggara Timur, Directed by Tony Trimarsanto, for YLKI, 2004.
  13. Executive Producer, “Sing Penting Nyoblos,” Directed by Masrur Jamal, Election Documentary Series - Docogrant Project (Internews, In-Docs and PJTVUI). 2004.
  14. Executive Producer, “Saat Menyebar Mimpi,” Directed by Syaiful Halim, Election Documentary Series - Docogrant Project (Internews, In-Docs and PJTVUI). 2004.
  15. Executive Producer, “Politik Sang Tengku,” Directed by Raihan Lubis, Election Documentary Series - Docogrant Project (Internews, In-Docs and PJTVUI). 2004.
  16. Executive Producer, “Politik Acan-Obet,” Directed by Tantyo Bangun, Election Documentary Series - Docogrant Project (Internews, In-Docs and PJTVUI). 2004.
  17. Executive Producer,Kampanye Bulan Pengaduan Listrik 2004, directed by Hendrata Yudha, YLKI, 2004
  18. Executive Producer “Wajah Perlistrikan Nasional,” directed by Hendrata Yudha, YLKI., 2004.
  19. Executive Producer, Program Beasiswa Film Dokumenter "Kickstart UI-IKJ, untuk Mahasiswa Universitas Indonesia dan Institut Kesenian Jakarta, Juni-September 2004. Executive Producer untuk 5 dokumenter dalam seriRising Star.
  20. Producer, Documentary series “Mencari Indonesia”, Eagle Award Documentary Competition, Metro TV-InDocs, 2005.
  21. Producer/Director, “Arts Education in Indonesia,” Ford Foundation-Jakarta, 2006.
  22. Producer, Documentary series “Selamatkan Indonesiaku”, Eagle Award Documentary Competition, Metro TV-InDocs, 2006.
  23. Producer/Director, “Membangun Harapan Bersama,” ACCES Australia & REMDEC, 2007.
  24. Director, “Telepon Sahabat Anak (TESA),” Plan Aceh International & Kawanusa, 2007.
  25. Producer, Documentary series “Hitam Putih Indonesiaku”, Eagle Award Documentary Competition, Metro TV-InDocs, 2007.
  26. Producer/Writer, “Program Keluarga Harapan,” Bappenas-World Bank, 2008.
  27. Producer & Director, “Tjidurian 19,” Yayasan Kemanusiaan, 2009.
  28. Producer & Director, “Atas Nama…”, Komnas Perempuan, 2010.

TV Series/Program

  1. Production Designer & Production Manager in “Angin Rumput Savana/Savana Song,” directed by Garin Nugroho. 1996.
  2. Producer in “Sepanjang Jalan Kenangan,” directed by Hani R. Saputra. 1997.
  3. Producer in, “Ali Topan Anak Jalanan” directed by Harry Dagoe. TV series for SCTV. 1998.
  4. Creative in, Reality Show “The Next Great Champ”, 36 Epsiodes, Media Cross Services & ANTV. 2005

Video Corporate

  1. Producer/Writer in,”Citibank Profile”, directed by Hanny R Saputra, company profile video for Citibank Jakarta. 1999.
  2. Producer in, “Jakarta Service City,” directed by Wisnu Adhi. for Pemda DKI Jakarta. 2003.
  3. Producer in, “Forum Nusantara Damai,” directed by Sugeng, for FND, 2004.
  4. Producer in, “Angkasa Pura II Menyongsong Masa Depan,” for PT. Angkasa Pura II, 2004.

Video News Release

  1. Producer/Creative Design in, “Hutanku Hilang Dalam 1 Menit,” INFORM-World Bank, 2003.
  2. Producer/Creative Design in, “Hutanku Hilang Bencana Datang,” INFORM-World Bank, 2003.
  3. Producer/Creative Design in, “Suara Anda Tentukan Masa Depan Hutan ”, INFORM-World Bank, 2003.

Public Service Announcement (PSA)

  1. Producer/ Creative Design in, “PSA – Kenaikan BBM,” public service announcement for Ministry of Mining and Energy. 2000.
  2. Producer/Creative Design in, “PSA - Hemat Listrik” for LDUI & Direktorat Listrik, Pertambangan & Energi (LPE). 2001.
  3. Producer/Creative Design in, “PSA – Pelayanan Konsumen Listrik” for Direktorat Listrik, Pertambangan & Energi (LPE). 2001.
  4. Producer/Creative Design in, “PSA - Subsidi Listrik versi Gogon” for Perusahaan Listrik Negara (PLN). 2001.
  5. Producer/Creative Design in, “PSA Kenaikan TDL versi Omas” for Perusahaan Listrik Negara (PLN). 2002.
  6. Producer/Creative Design in, “PSA Kenaikan TDL versi Museum Listrik” for Ditjen LPE. 2002.
  7. Producer/Creative Design in, “PSA – Lampu Hemat Listrik, versi Cut Mini” for Perusahaan Listrik Negara (PLN). 2002.
  8. Producer/Creative Design in, “PSA – Lampu Hemat Listrik, versi Maudy Kusnaedy” for Perusahaan Listrik Negara (PLN). 2002.
  9. Producer/Creative Design in, “Islam Toleran versi Hasyim Muzadi”, for LAKPESDAM-NU. 2003.
  10. Producer/Creative Design in, “Islam Toleran versi Ahmad Syafii Maarif”, for LAKPESDAM-NU. 2003.
  11. Producer/Creative Design in, “Islam Toleran versi K.H. Sahal Mahfudz”, for LAKPESDAM-NU. 2003.
  12. Producer/Creative Design in, “Islam Toleran versi Musdah Mulia”, for LAKPESDAM-NU. 2003.
  13. Producer/Creative Design in, “RUU Pengelolaan Sumber Daya Alam”, for Koalisi Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA). 2003.
  14. Producer/Creative Design in, “Label Hemat Energi”, for Ditjen LPE. 2003.
  15. Producer/Creative Design in, “Penghapusan Subsidi BBM”, for Ditjen Migas. 2003.
  16. Producer/Creative Design in, “Jangan Tunggu Bencana Saatnya Hutan Diselamatkan ”, for INFORM-World Bank. 2004.
  17. Producer/Creative Design in, “Suara Anda Tentukan Masa Depan Hutan ”, for for INFORM-World Bank. 2004.
  18. Producer/Creative Design in, “Pemilu Aman & Damai versi SBY”, for for Kementrian Politik & Keamanan (POLKAM), 2004.
  19. Producer/Creative Design in, “Partai Demokrat versi SBY ”, for for Partai Demokrat. 2004.
  20. Producer/Creative Design in, “Konvensi Partai Golkar,” DPP partai Golkar, 2004.
  21. Producer/Creative Design in, “Iklan Capres: Komitmen SBY-JK ”, for Media Center SBY-JK. 2004.
  22. Producer/Creative Design in, “Gunakan Listrik dengan Aman dan Efisien ”, for Ditjen LPE. 2004.
  23. Producer/Creative Design in, “Jamsostek: Wujudkan hari Tua Yang Indah”, for JAMSOSTEK. 2004.
  24. Producer/Creative Design in, “Jamsostek: Mitra Pengusaha, Pelindung Pekerja”, for JAMSOSTEK. 2004.
  25. Producer/Creative Design in, “Hangatnya Kebersamaan, “ PT PLN, 2004
  26. Producer/Creative Design in, “Capeknya Jadi Ibu Rumah Tangga,” (versi Lidya Kandau), PT PLN, 2004.
  27. Producer/Creative Design in, “Tukang Sulap Minyak Tanah,” (versi Peggy Melati Sukma), Ditjen Migas-Deptamben, 2004.
  28. Producer/Creative Design in, “Pembangunan Tanpa Hambatan,” PT. Jasamarga, 2004.
  29. Producer/Creative Design in, “Surga dari Ujung Timur,” Pemda Provinsi Maluku Utara, 2004.
  30. Producer/Creative Design in, “Bakrie Untuk Negeri,” Versi Septinus George Saa, PT. Bakrie Telecom. 2006.
  31. Producer/Creative Design in, “Subsidi Tunai Langsung,” Versi Kantor Pos, Menko Info. 2006.
  32. Creative Direcotr in, “Visit Indonesia Year 2008,” Cross Media International, 2007.
  33. Producer/Creative Design, “Indeks Persepsi Korupsi 2009,” Transparancy International Indonesia.


Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta