Kagum terhadap Budaya di Tembi

Kagum terhadap Budaya di Tembi

Bulan September lalu, Tembi Rumah Budaya Yogyakarta kebanjiran pengunjung pelajar dari wilayah sekitar dan luar Jogja, setidaknya dari Temanggung Jawa Tengah. Bahkan kunjungan dari SMAN 1 Temanggung itu dilakukan 4 kali berturut-turut setiap hari Minggu selama bulan September 2012. Ternyata kunjungan dari SMA N 1 Temanggung ini telah rutin dilakukan selama 3 tahun berturut-turut. Sementara kunjungan siswa lokal, antara lain datang dari SDN Timbulharjo, Sewon, Bantul.

Tembi sebagai lokasi yang tidak hanya menyuguhkan koleksi bernuansa Jawa, tetapi juga menampilkan kegiatan beraroma Jawa, klasik lokal daerah lain, dan juga fasilitas bernuansa Jawa, sehingga pantas menjadi tempat alternatif pembelajaran siswa di luar sekolah yang berkaitan dengan budaya lokal, khususnya budaya Jawa. Sudah banyak pelajar mulai dari TK hingga perguruan tinggi dan masyarakat umum yang belajar budaya di tempat ini, biarpun kadang hanya sebatas melihat-lihat koleksi dan aktivitas di Tembi. Termasuk 2 sekolah yang disebutkan di atas.

Kagum terhadap Budaya di Tembi

Seperti yang dilakukan oleh sekolah-sekolah lain yang pernah berkunjung ke Tembi Rumah Budaya, ke-2 sekolah dari SD Timbulharjo dan SMAN 1 Temanggung ini ingin mengenal budaya Jawa dan fasilitas yang ada di Tembi lebih dekat. Setidaknya dari kunjungan ini pelajar akan lebih mengenal budaya Jawa mulai dari koleksi yang ditampilkan di museum maupun kegiatan seni budaya yang terus dilakukan Oleh: Tembi. Sehingga anak lebih paham dan memiliki apresiasi yang lebih terhadap budaya Jawa daripada sebelum berkunjung.

Pengantar sejarah Tembi, mulai berdiri, tujuan-visi-misi, hingga pendiri disampaikan dengan tuntas pada acara pembukaan. Kemudian pelajar diajak berkeliling dari satu ruang ke ruang lainnya untuk melihat detail koleksi dan kegiatannya. Mereka diajak berkeliling ke museum Tembi yang banyak mengoleksi benda etnografi masyarakat Jawa tempo dulu, seperti wayang kulit, keris, tombak, alat membatik, celengan, alat memasak, gamelan, dan sebagainya.

Di ruang Purworejo, pelajar bisa mengapresiasi pameran lukisan yang digelar oleh para seniman-seniman Jogja dan sekitarnya yang kebetulan memamerkan karyanya di Tembi. Sudah ada lebih dari 200 pelukis dan perupa lainnya yang telah berpameran di Tembi Rumah Budaya, mulai dari seni lukis, seni grafis, seni pahat, seni kriya dan lainnya. Bahkan peserta kadang datang dari grup difabel atau anak-anak sekolah.

Kagum terhadap Budaya di Tembi

Para siswa juga diajak untuk melihat-lihat koleksi buku budaya di perpustakaan dan melihat benda-benda kuno lainnya di ruang Wonogiri. Benda-benda kuno yang bisa dilihat, antara lain foto iklan-iklan kuno dari majalah beraksara Jawa “Kajawen” berasal dari tahun 1926—1940-an, motor, sepeda, piano, radio, telpon, hingga kulkas zaman penjajahan dulu yang berasal dari daerah “Weltevreden”.

Selain itu, mereka juga diajak untuk melihat fasilitas untuk kursus tari, mc Jawa, amphiteater untuk pentas musik, tari, event lainnya, kolam renang konsep belik (berfungsi untuk membersihkan jiwa raga dari kotoran), rumah-rumah tradisional yang bisa ditinggali berbentuk limasan, joglo, atau panggung, dan juga menu-menu masakan tradisional dari resep serat Centhini di warung dhahar Pulo Segaran hingga cindera mata atau karya-karya yang telah dihasilkan Tembi, seperti tas, kaos, buku, dan sebagainya.

Banyak siswa yang kagum terhadap koleksi dan kegiatan budaya di Tembi, dan tentunya dengan pemaparan sederhana dan melihat langsung ke obyek, diharapkan anak-anak akan lebih paham dengan budaya setempat sehingga akhirnya tidak akan tercerabut dari budayanya sendiri. Semoga.

Kagum terhadap Budaya di Tembi

Ke museum yuk ..!

Teks dan Foto : Suwandi


Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta