Warung Makan Khas Thailand "Pattaya" Jagonya Tomyam
Selain menu Tea Lychee dan Naan Original, Tembi pun mencicipi menu Tomyam Seafood, yakni salah satu menu andalan Warung Makan Khas Thailand “Pattaya”. Satu porsi Tomyam Seafood ini cukup untuk 4 orang, namun lebih afdol untuk 2 orang. Artinya jika disantap untuk 4 orang memang cukup jatahnya (4 mangkuk), tetapi kurang dalam hal jumlah. Maksudnya, belum cukup menenteramkan perut. Memang demikian. Tomyam sesungguhnya memang lebih bersifat sebagai santapan pembuka/penutup (sekarakter dengan sup).
Tomyam Seafood ”Pattaya” memang cukup menggoda. Penampilannya yang ”sumringah” karena didominasi kuah berwarna merah-oranye-coklat, hasil pentumisan bumbu-bumbu yang kemudian diberi kuah. Bukan hanya itu. Aroma dari bumbu rempah khas Tomyamnya juga merayu-rayu. Kerharuman aroma yang keluar dari uap panas Tomyammemang mengundang. Keharumannya menjadi petunjuk akan kelezatannya. Rasanya tidak sabar untuk segera mencicipinya.
Begitu kuah dicicip, rasa khas Tomyam menyibak ketenangan saraf pencecapan di lidah. Saraf pencecap menari-nari girang. Rasa asam, pedas, dan asin yang samar menyatu dengan aroma rempah yang kaya. Rempah atau sedap-sedapan dalam Tomyam memang khas banget. Jahe, sereh, lengkuas, daun ketumbar, daun jeruk purut, kecap ikan, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, terasi, asam jawa, perasan jeruk lemon menjadi penyedap aroma dan rasa yang cukup kuat. Rasa asam yang cukup kuat muncul dari bumbu berupa asam. Pedas cabainya yang cukup menyentak ikut menjadi warna dominan dalam Tomyam.
Menurut Oni Febriyanto (47) dan Robert Damanik (48) selaku pengelola sekaligus owner dari Warung Makan Khas Thailand ”Pattaya” ini Tomyam Seafood dan menu lain di rumah makan ini telah mengalami penyesuaian dengan lidah lokal. Jadi, Tomyam yang disajikan di tempat ini tidak sangat asam seperti di negeri asalnya. Juga tidak sangat pedas. Sebab jika rasa tersebut masih seperti di negeri aslinya, perut orang Jawa umumnya tidak kuat. Sekalipun begitu, rasa dari Tomyam Seafood Pattaya ini memang patut diberi tanda acungan jempol dua. Pedas yang tidak terlalu amat sangat pedas dari Tomyam Seafood Pattaya ini tetap saja pedas bagi lidah Jawa. Oleh karenanya jangan pernah terburu-buru menghirup kuahnya. Pelan-pelan dan dinikmati dengan tenang. Sebab jika Anda terburu-buru dalam menghirup kuahnya Anda akan tersedak-sedak.
Tomyam Seafood isinya memang relatif lebih komplit daripada Tomyam Kakap, Cumi atau lainnya. Di dalam Tomyam Seafood ini kita akan dapat menemukan isiannya berupa udang, cumi-cumi, kerang hijau, jamur, dan lain-lain. Jenis seafood ini begitu nikmat dikunyah disela ”srupat-sruput” kuahnya.
Jenis santapan Tomyam ini memang memberikan efek segar dan hangat bagi tubuh. Sekaligus memberikan semangat atau kegairahan. Semua karena ramuan rempah dan bahannya, selain juga karena rasanya yang pedas-asam plus disajikan dalam keadaan panas-panas.
Oni dan Robert berani menyatakan bahwa Rumah Makan Khas Thailand ”Pattaya” adalah jagonya Tomyam. Ternyata keberanian ini bukan sesumbar belaka. Hal itu memang bisa dibuktikan dari sajian Tomyamnya yang memberikan efek ketagihan bagi penyantapnya. Sangat sering orang kembali dan kembali ke rumah makan ini karena kangen dengan Tomyamnya. Semua itu bisa terjadi karena bahan yang dipilih untuk sajin menu di rumah makan ini semuanya berkualitas prima. Bukan sembarang bahan. Demikian tandas keduanya. Hal ini penting terus dijaga demi kepuasan pelanggan. Oleh karena itu pula sekalipun rumah makan ini baru berdiri bulan Agustus 2010, namun pelanggannya sudah sangat banyak.
Rumah makan ini buka mulai pukul 10.00-22.00 WIB. Tidak ada libur di rumah makan ini. Jadi, kapan pun Anda datang rumah makan ini sipa menyambut dengan terbuka. Untuk Tomyam istimewa Anda tidak perlu terbang ke Thailand. Cukup di rumah makan ini dan dengan harga yang tidak akan lebih dari 35.000 rupiah per porsi yang dapat disantap (dan mencukupi) untuk 4 mangkuk (4 orang).
Makan yuk ..!
a.sartono
Artikel Lainnya :
- 15 Maret 2010, Suguhan - IGA OBONG CENTHINI(15/03)
- Keren(13/11)
- Art Exhibition Inspires ‘Hope Beyond Absurdity’(06/09)
- 15 Oktober 2010, Pasinaon basa Jawa - RUUK DIY SING ORA RAMPUNG-RAMPUNG(15/10)
- Aktivitas Intelektual di Awal Abad Ke-19(24/01)
- Stasiun Tugu dan Cerita Ringan lainnya(04/02)
- 3 Nopember 2010, Perpustakaan - Doorstoot Naar Djokja. Pertikaian Pemimpin Sipil - Militer(03/11)
- 1 Nopember 2010, Klangenan - MEMBANGUN SOLIDARITAS SOSIAL DI NEGARA YANG BELUM SEJAHTERA(01/11)
- Salah Kaprah Bahasa Jawa. Kontroversi Benar-Salah Bahasa Jawa(13/07)
- Festival Film Solo 2011(14/02)