Keren
(Alat Dapur-4)

Keren hingga saat ini juga masih dipakai oleh masyarakat, umumnya di pedesaan, walaupun penggunaannya juga mulai berkurang, kalah pamor dengan kompor gas. Namun begitu, masyarakat pedesaan yang masih banyak memiliki stok kayu lebih memilih tungku jenis ini karena lebih irit dan sewaktu-waktu bahan bakar bisa dicari sendiri di halaman rumah.

keren alat dapur. Sumber foto: suwandi Tembi
Keren baru yang dijual oleh pedagang

Jenis tungku tradisional lain yang juga sering dipakai oleh masyarakat Jawa dulu hingga sekarang adalah Keren. Wujud tungku jenis ini sepintas mirip dengan anglo, tetapi kalau diperhatikan dengan seksama ternyata ada perbedaan. Bahannya sama terbuat dari tanah liat. Bentuk dan ukuran juga hampir sama. Yang membedakan adalah tanpa adanya sarangan di tungku yang berjenis keren ini.

Boleh jadi, keren ini perpaduan antara dhingkel dan anglo. Tungku jenis keren menggunakan bahan bakar berupa kayu, sabut kelapa, “blarak” (daun kelapa kering), bilah bambu, dan sejenisnya. Bahan bakar seperti ini juga digunakan pada tungku jenis dhingkel. Bedanya, kalau dhingkel terbuat dari susunan batu bata merah yang berbentuk U, keren terbuat dari tanah liat. Keren lebih praktis dipindah dibandingkan dengan dhingkel.

Sama dengan anglo, keren juga ada yang kecil dan besar. Keren kecil sering dipakai untuk memasak sehari-hari, keren besar biasanya hanya untuk keperluan memasak dalam jumlah besar, misalnya saat ada hajatan selamatan, pernikahan, dan lainnya.

Keren hingga saat ini juga masih dipakai oleh masyarakat, umumnya di pedesaan, walaupun penggunaannya juga mulai berkurang, kalah pamor dengan kompor gas. Namun begitu, masyarakat pedesaan yang masih banyak memiliki stok kayu lebih memilih tungku jenis ini karena lebih irit dan sewaktu-waktu bahan bakar bisa dicari sendiri di halaman rumah. Berbeda dengan menggunakan kompor gas, yang harus beli mahal bahan bakarnya, serta kadang-kadang bahan bakarnya langka dicari.

Di pasar-pasar tradisional di Jawa masih banyak yang menjual peralatan dapur jenis tungku ini. Di warung-warung tradisional juga masih ada yang menjual tungku jenis ini. Tembi menjumpai warung yang menjual keren di daerah Kretek Bantul, di Jalan Parangtritis. Di pasar Bantul juga ada.

Walaupun keberadaan tungku jenis keren mulai terdesak oleh kompor gas, namun sebagian masyarakat Jawa, terutama yang tinggal di desa, masih menggunakan keren sebagai alternatif untuk memasak. Salah satu alasan mereka menggunakan keren karena mereka (para wanita paruh baya yang ada di desa) kalau menggunakan kompor gas takut meledak. Selain itu, peralatannya mahal dan susah merangkainya komponennya.

Lepas dari berbagai alasan di atas, tungku keren ini merupakan salah satu ciptaan masyarakat Jawa di masa lampau yang masih bertahan hidup, meski kain redup.

bersambung

Suwandi

Sumber: Buku “Dapur dan Alat-Alat Memasak Tradisional DIY”, Sumintarsih, dkk, Departemen P&K, 1990/1991




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta