Soto Kemangi yang Segar Ngangeni di Bantul
Tidak seperti lazimnya warung soto, warung ini tidak menyediakan sambal di meja. Tapi setiap pembeli yang memesan soto akan ditanya terlebih dulu, “pedas atau tidak?” Jika memesan pedas, mbah Mar akan menggerus 1-2 cabe merah rebus di mangkuk.
Soto bening yang sedap dan segar
Di Yogya warung soto sangat mudah ditemui. Tapi jenis soto yang satu ini sangat jarang. Bukan hanya unik tapi rasanya juga patut diacungi jempol. Padahal tampilannya amat bersahaja, selaras dengan warungnya yang juga sederhana. Inilah warung Soto Kemasan yang menyediakan soto kemangi ala pak Marjudi (56 tahun).
Jika hanya menilai dari tampilannya, soto ini memang kurang menggoda. Berkuah bening, komposisinya hanya irisan tahu bacem, tauge, daun seledri, bawang goreng dan cabe merah rebus yang digerus. Tapi cobalah satu suap, segera terasa sensasinya. Cita rasa segarnya langsung mencuat. Jika semula mata berat mengantuk dijamin akan melek kembali. Apalagi jika disantap dengan daun kemangi. Aroma kemangi yang sedikit langu cocok bertemu dengan perpaduan rasa manis, gurih dan pedas soto ini.
Daun kemangi, pelengkap wajib
Di setiap meja memang disediakan sepiring daun kemangi. Kita tinggal memetik daunnya lantas dicemplungkan ke dalam kuah soto untuk kemudian dikunyah bersama komponen lainnya. Itulah sebabnya, walaupun soto ini lebih pas disebut sebagai soto tahu tapi ternyata lebih populer dengan istilah soto kemangi. Meski kesannya sebagai pelengkap, kemangi ternyata menjadi bagian wajib dalam “ritual” menikmati soto ini. Tanpa kemangi, rasanya tidak afdol atau ada yang kurang.
Oya, tidak seperti lazimnya warung soto, warung ini tidak menyediakan sambal di meja. Tapi setiap pembeli yang memesan soto akan ditanya terlebih dulu, “pedas atau tidak?” Jika memesan pedas, mbah Mar --panggilan akrab pak Marjudi-- akan menggerus 1-2 cabe merah rebus di mangkuk, yang mengingatkan pada bakso lombok uleg khas Temanggung. Langganannya bahkan ada yang selalu meminta tujuh sampai sembilan cabe.
Tidak berlebihan jika mbah Mar mengatakan bahwa menyantap sotonya akan mengusir masuk angin. Tembi sendiri bermandikan keringat usai melahap soto ini. Efek segarnya langsung terasa.
Pak Marjudi dan bu Surajilah, pemilik warung Soto
Kemasan, sedang menyiapkan pesanan
“Dari dulu menunya memang seperti ini,” kata mbah Mar. Yang dimaksud dulu adalah sejak tahun 1952. Saat itu warung soto kemangi ini masih dipegang mbah Wongso, mertua mbah Mar. Mbah Wongso, klaim mbah Mar, adalah perintis soto kemangi. Saat itu warung Mbah Wongso, selain menyediakan soto kemangi, juga menyediakan tahu bacem dan tempe bacem.
Mbah Mar memegang teguh pesan mertuanya agar tetap mempertahankan menu ini. Mbah Wongso mengizinkan menambah menu lain asal tidak menggeser atau menghilangkan menu utama, yakni soto kemangi, tahu bacem dan tempe bacem.
Kini warungnya lebih komplit. Tersaji beraneka jeroan, mulai dari babad iso sampai sate koyor, sate usus dan sate ampela ati. Ada pula daging dan empal. Terkadang tersedia pula tempe gembus dan tempe koro. Tapi kedua menu ini tergantung suplai bahannya, ada atau tidak.
Harga soto kemangi per porsi cukup murah, yakni Rp 5.000. Sedangkan tahu bacem atau tempe bacem masing-masing dibandrol Rp 1.000. Jika ingin merasakan daging, pembeli bisa memesan satu porsi daging seharga Rp 10.000 atau babat iso seharga Rp 5.000. Tersedia pula sate koyor seharga Rp 2.000 per tusuk, dan sate ampela ati Rp 3.000 per tusuk.
Warung bambu yang sederhana tapi cukup lapang dan nyaman
Setiap hari mbah Mar dan keluarganya mulai memasak pukul 2 pagi. Lantas warungnya siap dikunjungi pembeli sejak pukul 06.30. Warungnya tutup jika persediaan sudah habis, biasanya pukul 15.00. Warung ini memang tak berhenti dikunjungi pembeli. Dalam sehari, menurut mbah Mar, biasanya terjual 500-600 porsi soto kemangi. Kalau ramai, misalnya liburan, terjual sampai 1.000 porsi. Rombongan pengendara sepeda sering pula mampir ke warungnya pada hari Minggu.
Di dinding warung terpampang foto mbah Mar berdiri di sisi pakar kuliner Bondan Winarno. Menurut mbah Mar, Bondan pernah meliput soto kemangi ini. Bahkan setelahnya, Bondan bersama keluarga beberapa kali mampir makan di warung ini walau tidak untuk diliput.
Mbah Mar bersama istrinya, Surajilah (57 tahun), mulai mengelola warung ini pada tahun 1970. Warung soto ini sudah berpindah lokasi tiga kali tapi masih berada di Kampung Kemasan, Singosaren, Banguntapan, Bantul. Setelah gempa bumi tahun 2006, warung ini pindah ke lokasinya sekarang, berseberangan dengan rumah kediaman mbah Mar. Letak warung ini di sisi selatan ring road selatan, di sebelah timur SPBU Singosaren, pas di ujung jalan masuk Kampung Kemasan.
Kini mbah Mar dan istrinya sudah mulai menyiapkan putra-putrinya untuk meneruskan usaha turun-temurun ini. “Kalau ada apa-apa, anak saya sudah siap,” kata mbah Mar dengan nada mantap.
Usia warung soto kemangi mbah Mar sudah 62 tahun. Tampaknya akan berumur panjang sejauh kualitas cita rasa, kebersihan dan pelayanannya tetap dijaga.
Makan yuk ..!
Naskah dan foto:Barata
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Ayam Goreng Tojoyo 3(07/01)
- Menikmati Gatot Tiwul Legendaris dari Jetis(20/12)
- Es Kopyor Giritirto Dikenal Sejak 1972(12/12)
- Bakmi Jawa Pak Rebo di Jalan Katamso(04/12)
- Sensasi Jeroan Sapi di Warung Makan Kebon Ndhelik(28/11)
- Bibimbap Menu Restoran Korea(12/11)
- Bajigur-Q dengan Penganan Serba Dua Ribu Rupiah(09/11)
- Bakmi Tomang Jalan Mangkubumi Didatangkan dari Jakarta(01/11)
- Menyantap Mie Ongklok Bu Renny(26/10)
- Sego Goreng Kambing GOAT, Warna Lain Nasi Goreng Kambing Yogya(11/10)