Sego Goreng Kambing GOAT, Warna Lain Nasi Goreng Kambing Yogya
Tampilan Sego Goreng Goat tampak lebih gelap. Rasa antara manis-asin-guring-pedas relatif berimbang. Ada sedikit tekanan pada rasa manis.
Sepiring Sego Goreng Kambing Goat dan jus jambu merah,
perpaduan yang serasi mengundang selera
Ada banyak warung makan yang menyuguhkan menu utama dari daging kambing, antara lain di ruas Jalan Imogiri Timur maupun Jl. Imogiri Barat Bantul. Di ruas-ruas jalan lain di Yogyakarta, juga ada namun kedua jalan itu dapat dikatakan menjadi ruas jalan yang cukup sarat dengan warung makan bermenu utama daging kambing seperti sate-gule.
Belum lama muncul satu warung makan berbahan baku daging kambing pula. Nama warung makan tersebut adalah Sego Goreng Kambing GOAT. Warung ini berdiri di Jl. AM. Sangaji 65 Yogyakarta, di sisi barat-utara Hotel Tentrem. Warung dapat dijangkau dari Tugu Yogya ke arah utara pada jarak sekitar 1 kilometer.
Nama warung ini dengan sengaja menekankan kata goat agar nuansa perkambingannya lebih kental. Untuk lebih meyakinkan, warung ini memasang semacam logo berupa kepala kambing jantan yang dibuat tampil demikian jantan namun lucu karikatural. Warung makan ini berkapasitas 80 kursi. Semua kursi dan mejanya terbuat dari kayu dengan politur cerah yang menampakkan urat-urat kayunya. Masing-masing meja dan kursi diberi gambar logo GOAT tersebut.
Meski berlabel Sego Goreng Kambing warung ini juga menyuguhkan menu tongseng, tengkleng, dan sate klathak. Tekanan pada sego goreng (bukan nasi goreng), dengan satu alasan agar nuansa kejawaan dari warung ini lebih menonjol.
Arasy Amri (21) (baju putih) pemilik Warung Makan Sego Goreng GOAT
di antara juru masaknya
Arasy Amri (21), pemilik warung, mengaku agak prihatin dengan serbuan kuliner dari luar Yogya yang pada satu sisi cukup meramaikan suasana kuliner Yogya, namun di sisi lain juga menenggelamkan kuliner khas Yogya. Salah satunya adalah Sego Goreng Kambing.
Arasy sendiri adalah penggemar kuliner. Ia juga banyak menjelajah kuliner di Yogya maupun di luar Yogya. Ia mendirikan warung tersebut karena terinspirasi dari banyaknya pengalaman ia menjelajah dunia kuliner. Kebetulan juga ia penggemar daging kambing. Jadilah warungnya yang berlabel GOAT dan didesain ala rock and roll ini. Desain warung ini dibuat demikian karena ia juga merasa prihatin karena banyak warung makan perkambingan di Yogya yang tampil ala kadarnya sehingga terkesan kumuh.
Sego Goreng Kambing Goat memang terasa beda. Nasi gorengnya disuguhkan dengan piring yang terbuat dari plat logam antikarat cukup tebal dan cekung. Asesori dari nasi goreng di antaranya adalah kubis yang dirajang halus, emping goreng, dan acar. Sego goreng atau nasi goreng dengan asesori demikian hampir tidak pernah didapatkan pada warung nasi goreng kambing biasa di Yogya.
Tampilan Sego Goreng Goat tampak lebih gelap. Rasa antara manis-asin-guring-pedas relatif berimbang. Ada sedikit tekanan pada rasa manis. Nasi goreng di tempat ini juga tidak mawur ‘pera/butir nasinya pisah-pisah’, namun cenderung lemas dan sedikit lembab. Jadi terasa lebih nyaman dan lembut di mulut dan perut. Sementara irisan daging kambing yang menjadi campuran utama nasi gorengnya juga demikian empuk. Sangat mudah leleh dan dilembutkan di mulut.
Warung Sego Goreng Kambing GOAT di waktu malam
Daging kambing dalam campuran nasi goreng ini telah dimasak lebih dulu sehingga terasa benar resapan bumbunya. Aroma Sego Goreng Goat terasa agak berbeda dengan nasi goreng kambing lainnya. Lebih harum karena sentuhan kuah gule dalam proses menggorengnya. Oleh karenanya juga terasa lebih lembab, yummy.
Untuk sepiring Sego Goreng Goat dibanderol Rp 13.000, sementara untuk sate klathak, tongseng, gule, dan lain-lain tidak bergeser jauh dari angka tersebut. Di samping menyediakan menu serba kambing tempat ini juga sanggup melayani menu-menu yang tidak menggunakan kambing namun beraroma daging kambing. Untuk menetralisir kolesterol tempat ini juga menyajikan aneka jus buah. Tempat ini buka setiap hari pukul 16.00-24.00 WIB.
Salah satu sudut dalam warung, bergaya anak muda
Makan yuk ..!
Naskah & foto:A.Sartono
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Mi Letheg, Kuliner Ndeso Tenan(11/09)
- Berburu Wader dan Urang Kali di Nglaras Roso, Bantul(29/08)
- Kwetiau Pontianak Memberi Rasa Berbeda(22/08)
- Pecel Wader Bu Amad, Kesederhanaan yang Nikmat(17/08)
- Menu Vegan Di Loving Hut Ekspress(12/08)
- Ada Nasi Godhog di Warung Paino di Bintaran Wetan Yogyakarta(01/08)
- Tembi Catering Siap Memanjakan Selera Anda(29/07)
- Serba Organik, Menu Spesial Angkringan Tembi di Bulan Ramadan(24/07)
- Santap Brongkos di Waroeng Soekonandi Yogya(23/07)
- Bakmi dan Bajigur di Bintaran Kulon Yogya(17/07)