- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Makanyuk»GUDEG SONG DJIE BU ATMO
30 Nov 2009 09:30:00Makan yuk ..!
GUDEG SONG DJIE BU ATMO
Gudeg Song Djie Bu Atmo menawarkan gudeg dengan cita rasa yang tidak terlalu manis. Song Djie menawarkan dua jenis gudeg, yakni gudeg basah dan kering. Yang paling diminati pengunjung adalah gudeg basahnya. Sedangkan gudeg kering biasanya dibuat untuk dijinjing pergi dengan dus, besek atau kendil.
Gudeg ini ada di tiga tempat. Pusatnya di Jalan Godean, sebelah timur Mirota Godean. Tempatnya bersih dan nyaman, sajiannya paling komplit. Sedangkan cabangnya ada Jalan Brigjen Katamso, sekitar 300 meter di sebelah selatan Purawisata. Di sini hanya tersedia gudeg basah, begitu pula kreceknya. Tapi tempat ini melayani pula pesanan gudeg kering. Dan yang baru dibuka ada di Progo Department Store, Jalan Mataram.
Secara keseluruhan rasa gudeg basahnya lezat, gurih dan sedikit manis. Arehnya (santan kental berbumbu) gurih dan sama sekali tidak berbau sangit. Dipadu krecek yang tidak begitu pedas. Daging ayam kampungnya empuk. Sedangkan telurnya bukan telur ayam tapi telur bebek.
Menurut putri Bu Atmo, Sari (49 tahun), ibunya (kini 77 tahun) beserta dua orang budenya dan neneknya –saat itu tinggal di Sagan– memang sejak dulu membuat gudeg dan menjajakannya. Sari tak tahu persis sejak kapan tapi ketika kakaknya lahir pada 1951, Bu Atmo sudah menjajakan gudeg. Lokasi berjualannya yang kini banyak dikenal ada di kawasan Malioboro, di trotoar dekat toserba Ramayana. Hingga kini, Bu Atmo tetap berjualan sejak menjelang maghrib sampai menjelang tengah malam.
Menurut Sari, Song Djie sendiri –merupakan singkatan dari kosong siji (01)— merupakan usaha bersama antara Bu Atmo dan seorang pelanggan setianya. Dari kerjasama ini, pada sekitar tahun 2004 berdirilah Gudeg Song Djie Bu Atmo di Jalan Godean, yang ternyata berkembang pesat. Menyusul, pada tahun 2007, cabang di Katamso. Dan terakhir, pada tahun 2009 ini, di Progo.
Untuk racikannya, kata Sari, dipusatkan di rumah Bu Atmo di Wirobrajan, lalu didistribusikan ke tiga lokasi tersebut. Bisa dikatakan, urusan Song Djie ditangani anak dan menantu Bu Atmo. Bagi Sari tidak masalah lantaran resepnya standard. Bu Atmo telah membuat takaran komponen masakannya. Misalnya, gori sekian, gula sekian, air sekian. Tapi resep ini hanya diturunkan Bu Atmo kepada keluarganya.
Harganya termasuk lumrah. Dimulai dari harga Rp 7.000 untuk gudeg dan telur. Lalu Rp 10.000 untuk gudeg beserta tahu, tempe, telur (3T), atau kepala ayam, atau ati rempela/sayap. Jika dengan paha dikenai Rp 14.000, gending Rp 17.000, gending brutu Rp 19.000, atau mentok Rp 20.000. Rumah makan ini buka pada pukul 6 pagi. Dulu sampai pukul 12 malam, tapi kini “hanya” sampai pukul 10 malam.
Jika Anda ingin menyantap gudeg yang nikmat tapi tidak ingin yang kelewat manis, bisa mampir di Song Djie. Atau di lesehan Bu Atmo di Malioboro. Cita rasanya relatif sama, dan yang terpenting, ‘mathuk’ di lidah.
barata
Artikel Lainnya :
- 12 April 2011, Bothekan - JANMA ANGKARA MATI MURKA(12/04)
- Denmas Bekel(14/07)
- GUA MARIA LAWANGSIH, OBWIS ZIARAH BARU DI KULON PROGO(12/05)
- Nol Kilometer Yogya(30/07)
- 20 Januari 2011, Kolom - RANGKUL SAUDARA KITA DAN BEKERJA BERSAMA(20/01)
- NASI GORENG B2 DAN JERUK PANAS(05/09)
- LURAH-LURAHAN-2 (DOLANAN ANAK TRADISIONAL-25)(09/02)
- FFD ke-11: Mengajak Bersikap Atas Sebuah Fenomena(21/12)
- GAPURA MASJID MATARAM KOTAGEDE DI MASA LALU(15/09)
- 8 Mei 2010, Kabar Anyar - PAHIT MANIS 'JUMPING CLAS REPUBLIK IMPIAN'(08/05)