Gubug Makan Iwak Kalen
Namanya ‘Gubug Makan Iwak Kalen’. Lokasinya masuk dari jalan raya. Persisnya di jalan Godean Km 9. Papan nama yang dipasang pada pertigaan masuk dusun tertulis ‘Gubug Makan Iwak Kalen’ masuk 1 menit. Kalimat 1 menit, agaknya merupakan kata ganti 1 km. Karena memasuki arah menuju warung ini sekitar 1 km. Lokasinya ada di jalan Goedan km 9, Gg Mandungan, Nggenitem, Sidoagung, Godean, Sleman, Yogyakarta.
Warungnya terbuat dari bambu, sehingga memberikan kesan warung ndeso. Tersedia lesehan, atau juga tersedia kursi. Sekitar bangunan warung dikitari sawah. Orang yang ingin menikmati makanan iwak kalen sambil tangannya menggapai padi bisa duduk lesehan dekat sawah. Karena tempat lesehan terbuka dan langsung bersentuhan dengan sawah.
Seperti nama warungnya, menu yang disajikan rupa-rupa iwak kalen, seperti kutuk, aneka wader, nila, lele, uceng sili, belut dan sebagainya. Pilhan masaknya bisa berupa gorengm atau mangut, setidaknya pada kutuk, lele, belut bisa dimasak mangut. Tapi pada aneka wader, termasuk uceng sili hanya bisa digoreng. Sayuran dan dan aneka sambal tersedia, tinggal dipilih. Aneka sambalnya gratis: sambal tempe, sambal tomat matang, sambal trasi matang dan lainnya. Sayuran ada harga sendiri, tinggal milih oseng daun papaya, balado terong dan lainnya.
‘Kuliner Tembi’ menyusuri sepanjang jalan Godean, dan sampai pada km 9, pada pertigaan jalan menuju dusun ada spanduk bertuliskan ‘Gubug Makan Iwan Kalen’. Mengambil duduk lesehan yang dekat dengan sawah bersama dua orang teman. Salah satu teman, Darwis Khudori namanya, orang Indonesia yang menetap di Perancis dan kebetulan liburan. Melihat lokasi yang dikitari sawah.
“Wah, sudah lama tidak melihat sawah, apalagi duduk lesehan di tengah sawah” kata Darwis Khudori.
Beberapa menu dipesan sekaligus karena satu porsi menu hanya untuk satu orang. Pilihan menunya kutuk mangut, wader, uceng cili, sambal tempe, sambal terasi, oseng daun papaya dan balado terong, Minumannya kopi hitam, jeruk panas dan capucino. Wader diogereng kering sehingga terasa gurih dimakan, demikian juga uceng cili. Kutuk mangut satu piring berisi tiga kutuk, kuahnya meski kelihatan merah, tetapi tidak terlalu pedas. Makan wader goreng untuk melengkapi menu berkuah seperti ketuk mangut, betapa nikmatnya.
Kutuk mangutnya empuk dan tidak alot. Tiga kutuk dalam piring mudah sekali untuk dipotong denga tangan, sehingga memang terasa nikmat makan iwak kalen mengguakan tangan tanpa sendok.
Kalen dan Kali (sungai) dua hal yang berbeda. Kalen lebih kecil dan biasanya airnya diambilkan dari kali (sungai), atau dari sumber lain. Kalau disebutkan ‘iwak kalen’, agaknya untuk memberi kesan eksotik, meskipun menu ikannya diambil dari kali (sungai).
Siang hari,, gubuk makan tampak dikunjungi banyak orang. Mungkin orang merasa kangen makan jenis iwak kalen. Harga masing-masing porsi tidak mahal, hanya berkisar anara Rp 6000 sampai Rp, 7000-an. Dalam kata lain, gubug makan iwak kalen ini, harganya terjangkau.
Silahkan mampir dan mencobanya.
Makan yuk ..!
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- Memilih Hari Untuk Minggu Depan(03/05)
- GUDEG SONG DJIE BU ATMO(30/11)
- Membaca Antologi Puisi di Sastra Bulan Purnama(09/07)
- SEGERA RILIS ALBUM KEDUA SaUnine Ngamen Musik Gesek(06/09)
- 4 Februari 2011, Kabar Anyar - SEKATEN SUGUHKAN ANEKA MACAM HAL DI LUAR KEBIASAAN(04/02)
- 11 Oktober 2010, Klangenan - BLOK M TETANGGA RT(11/10)
- DAFTAR BUKU PERPUSTAKAAN RUMAH BUDAYA Tembi(28/01)
- 7 September 2010, Djogdja Tempo Doeloe - GADIS JOGJA MASUK FUJINKAI 1944(07/09)
- 6 April 2011, Yogya-mu - KERAJINAN KULIT IKAN PARI PARI RADJA SALAH SATU PRODUK UNIK DARI JOGJA(06/04)
- Memilih Hari Untuk Minggu Depan(30/08)