- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Makanyuk»AYAM BAKAR SUKA SUKA BACIRO YOGYAKARTA
23 Mar 2009 07:22:00Makan yuk ..!
AYAM BAKAR "SUKA-SUKA"
BACIRO YOGYAKARTA
Bagi Anda penggemar kuliner masakan ayam bakar mungkin sudah biasa mencoba menu ini di beberapa restoran, rumah makan, atau warung makan yang bertebaran di Yogyakarta. Namun tidak ada salahnya jika sekarang Anda mulai mencoba di warung makan spesial ayam bakar “Suka-Suka” yang terletak di Jalan Mojo Yogyakarta. Tepatnya di sebelah timur Brimob Baciro Yogyakarta. Jika Anda sudah mencoba sekali saja, akan merasakan kenikmatan rasa ayam bakar spesial khas Yogyakarta.
Warung makannya boleh dibilang cukup sederhana. Terletak dipinggir jalan, di atas trotoar sempit seperti layaknya warung-warung milik pedagang kaki lima lainnya. Ada 2 bangku panjang dengan sederet kursi plastik tempat makan pelanggannya yang hanya cukup untuk duduk sekitar 10 orang yang saling berhimpitan. Selain itu ada sebuah etalase kaca tempat menyajikan menu masakan dan tempat pembakaran daging ayam dan lele. Namun dibalik keterbatasan tempat itu, ternyata menu yang disajikan cukup beragam. Tentu, selain ayam bakar yang merupakan menu favorit di warung ini, Anda akan disuguhi menu-menu lainnya seperti ayam goreng, lele bakar dan goreng, telur dadar dan ceplok, hingga tempe goreng. Jika Anda telah berada di warung makan ini, Anda akan tahu rasa perbedaan menu masakan di warung makan ini dengan warung makan ayam bakar lainnya, yakni terutama pada menu sambal yang dipadukan dengan sajian bumbu rendang.
Jika warung-warung makan ayam bakar lainnya, biasanya hanya disajikan satu jenis sambal (mungkin sesuai dengan pesanan, seperti sambal tomat, sambal trasi, dan lainnya, untuk rumah makan dan restoran besar), maka di warung makan ayam bakar “Suka-Suka” ini Anda akan menemukan satu jenis sambal yang dipadu dengan bumbu rendang lain hasil eksperiman si pemilik warung yang bernama Mbak Mei Tri R. (41 tahun). Menurut pengakuannya, untuk jenis sambalnya memang diolah seperti sambal pada umumnya, yakni terdiri dari bahan-bahan seperti cabai rawit merah, cabai merah besar, sedikit trasi pilihan, dan bumbu-bumbu sambal lainnya. Sementara untuk bumbu rendang --walaupun sebenarnya komposisi bumbu rendang hingga saat ini merupakan “rahasia perusahaan” bagi warungnya--, ia mengatakan bahwa resep bahan dasarnya, seperti dari kaldu ayam, santan kental, dan campuran rempah-rempah. Demikian penjelasan Mbak Mei Tri di warung makannya ketika kru Tembi mewawancarai di suatu malam (20/3). Ia dalam berjualan ayam bakar ini juga dibantu oleh keluarganya, seperti saudara dan orang tuanya.
Masih menurut Mbak Mei, begitu panggilannya, yang tinggal di Jalan Mojo Gendeng GK IV/378 Kota Yogyakarta, bumbu rendang pendamping sambal ini rasanya gurih, agak manis, dan ternyata cocok dilidah para pelanggannya, khususnya yang berselera masakan Yogyakarta. Salah satu pelanggan bernama Mas Dedi (asal Nias, Sumatra) dan Mbak Popi, istrinya (asal Ambon) yang saat ini tinggal di Jalan Kusumanegara dan kebetulan juga berbarengan makan malam di warung ini, ketika diwawancarai Tembi juga membenarkan hal itu. “Kami berlangganan makan di warung ayam bakar ini sudah sejak tahun 2007 lalu, ketika awal menikah. Paling tidak seminggu sekali kami makan di warung ini, dan kesukaan menu kami adalah menu ayam bakar.” Demikian penjelasannya sambil makan. “Kami merasakan ayam bakarnya empuk, bumbunya meresap dan nikmat. Begitu pula sambalnya tidak telalu pedas, sedap, enak.” Sambil terus menikmati menu ayam bakar kegemarannya. “Bumbu rendangnya juga pas dilidah, ada rasa gurih, ada rasa sedikit manis, dan itu pas bagi kami. Harganya pun pas buat kantong kami” Begitu tambahnya sambil tersenyum.
Memang, sambal utama untuk menu ayam bakar spesial dan menu-menu lainnya ini dibuat dengan selera pas, pedas tidak begitu membakar lidah, sehingga cocok bagi kuliner yang tidak suka masakan pedas. Sementara lalaban juga cukup bervariasi dan lengkap, ada kobis, kacang panjang, ketimun, daun kemangi, dan tomat. Semua lalaban, sambal, bumbu rendang, dan lauk ini dijadikan dalam satu piring tersendiri. Sebelumnya, daging ayam yang telah direbus dengan rempah-rempah kunyit ini, dibakar dengan bumbu kecap seperti layaknya membakar sate. Piring satunya berisi nasi pulen hangat. Pas disantap saat nasi masih hangat dan bakaran ayam turun dari dari tungku bakaran.
Harga 1 porsi ayam bakar spesial ini bisa dibilang cukup murah, karena hanya seharga Rp 7.500. Itu pun sudah ditambah nasi hangat 1 piring yang dicetak dalam mangkok kecil. Untuk harga ayam goreng juga Rp 7.500. Sementara harga menu 1 porsi lele bakar atau goreng + nasi Rp 6.000, menu dadar atau ceplok telur + nasi Rp 3.500, menu tempe goreng + nasi Rp 3.000. Untuk setiap porsi dengan lauk ayam atau lele, maka sajian sambal, bumbu rendang, dan lalabannya sama. Tarif minuman warung ayam bakar “Suka-Suka” yang buka setiap hari mulai pukul 17.00—24.00 WIB (jam 5 sore sampai jam 12 malam) ini pun juga cukup murah. Untuk semua jenis minuman, dari es teh, teh hangat, es jeruk, dan jeruk hangat hanya Rp 1.500 per gelas.
Ternyata harga yang ditawarkan itu cukup terjangkau bagi kalangan anak kost dan mahasiswa. Masih menurut paparan pemilik warung, pada awal buka di tahun 1998, sekitar 10 tahun yang lalu, harga 1 porsi ayam bakar ketika itu masih sekitar Rp 4.000,-. Namun seiring perubahan harga di semua komponen, sedikit demi sedikit harga dinaikkan. Namun kenaikan harga disesuaikan dengan kemampuan daya beli parapelanggannya, yang kebanyakan adalah anak-anak kost mahasiswa dari luar Jogja, bahkan luar Jawa, seperti Mas Dedi dan Mbak Popi di atas. Warung makan ini cukup laris, seperti malam itu ketika susana cukup cerah, pelanggan silih berganti makan. Karena warung makannya sangat terbatas, tidak jarang pula, beberapa pelanggan lainnya memilih untuk membawa pulang menu yang dipesannya.
Banyak pula warga sekitar yang memesan ayam bakar spesial “Suka-Suka” ini untuk ulang tahun, syukuran wisuda, acara gereja, acara pengajian, rapat-rapat, dan lain-lain. Masih menurut pemilik warung, ide mmbuka warung di jalan Mojo ini awal mulanya, di daerah ini dulunya belum ada warung ayam bakar. Sehingga keberadaan warung ayam bakar saat ini banyak diminati oleh warga sekitar dan anak-anak kost. Anda penasaran dan ingin mencoba ayam bakar “Suka-Suka” khas Yogyakarta? Silakan mampir ke tempat yang cukup ramai dan strategis, tepatnya di sebelah timur Brimob Baciro Yogyakarta.
Teks dan foto : Suwandi/Tembi
Artikel Lainnya :
- 8 Februari 2011, Djogdja Tempo Doeloe - MODEL KARNAVAL TAHUN 1937(08/02)
- 13 April 2010, Bothekan - KOCAK TANDHA LOKAK(13/04)
- JASA LAYANAN VERMAK PAKAIAN DI YOGYAKARTA(01/01)
- 23 Oktober 2010, Denmas Bekel(23/10)
- 4 Nopember 2010, Situs - SUMUR KITIRAN MAS: OBJEK PEZIARAHAN UMAT KATOLIK SELAIN GUA MARIA(04/11)
- LEGENDA BRONGKOS WARUNG IJO BU PADMO DI BAWAH JEMBATAN KRASAK, TEMPEL, SLEMAN(21/07)
- WAYANG DALAM JAGAD DAGANG(01/01)
- Rehabilitasi Kunci, Salah Satu Lembaga Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba di Jogja(25/01)
- SELINTAS TENTANG JURUKUNCI DI YOGYAKARTA(01/01)
- GEDONG PUSAKA PENINGGALAN SULTAN HAMENGKU BUWANA II(12/08)