Tembi

Jaringan-museum»GEDONG PUSAKA PENINGGALAN SULTAN HAMENGKU BUWANA II

12 Aug 2011 09:31:00

Keletakan

Situs Gedong Pusaka terletak di Dusun Banguntapan, Kalurahan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Propinnsi DIY. Situs ini dapat dijangkau melalui Jalan Raya Gedong Kuning Selatan setelah sampai di Kantor Kalurahan Banguntapan pengunjung tinggal mengikuti jalan kampung di sisi selatan Kantor Kalurahan Banguntapan menuju ke timur. Pada jarak sekitar 100 meter dari Kantor Kalurahan Banguntapan akan ditemukan jalan kecil ke arah selatan (kanan). Pengunjung tinggal mengikuti jalan tersebut. Pada jarak 100 meter dari jalan kampung pada sisi timur (kiri) akan ditemukan sebuah puing bangunan di tengah sawah yang ditumbuhi aneka macam tanaman dan rerumputan.

Data Fisik

Menurut buku Monografi Pesanggrahan-Pesanggrahan Kraton Yogyakarta terbitan BP3 Yogyakarta, puing Gedong Pusaka di Banguntapan ini memiliki arah hadap ke barat. Hingga kini bekas pintu di sisi barat ini tinggal berupa dua struktur bangunan yang terbuat dari batu bata yang kenampakannya tidak utuh lagi. Struktur bangunan ini berupa dua buah bentuk bangunan dinding batu bata yang saling berhadapan sehingga membentuk semacam lorong. Selain di sisi barat pintu dari bekas Gedong Pusaka ini juga terdapat di dinding bagian selatan. Struktur bekas pintu di dinding bagian selatan ini masih kelihatan jelas. Hanya saja daun pintunya sudah tidak ada sama sekali.

Secara keseluruhan struktur bangunan bekas Gedong Pusaka ini berbentuk persegi panjang yang membujur barat-timur. Dinding di bagian selatan-barat sebagian telah runtuh total hingga menjadi puing berserakan. Praktis keseluruhan kompleks situs ini tinggal merupakan dinding tua berbentuk persegi panjang dengan keretakan di sana-sini dan sebagian telah runtuh. Kecuali itu hampir 90 prosen plester dari dinding-dinding tembok tersebut telah mengelupas. Kompleks ini juga ditumbuhi banyak semak belukar, bahkan juga pohon-pohon besar jenis keluwih, kelapa, kemuning, dan beberapa jenis pohon lain. Tampak bahwa situs ini tidak terawat dan kotor.

Dinding-dinding tembok berbentuk persegi tersebut semula berfungsi juga sebagai penyangga atap bangunan. Akan tetapi atap dari bangunan ini sama sekali tidak bersisa. Ukuran dinding berbentuk persegi tersebut menurut pengukuran yang dilakukan oleh BP3 Yogyakarta dalam bukunya Monografi Pesanggrahan-Pesanggrahan Kraton Yogyakarta adalah 39, 9 m x 16,30 m. Struktur bangunan ini dibagi dalam dua ruangan, yakni ruangan sebelah timur dan barat. Semula kedua ruangan tersebut dipisahkan oleh sekat dinding yang membujur dari arah utara ke selatan. Ruangan di sisi barat berukuran 21, 5 m x 16, 3 m. Sedangkan ruangan sisi timur berukuran 13, 6 m x 16,3 m. Teras di bagian barat memiliki ukuran 4,8 m x 2,7 m.

Latar Belakang

Bangunan yang disebut sebagai Gedong Pusaka ini diduga dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana II (1792-1810). Jadi, masih sezaman dengan situs Warungboto (Pesanggrahan Rejowinangun), Istana Air Gua Siluman, Pesanggrahan Sanapakis, dan Situs Tamanan (Pesanggrahan Rejakusuma).

Tidak diketahui dengan jelas mengapa situs ini dinamakan Gedong Pusaka. Menilik namanya yang demikian, kemungkinan besar bangunan ini dulunya pernah digunakan untuk menyimpan barang-barang milik raja yang oleh umum dikatakan sebagai pusaka. Barang-barang tersebut bisa saja berupa senjata, pakaian, alat rumah tangga, dan sebagainya.

Menurut warga setempat dulu di kompleks situs tersebut teradapat sebuah sendang (mata air) yang sering digunakan untuk mandi dan cuci serta untuk paduysan menjelang bulan puasa (Ramadan). Akan tetapi sendang tersebut sekarang sudah tidak ada lagi. Masih menurut penduduk setempat, situs ini dianggap sebagai tempat yang angker sehingga tidak setiap orang berani mendatanginya, lebih-lebih di waktu malam.

a.sartono

sumber: BP3 Yogyakarta, 2008, Monografi Pesanggrahan-Pesanggrahan Kraton Yogyakarta




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta