Mengenal Seni Tradisi di Tembi
Saat Kunjungan SMK N 1 Sewon Bantul

Para pelajar setingkat SMA itu dengan antusias menyebutkan beberapa kesenian tradisional Jawa yang mereka kenali, saat pemandu meminta menyebutkannya, seperti, jathilan, kethoprak, wayang kulit, campursari, tayub, dan sebagainya. Mereka baru sadar, bahwa sebenarnya kesenian tradisional lokal di sekitar mereka banyak sekali. Cuma karena mereka sudah sangat jarang melihatnya langsung, maka beberapa pelajar agak sulit menyebutkannya. ”Wah ternyata kesenian tradisional kita banyak sekali ya!” Celutuk salah satu di antara mereka, ketika dijelaskan berbagai kesenian tradisional yang pernah dipentaskan di pendopo Yudonegaran Tembi Rumah Budaya (TRB).

Itulah sepenggal narasi, ketika pemandu Tembi menyampaikan berbagai informasi kegiatan yang ada di Tembi kepada pelajar SMK N 1 Sewon, Bantul, yang pada Selasa pagi (15/5) itu berkunjung ke Tembi dalam rangka belajar budaya. Mereka harus banyak belajar budaya lokal, karena jurusan mereka adalah Perhotelan. Jangan sampai mereka buta terhadap pengetahuan budaya, saat bekerja di perhotelan, karena bisa mengecewakan pengunjung yang berwisata ke Yogyakarta atau tempat lainnya. Demikian saran Bu Siwi, guru pendampingnya saat memberi sambutan di pendopo.

Begitulah kunjungan dari pelajar SMK Bantul di Tembi bulan Mei ini. Seperti biasanya, setelah mereka dijelaskan tentang sejarah singkat Tembi dan fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk umum, mereka mulai diajak berkeliling. Mereka terdiri dari kelas X.1 dan X.2 dengan jumlah sekitar 60 orang. Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok dipandu seorang pemandu. Mereka melihat-lihat koleksi museum, pameran sketsa, melihat koleksi buku perpustakaan. Selain itu, mereka diajak melihat-lihat koleksi benda kuno yang berada di ruang Wonogiri, seperti foto iklan kuno, kulkas kuno, sepeda kuno, motor kuno, dan lain sebagainya. Setelah itu, diperkenalkan pula tempat amphiteater untuk pentas terbuka seperti musik, tari, maupun tempat latihan tari.

Selain itu rombongan pelajar juga diperkenalkan dengan fasilitas penginapan, seperti rumah penginapan ala desa, kolam renang dengan konsep belik, restoran ”warung dhahar” yang menyajikan menu tradisional, dan lainnya. Karena jurusannya adalah perhotelan, maka mereka diperkenalkan secara detail isi rumah penginapan tradisional tersebut.

Di akhir acara mereka diajari karawitan dan tari. Sebagian pelajar belajar gamelan. Gending yang diajarkan adalah Manyar Sewu. Setelah mereka belajar sebentar, terlihat sangat senang. Sebagian lagi belajar tari yang diajarkan oleh teman-teman dari Tembi Dance Company (TDC). Mereka belajar sambil memaknai budaya, dengan melakukannya sendiri. Semoga terus berkesan di benaknya.

Suwandi
Foto: Sartono

Artikel Lainnya :

• MENU VEGETARIAN SOMA YOGA(21/12)
• SEGA GENENG, MASAKAN KHAS LAIN DARI BANTUL(01/01)
• Pengunjung Kecelik Saat Museum Sasmitaloka Pangsar Jenderal Sudirman Yogyakarta Direnovasi(22/09)
• DOLANAN GOBAG GERIT-2 (PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-49)(14/12)
• Sembadra(06/07)
• Katalog Pameran 3 (22/02)
• 20 Februari 2010, Jaringan Museum - MENGENAL LEBIH DEKAT MUSEUM SENI ISTANA KEPRESIDENAN RI YOGYAKARTA(20/02)
• BELAJAR BAHASA KRAMA LEBIH MUDAH DARIPADA BAHASA NGOKO(14/12)
• Penggalian Situs Jagang Museum Benteng Vredeburg(19/09)
• Pameran Tunggal Anggun Priambodo Buka Toko Keperluan(02/06)