Pameran
Tunggal Anggun Priambodo
Buka Toko Keperluan
Setiap orang pasti memiliki kenangan tersendiri tentang pengalaman berbelanja dipasar atau di supermarket. Berdasarkan pengalaman itulah, seniman yang aktif membuat karya seni video ini memiliki gagasan untuk membuat toko yang menjual segala macam keperluan layaknya supermarket didalam galeri Ruang Rupa Jakarta. Bagi kebanyakan orang pergi ke toko atau supermarket tujuannya adalah berbelanja barang-barang yang penting atau tidak penting, tapi toko buat Anggun adalah sebuah dunia kecil yang selalu mengingatkannya pada lorong yang menawarkan berbagai macam benda yang dijual, lorong itu memberikan kenangan tersendiri bagi Anggun, karena bisa menyihirnya dan memindahkan isinya kedalam ruang nya.
Di pamerannya yang berlangsung 22 Mei-5 Juni 2010 ini, Anggun berperan sebagai pemilik toko yang menjual produk apa saja sebanyak mungkin, tapi belum tentu semua yang ia jual dalam toko keperluannya ini penting atau benar-benar berfungsi, vokalis band BANDEMPO ini berharap banyak yang datang dan melihat toko yang dibuat dalam ruang galeri ini. Barang-barang yang dijual di toko milik Anggun sangat beragam dan hampir semua benda-benda kesukaannya, ada pelampung renang, dobel stik, cetakan agar-agar, kupluk mbah surip, sanggul jawa dan masih banyak lagi barang-barang tak terduga yang dijual di toko ini. Barang-barang tak terduga itu mengingatkan Anggun pada pengalamannya membeli barang tidak penting untuk diri sendiri, namun membeli barang yang penting untuk orang lain, yang biasanya dialami banyak orang.
Banyaknya toko yang menawarkan segala macam benda, sadar atau tidak sadar membuat kita terkena dampak emosional. Mengejar rasa senang lewat berbelanja sama dengan melepaskan stres setelah bekerja keras, dan akan bertambah senang ketika mendapatkan barang dengan harga yang sangat murah. Tujuannya tentu bukan membeli barang yang penting , tetapi senang sesaat saat melakukan aktivitas berbelanja. Menurut Ade Darmawan kurator dalam pameran ini, Anggun dengan proyek Toko Keperluannya juga menyatakan kesinisannya tentang hasrat berlebihan dalam berbelanja lewat sebuah toko yang diisi dengan benda-benda siap dibeli, bukan benda-benda pada umumnya, tetapi benda-benda yang tidak terlalu penting atau benda yang sebenarnya sulit didapat dalam keseharian normal. Anggun menantang pengunjung toko-nya untuk mendefinisikan apa yang perlu dan tidak perlu.
Tien