- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Jaringan-museum»SENAM MUSEUM DI GUMUK PASIR
06 Aug 2011 08:31:00Di penghujung bulan Ruwah sebelum tiba bulan Puasa, menurut perhitungan kalender Jawa atau bertepatan dengan hari Jumat, 29 Juli 2011 lalu, senam bersama Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY dilaksanakan di Museum Gumuk Pasir (Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis) Bantul, DIY. Jika bulan sebelumnya, senam dilaksanakan di kaki Gunung Merapi, yakni di Museum Gunung Merapi Sleman, maka lengkaplah sudah kegiatan senam yang dilakukan di bulan Juli ini. Ibarat asam di gunung garam di laut bertemu dalam satu belanga.
Udara terasa sangat panas di halaman depan Museum Gumuk Pasir pagi itu. Jam menunjukkan kira-kira pukul 08.00. Namun, itu semua tidak menyurutkan peserta senam berkumpul di halaman untuk mengikuti senam. Udara panas sirna sudah, seiring angin laut yang bertiup kencang ke daratan. Walaupun setelah itu kulit terasa dipenuhi pasir lembut bercampur air asin.
Lebih dari 100 peserta telah berkumpul untuk bersenam aerobik. Sementara itu, sebagian peserta lain masih terus berdatangan. Maklum tempat itu dari kota Yogyakarta lumayan jauh, sekitar 25 km, apalagi bagi peserta museum yang berlokasi di Sleman atau di Gunung Kidul, akan terasa lebih jauh lagi. Tetapi demi rasa solidaritas dan kebersamaan, walaupun tempat jauh digapai jua, biarpun agak terlambat. Hampir semua pengelola museum anggota Barahmus hadir, kecuali sebagian kecil museum, seperti dari Museum Pusat TNI AU yang baru ada kegiatan berkaitan dengan hari Bakti TNI AU.
Dalam sambutannya, Kepala Museum Gumuk Pasir, Prof. Dr. Suratman Worosuprojo, M.Sc (sekaligus DekanFakultas Geografi UGM) menyambut kedatangan para peserta senam dan menyambut baik kegiatan senam yang sudah berjalan lebih dari 5 tahun ini. Dengan kegiatan ini, semua pengelola museum bisa saling bertukar informasi, dan menambah wawasan. Ia juga mengatakan bahwa museum penting bagi manusia, karena merekam kehidupan manusia dan alam di masa lalu, yang semua itu tidak diajarkan di perguruan tinggi. Dengan demikian, museum harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk perkembangan peradaban manusia. Hadir pula Ketua Umum Barahmus, KRT. Thomas Haryonagoro dan pengurus lainnya.
Dalam kegiatan senam juga sekaligus dijadikan ajang konsolidasi kegiatan yang dilakukan oleh mitra Barahmus, misalkan dari Dinas Kebudayaan DIY. Satu di antaranya adalah rencana Festival Museum 2011 yang akan dilakukan akhir September atau awal Oktober mendatang. Rencana Festival diisi dengan Karnaval dan Pameran Museum. Jika di tiga pelaksanaan sebelumnya karnaval selalu dilaksanakan di Malioboro, menurut rencana di tahun ini akan dilaksanakan di Jalan Solo (Laksda Adisucipto). Begitu pula dengan pamerannya, rencananya akan dilaksanakan di Mall.
Pukul delapan lebih sedikit, senam di mulai. Kali ini senam aerobik dipimpin oleh Mas Padi yang cukup energik. Mas Padi, bagi kalangan personil museum sudah tidak asing lagi, karena telah mendampingi di senam Barahmus ini lebih dari 5 tahun lalu. Selain penampilannya kocak juga diselingi sindiran untuk menyemangati peserta senam. Seperti biasa, senam diawali dengan pemanasan, senam aerobik, dan pelemasan. Sekitar 30 menit peserta mengikuti gerak senam mas Padi.
Usai bersenam, peserta Barahmus saling berbagi dan bertukar informasi sambil menikmati hidangan pagi, berupa soto ayam dengan menu jumbo, snack, dan minuman. Setelah selesai, peserta senam diajak melihat-lihat koleksi di Museum Gumuk Pasir dan menonton film pulau-pulau terluar NKRI. Juga berkeliling dari gedung satu ke gedung lainnya, salah satunya adalah gedung berbentuk kerucut, mirip Museum Monjali dan Museum Gunung Merapi.
Sayang bulan Agustus 2011 kegiatan senam libur berbarengan dengan bulan Ramadan. Untuk akhir bulan September, senam dilaksanakan kembali. Menurut rencana akan diunduh oleh Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa Yogyakarta. Kita berharap bisa bertemu kembali di bulan Sawal mendatang sekaligus berhalal-bihalal.
Suwandi
Artikel Lainnya :
- 10 April 2010, Jaringan Museum - MENGENAL KERETA-KERETA PUSAKA KRATON KASULTANAN YOGYAKARTA(10/04)
- Priadi, Kembali Ke Jalan Hidup(16/10)
- Bioskop-bioskop yang Tinggal Kenangan(15/03)
- Jejak-jejak Aktivitas Gunung Api di Kawasan Imogiri(20/02)
- 26 Januari 2011, Yogya-mu - ABON IKAN TUNA, SATU MAKANAN KHAS LAIN DARI JOGJA (26/01)
- 21 Oktober 2010, Kabar Anyar - AJA DUMEH CUCU VETERAN(21/10)
- Raden Ayu Kencanasari dan Berdirinya Masjid Pucanganom (III)(10/01)
- 28 September 2010, Bothekan - PANDENGAN KARO SRENGENGE(28/09)
- Kompor Minyak, Musnah dalam Waktu Cepat (2) (Alat Dapur-6)(18/12)
- 21 Juni 2010, Suguhan - ULAM CEMENG DI Tembi(21/06)