- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Jaringan-museum»Museum Tekstil Tanah Abang Yang Terlupakan
04 May 2011 07:29:00Belakangan museum sudah menjadi tempat yang hampir terlupakan, padahal betapa banyak yang didapat ketika menjajaki satu persatu museum yang ada di Jakarta. Salah satunya Museum Tekstil yang terletak di Jl.Aipda KS Tubun No.4, Kelurahan Petamburan, Tanah Abang Jakarta Barat ini. Lokasi museum ini memang agak terpencil, bahkan hampir tertutup dengan pasar yang ada disekitar museum. Beberapa waktu lalu saya mampir dan ingin lebih banyak tahu tentang sejarah museum dan apa saja yang ada didalamnya.
Museum ini adalah satu-satunya museum tekstil di Indonesia, bangunan tua ini dibangun pada tahun 1850-an, atau pada abad ke-19. Awalnya museum ini rumah pribadi seorang warga Negara Perancis , yang kemudian dibeli oleh Konsul Turki bernama Abdul Azis Almussawi Al Katiri yang menetap di Indonesia. Kemudian di tahun 1942, bangunan ini dijual kepada DR.Karel Christian Cruq. Pada masa revolusi, rumah itu bahkan sempat dijadikan markas Badan Keamanan Rakyat (BKR). Di tahun 1947, rumah tersebut di beli oleh seorang pengusaha bernama Lie Soin Phin dan dibuat kontrakan untuk DeparSa’Unine Sosial (Depsos), dinamakan “Indische Woonhuis” artinya Asrama Pegawai DeparSa’Unine Sosial. Pada tahun 1952 Depsos membeli bangunan itu dan diserahkan kepada pemerintah untuk dijadikan museum pada bulan Oktober 1975.
Menurut Beni pemadu museum tekstil, ada sekitar 2000-an koleksi kain tradisional dari berbagai daerah di Indonesia yang berusia dari akhir abad ke-18 sampai masa kini. Ada kain batik yang sudah dikenal masyarakat luas bahkan dunia, juga ada kain jumputan atau kain pelangi yang merupakan kerajinan tenun yang dihasilkan dengan tehnik jumputan (tie dye), uniknya kain jumputan disini tehnik pewarnaannya berasal tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar museum.
Begitu masuk kedalam gedung utama museum, ada dua lorong yang berisi koleksi kain milik dua wanita penting di Indonesia, yaitu Siti Rahmawati Hatta, istri wakil Presiden pertama Republik Indonesia Mohammad Hatta, dan Raharty Soebijakto istri Laksamana Madya Angkatan Laut Kolonel R. Soebijakto. Menurut Beni, dua wanita ini pada masanya selalu pergi mengenakan kain atau kebaya khas Indonesia kemanapun, selain bangga memiliki kain tradisional yang indah, mereka juga mempunyai misi memperkenalkan kain-kain tradisional Indonesia ke mancanegara.
Satu ruang pamer didalam museum dibagi menjadi dua, masih menurut Beni, karena Raharty Soebijakto bersuamikan orang Jawa dia koleksi kain batiknya disimpan di museum ini, antara lain, batik pekalongan dengan warna yang sangat klasik, Batik Solo bermotif parang, batik Cirebon dan masih banyak lagi batik-batik lain karya Iwan tirta. Di ruang sebelah terdapat koleksi kain Songket, karena bersuamikan Muhammad Hatta yang berasal dari Sumatra Barat koleksi kain Siti Rahmawati Hatta justru lebih banyak kain songket dengan tehnik sulaman yang beragam. Menurut Beni, beda kain songket Padang dengan Palembang ada di tehnik tenun, pada kain songket padang bisa ada 24-48 motif berbeda dalam satu kain. Sementara tehnik menenun ikat lebih banyak pada kain songket dari Palembang.
Selain gedung utama, di museum ini terdapat ruangan lain untuk melakukan workshop batik yang diadakan secara berkala di Museum Tekstil, ada juga Taman seluas 2000 m2 yang terletak di belakang gedung utama. Taman ini bukan sembarang taman, selain untuk penghijauan semua tanaman yang ada di taman ini berfungsi sebagai pelestarian pohon-pohon yang bisa digunakan sebagai bahan baku pewarnaan alam untuk kain. Masih banyak tempat menarik lain yang ada di Museum Tekstil ini, segera berkunjung dan ikuti rangkaian acara menarik yang ada disana.
Natalia S.
Artikel Lainnya :
- ABON CAP LUMPANG KENCANA, SALAH SATU ABON KHAS DARI BANTUL(05/10)
- DOLANAN GAJAH TELENA (PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-32)(18/05)
- JETHUNGAN-2 (DOLANAN ANAK TRADISIONAL-13)(28/07)
- KERIS (Bagian 1) (14/10)
- Rijsttafel. Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870 - 1942(03/10)
- MELONGOK PENDEKAR PENGRAJIN MINUMAN JADUL YOGYAKARTA(01/01)
- Denmas Bekel(03/03)
PASAR PASARAN DI DESA-DESA DI JOGJA(10/02) - MAKANAN RUMAHAN BU MUR(07/09)
Kereme Kapal Pesiar Costa Corcordia(27/01)