ABON CAP LUMPANG KENCANA,
SALAH SATU ABON KHAS DARI BANTUL
Ada cukup banyak usaha makanan dan camilan di Jogja. Banyak juga yang unik dan mungkin hanya bisa ditemukan di Jogja. Salah satunya adalah usaha rumahan jenis masakan yang dinamakan Abon. Jenis makanan (yang lebih ditujukan untuk lauk pauk) ini mungkin memang telah populer, namun tidak banyak orang yang menekuninya. Salah satu orang yang menekuni usaha ini adalah Ibu Krismurtini (64) yang membuka usahanya di rumahnya, RT 03 RW 17 No. 60, Tempel KD VI, Baturetno, Banguntapan, Bantul telepon 0274-370696 atau tepatnya di sisi timur-selatan Pasar Ngipik Baturetno, Bantul, Jogja. Ibu Krismurtini ini telah memulai usaha pembuatan Abonnya sejak tahun 1970. Dalam merintis dan mengembangkan usahanya ini ia didampingi oleh seorang putranya yang bernama Agung Suryanto (40).
Sebelum usaha pembuatanan Abon ini berdiri Ibu Krismurtini telah terlebih dulu membuat usaha rumahan jenis lain, yakni krupuk rambak. Krupuk rambak ini berbahan baku kikil sapi. Ternyata usaha pembuatan krupuk rambak dengan bahan baku kikil sapi ini cukup merepotkan. Lebih-lebih jika musim hujan tiba. Jika musim hujan tiba bahan baku rambak tidak bisa dijemur. Bahan baku yang tidak kering akan cepat berjamur dan busuk. Hal ini sama artinya dengan tidak bisa berproduksi sekaligus menghabiskan modal. Pendeknya, membuat pailit. Oleh karena itulah Ibu Krismurtini kemudian mengalihkan usahanya pada pembuatan Abon. Kebetulan juga mertua Krismurtini adalah jagal sapi sehingga dengan demikian Ibu Krismurtini dapat dengan mudah mendapatkan bahan baku daging sapi.
Menurut Ibu Krismurtini proses pembuatan Abon pun tidak bisa dibilang mudah. Mula-mula daging sapi direbus hampir semalaman. Setelah itu daging pun ditiriskan. Bagian lemak disingkirkan. Daging kemudian ditumbuk dengan lumpang, dipilah-pilahkan dan kemudian diberi bumbu. Daging yang telah berbumbu kemudian digoreng dalam minyak panas. Setelah matang dan biasanya ditandai dengan warnanya yang kecoklatan, maka serpih-serpih daging itu pun diangkat dan ditiriskan. Setelah suhunya mendingin maka serpih-serpih daging ini kemudian dipres agar sisa minyaknya keluar (terperas). Usai itu maka Abon pun siap dikemas dan diberi label.
Untuk 1 kilogram daging sapi mentah jika diproses menjadi Abon akan menghasilkan Abon seberat 0,5 kilogram. Jadi ada penyusutan bobot hingga 50 prosen. Untuk 1 kilogram Abon kelas super dijual dengan harga Rp 140.000,-. Untuk kelas standar dihargai Rp 80.000,- per 1 kilogramnya. Sementara untuk kelas ekonomi dijual dengan harga Rp 40.000,- per kilogram.
Selain memproduksi Abon daging sapi, Ibu Krismurtini juga memproduksi Abon daging ayam serta Abon nabati berbahan baku buah keluwih. Semuanya berbenderakan atau bermerk Cap Lumpang Kencana. Abon nabati merupakan produk paling baru dari home industri ini. Ke depan Abon nabati ini diarahkan untuk konsumsi kaum vegetarian yang memang menghindari mengonsumsi daging.
Ibu Krismurtini juga merencanakan akan memproduksi Abon ikan laut, hanya saja bahan baku ikan laut memang dirasakan masih relatif sulit untuk didapatkan secara kontinyu dan konsisten. Sementara itu fluktuasi harga yang sering terjadi terhadap bahan baku termasuk harga minyak goreng kelas 1 cukup mengganggu proses produksi dan pemasaran produk Abon dari Bantul ini. Oleh karenanya, produksi dan pemasaran baru bisa berjalan stabil bila harga bahan baku relatif stabil.
Abon Cap Lumpang Kencana produksi Bantul ini biasanya akan mengalami peningkatan produksi menjelang hari-hari besar, hari libur, dan musim haji. Umumnya orang-orang yang akan berangkat haji berusaha menyempatkan diri membeli Abon di tempat ini untuk bekal lauk ketika menunaikan ibadah haji. Alasannya karena awet, enak, relatif murah, dan ”mirasa” (dengan lauk sedikit bisa mencukupi nasi yang cukup banyak).
Ibu Krismurtini mengaku bahwa hingga saat ini produknya lebih banyak dipasarkan di sekitar Jogja saja. Pemasaran yang agak jauh baru sampai di Wonosari dan Wates. Meskipun demikian, pengembangan usaha dan pemasaran memang telah direncanakan. Anda penggemar Abon ? Tidak ada salahnya Anda mencoba Abon produksi Bantul ini. Barangkali Anda akan menemukan kenikmatan rasa Abon yang belum pernah Anda temukan selama ini.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- PIDATO KEBUDAYAN UTK KOMUNITAS ASEAN(23/06)
- Daftar Buku(18/05)
- 11 Februari 2010, Primbon - Midodareni(11/02)
- Pangeran Paku Wojo Salah Satu Tokoh Dusun Tulung Pundong, Bantul 2(21/06)
- MIDAK TELEK ORA PENYEK(29/11)
- 21 Maret 2011, Klangenan - BERCERMIN PADA JEPANG(21/03)
- 2 Maret 2010, Djogdja Tempo Doeloe - PAKAIAN PERANG ALA JAWA ABAD 18(02/03)
- 25 Maret 2010, Kabar Anyar - MEREKA MENUDUH SUSNO(25/03)
- Karya-Karya Baru Karawitan Yang Selalu Dinanti(02/02)
- BPH. Murdaningrat dan BPH. Panular Gugur dalam Perang Jawa (1825-1830)(31/05)