Memahami Dua Rupa Satu Jiwa di Tembi
Mereka dengan sengaja mengunjungi TembiRumah Budaya karena bagi mereka Tembi memang memiliki beberapa keunikan yang menarik.
Mahasiswa/i Jurusan Perhotelan dan Pariwisata Universitas Brawijaya, Malang,
berfoto bersama dulu sebelum berkeliling Tembi
Dalam perjalanannya yang telah berlangsung puluhan tahun, akhirnya Tembi Rumah Budaya menjadi salah satu tempat tujuan kunjungan wisata yang dapat diandalkan. Menilik tempat atau lokasinya, Tembi berada relatif jauh dari Kota Yogyakarta, sekaligus tidak terlalu dekat dengan Kota Bantul. Akan itu bukan merupakan halangan untuk sebuah kunjungan wisata atau kunjungan dengan motivasi lain.
Demikian pula seperti yang dilakukan oleh mahasiswa/i Jurusan Perhotelan dan Pariwisata Universitas Brawijaya, Malang. Mereka dengan sengaja mengunjungi Tembi Rumah Budaya karena bagi mereka Tembi memang memiliki beberapa keunikan yang menarik. Dengan berseragam dalam jumlah 23 mahasiswa/i dan satu dosen pembimbing mereka sengaja mengunjungi yang bagi mereka katanya, sangat inspiratif.
Antusiasme melihat topeng: ingat Topeng Panji gaya Malangan, JawaTimur
Kunjungan mereka pada tanggal 17 Januari 2014 itu disambut langsung oleh Kepala Rumah Tembi Rumah Budaya, Basmara Pradipta; serta Kepala Bagian Urusan Budaya, Anindya Barata. Oleh karena pendapa sedang digunakan, maka mereka diterima di Galeri Purworejo. Setelah saling berkenalan dan disampaikan juga pengantar dari Kepala Rumah Tembi dan Kepala Bagian Budaya Tembi, mereka diantar berkeliling kompleks Tembi.
Semangat mereka untuk bertanya, untuk tahu lebih mendalam soal seluk-beluk Tembi demikian besar. Pemandu Tembi harus melayani mereka dengan ekstra sabar dan tenang mengingat ada begitu banyak pertanyaan dari sekian banyak penanya. Ada yang begitu antusias menanyakan perihal seluk-beluk keris. Bahkan ada juga yang bertanya perihal daya gaib atau tuah keris.
Para nahasiswa/I Unibraw Malang diterima Kepala Rumah Tembi di Galeri Purworejo
Tentu ini pertanyaan yang tidak mudah dijawab. Relatif sulit menjawab pertanyaan yang demikian. Namun bagaimanapun juga logam memiliki vibrasi atau pancaran gelombang elektromagnetik. Percampuran sekian banyak logam dalam satu bilah keris bisa semakin menguatkan unsur-unsur tersebut. Demikian pula proses pembuatan keris yang dilakukan dengan cara bermatiraga lebih dulu juga bisa mengakibatkan daya atau unsur yang demikian itu saling mempengaruhi.
Pertanyaan Tembi ini milik siapa hampir selalu dilontarkan oleh setiap pengunjung. Jika dijawab sesuai kenyataan mereka umumnya terperangah. Mereka heran, mengapa perorangan dan tentu saja, swasta mampu mengelola hal seperti ini secara berkelanjutan. Mereka menganggap hal demikian adalah sesuatu yang sulit, langka, sekaligus berat dalam pengelolaannya. Anggapan ini tidak keliru. Akan tetapi apa yang berat itu bisa ditangani dengan komitmen serta visi dan misi yang kuat pula. Ibarat selalu ada jalan lain menuju Roma.
Usai berkeliling Tembi mereka menikmati kuliner khas Pulo Segaran, Tembi
Keterpaduan sisi komersial dan sosial budaya di Tembi bagi mereka juga sangat inspiratif. Keterpaduan komersial yang tidak lepas dari nafas atau citra kebudayaan di Tembi merupakan gagasan sangat menarik. Jika digambarkan seperti dua sisi mata uang, satu dalam dua rupa. Dua rupa dalam satu kesatuan tubuh dan jiwa.
Ke museum yuk ..!
A.Sartono
foto:A.Sartono dan A. Barata
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- RM Soerjopranoto, Sang Raja Pemogokan Buruh(03/12)
- Di Surabaya Pecah Perang, Di Yogyakarta Berlangsung Kongres Pemuda Indonesia(16/11)
- Kunjungan SDIT Mutiara Insani Brosot, Ngelmu Iku Kelakoni Kanthi Laku(14/11)
- Vredeburg Fair 2013 Lebih Istimewa dari Biasanya(09/11)
- Kongres Pemuda II Juga Menjadi Koleksi Banyak Museum, tak Hanya di Museum Sumpah Pemuda(07/11)
- Workshop Perawatan Koleksi Museum Sekaligus Menengok Museum Pabrik Gula Gondang Winangun(04/11)
- Raden Soetomo, Ketua Organisasi Boedi Oetomo (BO)(19/10)
- TK Model Ngemplak Sleman Melihat Budaya Leluhur di Museum Tembi(16/10)
- ejak Tragedi Pesawat Dakota VT-CLA di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta(04/10)
- Museum Tembi Juara Harapan Karnaval Museum 2013(20/09)