Di Surabaya Pecah Perang, Di YogyakartaBerlangsung Kongres Pemuda Indonesia
Pembukaan KPI berlangsung di Alun-alun Utara Keraton Kasultanan Yogyakarta pada tanggal 10 November 1945. Kongres tersebut juga dihadiri tokoh-tokoh penting kala itu, seperti Presiden Soekarno, Sri Sultan HB IX, Sri Paduka Paku Alam VIII, dan Drs Mohammad Hatta.
Monumen Tugu Pahlawan Surabaya
untuk mengenang Peristiwa 10 November 1945
Pada bulan November 68 tahun lalu, tepatnya tanggal 10 November 1945, ada peristiwa penting di dua tempat yang berbeda, yakni di Surabaya dan Yogyakarta. Kala itu, di Surabaya sedang pecah perang antara arek-arek Surabaya melawan Sekutu yang diboncengi Netherlands Indie Civil Administration (NICA), sementara di Yogyakartasedang berlangsung Kongres Pemuda Indonesia di Balai Mataram, yang juga dikenal dengan nama gedung Senisono.
Peristiwa 10 November 1945 merupakan salah satu babak penting bagi bangsa Indonesia, karena pada tanggal itu rakyat Indonesia, khususnya rakyat Surabaya dan sekitarnya, berperang melawan Sekutu untuk mempertahankan kemerdekaan NKRI yang baru saja diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Salah satu pemimpin dalam peperangan di Surabaya kala itu adalah Bung Tomo. Akhirnya 10 November dijadikan sebagai Hari Pahawan.
Foto Gedung Raad van Justitie, saat ini menjadi Monumen Tugu Pahlawan Surabaya
Untuk mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan negara dan bangsa Indonesia dalam pertempuran 10 November 1945, dibangunlah Monumen Tugu Pahlawan di area bekas gedung Raad van Justitie Belanda kala itu, atau tepatnya sekarang berada di pusat Kota Surabaya, bersebelahan dengan Kantor Gubernur Jawa Timur. Tugu Pahlawan itu didirikan pada 10 November 1951 dan diresmikan tepat satu tahun kemudian oleh Presiden Pertama RI Ir Soekarno.
Untuk mendukung keberadaan Tugu Pahlawan dan untuk melengkapi fasilitas sejarahnya, maka kemudian didirikanlah Museum Perjuangan Sepuluh November 1945 di lokasi yang sama. Jadi, museum yang berada di kompleks ini melengkapi keberadaan Monumen Tugu Pahlawan. Museum ini banyak merekam kisah dan mengumpulkan koleksi yang berkaitan dengan pertempuran 10 November di Surabaya.
Di waktu yang sama di wilayah Yogyakarta, sedang berlangsung Kongres Pemuda Indonesia (KPI) di Balai Mataram. Gedung “Geneverhuis” itu semasa penjajahan Belanda dikenal oleh masyarakat Yogyakartadengan nama Kamar Bola. Kongres Pemuda Indonesia itu berlangsung selama 2 hari, mulai tanggal 10 hingga 11 November 1945.
Kongres dipimpin oleh Chaerul Saleh dan dihadiri oleh 332 orang utusan dari 30 organisasi pemuda di Indonesia, antara lain Markas Besar Barisan Pelopor Jakarta, Angkatan Pemuda Indonesia (API) Jakarta, Pemuda Republik Indonesia (PRI) Bandung dan Surabaya, Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Jakarta, dan Gerakan Pemuda Republik Indonesia (GERPRI) Yogyakarta.
Relief Kongres Pemuda Indonesia 1945 Yogyakartadi Museum Perjuangan Yogyakarta
Pembukaan KPI berlangsung di Alun-alun Utara Keraton Kasultanan Yogyakartapada tanggal 10 November 1945. Kongres tersebut juga dihadiri tokoh-tokoh penting kala itu, seperti Presiden Soekarno, Sri Sultan HB IX, Sri Paduka Paku Alam VIII, dan Drs Mohammad Hatta.
Namun karena pada waktu pembukaan KPI di Yogyakarta bertepatan dengan peperangan di Surabaya, akhirnya para wakil pemuda dari Surabaya tidak bisa ikut melanjutkan KPI, dan mereka pulang ke Surabaya untuk bergabung dengan rekan-rekannya yang telah dulu berjuang melawan Sekutu.
Akhirnya, KPI tetap berjalan tanpa kesaksian para pemuda dari Surabaya. Hasil dari kongres tersebut adalah diadakan penggabungan semua gerakan pemuda dalam satu badan yang dinamakan Badan Kongres Pemuda Republik Indonesia (BKPRI) yang dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat RI dibantu Dewan Pekerja Perjuangan dan Dewan Pekerja Pembangunan.
Rekaman KPI di Yogyakartapada 10-11 November 1945 tersebut dapat dilacak di museum di Yogyakarta, antara lain di Museum Benteng Vredeburg (MBV) Yogyakartadan Museum Perjuangan Yogyakarta. Rekam jejak KPI di MBV Yogyakartaberupa Diorama/Minirama dan di Museum Perjuangan berupa relief dinding.
Foto Kongres Pemuda Indonesia 1945 di Yogyakarta,
koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, foto: Agus Sulistyo
Sementara rekam jejak perjuangan arek-arek Surabaya pada 10 November 1945 dapat disaksikan, salah satunya di Museum Perjuangan Sepuluh November 1945 di Kota Surabaya.
Ke museum yuk ..!
Naskah & foto:Suwandi
Foto:Suwandi & Agus Sulistyo
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- TK Model Ngemplak Sleman Melihat Budaya Leluhur di Museum Tembi(16/10)
- ejak Tragedi Pesawat Dakota VT-CLA di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta(04/10)
- Museum Tembi Juara Harapan Karnaval Museum 2013(20/09)
- Helikopter Kepresidenan Pertama RI Dipamerkan di Festival Museum Yogyakarta 2013(13/09)
- UNY Mendukung Festival Museum 2013(29/08)
- Pameran Wayang di Hotel Garuda Yogyakarta Bersamaan dengan Kongres Wayang II(24/08)
- Merawat Koleksi Kain yang Benar(19/07)
- Museumart akan Hadir di Festival Museum 2013 Yogyakarta di UGM(13/07)
- Sengkalan Memet Ular di Pintu Kamagangan Kraton Yogyakarta(04/07)
- Menggali Potensi Benteng Vredeburg Di Kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta(01/07)