Kyai Danalaya dan Berdirinya Dusun Danalayan, Sleman
Keletakan
Makam Kyai Danalaya secara administratif terletak di Dusun Danalayan, Kalurahan Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY. Lokasi ini dapat dijangkau melalaui perempatan di sisi selatan SMA Negeri I Donoharjo (Jlhttps://tembi.netPalagan Tentara Pelajar) kea rah barat. Jarak antara perempatan tersebut dengan lokasi kurang lebih 1 kilometer.
Kondisi Fisik
Makam Kyai Danalaya berada dalam satu kompleks makam umum di Dusun Danalayan. Posisi makamnya berada dalamlindungan pagar tembok tersendiri meskipun keseluruhan makam dusun tersebut juga telah diberi pengaman berupa pagar tembok keliling. Letak makam Kyai Danalaya ini berada di bagian sisi timur-utara dari kompleks makam tersebut.
Nisan makam Kyai Danalaya diberi cat warna merah-putih. Demikian pula nisan dari istrinya, Nyai Danalaya. Nisan keduanya terbuat adari kayu. Pengecatan dengan warna merah putih itu menyebabkan warna nisannya sama persis seperti warna bendera negara Republik Indonesia. Panjang nisan kayu Kyai dan Nyai Danalaya memiliki ukuran panjang sekitar 130 Cm, lebar 35 Cm, dan tinggi hingga kepala jirat 80 Cm. Lantai daricepuri (cungkup tanpa atap) makam Kyai dan Nyai Danalaya telah diberi tegel keramik dengan warna biru telur.
Latar Belakang
Pewarnaan atau pengecatan nisan Kyai dan Nyai Danalaya dengan warna merah putih itu memang memiliki maksud atau simbol tertentu. Maksud dari pengecatan itu adalah untuk menunjukkan atau menandasakan bahwa Kyai dan Nyai Danalaya berasal dari Majapahit, yakni sebuah kerajaan yang memiliki panji-panji atau bendera ”nasional” yang disebut sebagai Gula Kelapa. Gula (gula Jawa) melambangkan warna merah dan kelapa (daging kelapa-santan) melambangkan warnaputih.
Tidak ada yang tahu dengan pasti siapa sesungguhnya Kyai dan Nya Danalaya itu. Sumber setempat menyebutkan bahwa Kyai Danalaya adalah salah satu keturunan Prabu Brawijaya Pamungkas. Ia sampai di Dusun Danalayan yang sekarang karena meloloskan diri dari Majapahit. Ia meloloskan diri bersama istrinya karena waktu itu Kerajaan Majapahit diserang musuh. Lolosnya Kyai Danalaya dan istri dari Majapahit ini menurut cerita tutur disertai pula oleh kerabat Majapahit yang lain, yakni Pangeran Palang Negara yang kelak dikenal juga dengan nama Kyai Kahyun atau Kyai Kayun yang kemudian mendirikan Dusun Kayunan.
Bahkan dalam versi lain pelarian keduanya juga disertai oleh pangeran yang lain yakni Pangeran Sumendi yang kemudian mendirikan Dusun Senden. Ketiga dusun yang didirikan oleh tiga tokoh ini keletakannya tidak terlalu berjauhan. Ketiga wilayah ini berada pada poros Jalan Palagan Tentara Pelajar. Bahkan Dusun Kayunan dan Dusun Danalayan masih dalam satu wilayah kalurahan, yaitu Kalurahan Donoharjo. Sementara Dusun Senden berada di wilayah Kalurahan Purwobinangun, Pakem.
Nama Kyai dan Nyai Danalaya kemungkinan besar bukan merupakan nama sesungguhnya. Mengingat ia adalah putra dari Majapahit, maka sangat dimungkinkan ia memiliki derajat keturunan atau gelar pangeran. Nama Danalaya diberikan kepadanya setelah ia membukan sebuah pemukiman dan sering berderma (dana) kepada orang-orang di sekitarnya. Oleh karena ia sering memberikan dana kepada siapa saja maka ia dijuluki Danalaya atau lengkapnya Kyai Danalaya. Berdasarkan itu pula maka daerah yang dibukanya sebagai pemukiman kemudian diberi nama Dusun Danalayan.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- 5 Mei 2010, Kabar Anyar - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK(05/05)
- Makam Gajah Namun Bukan untuk Menguburkan Gajah(19/09)
- 3 Agustus 2010, Kabar Anyar - KARNAVAL MALIOBORO(03/08)
- 26 Maret 2011, Jaringan Museum - RAKER BARAHMUS DI KOMPLEKS MUSEUM KAYU WANAGAMA I, GUNUNG KIDUL, 18-19 FEBRUARI 2011(26/03)
- Kelebihan dan Kekurangan Pasar Tradisional di Jogja(11/07)
- Warung-Warung di Bawah Pohon(13/06)
- ETIKA PUBLIK, UNTUK PEJABAT PUBLIK DAN POLITISI(01/11)
- Komik Indonesia, Antara Ada dan Tiada(09/03)
- PONGPONGAN NARUTO(06/10)
- Patjitan. Djilid 1(04/07)