Tembi

Jaringan-museum»KERANGKA GAJAH KRATON NYI BODRO MENAMBAH KOLEKSI MUSEUM BIOLOGI UGM YOGYAKARTA

21 May 2011 06:36:00

KERANGKA GAJAH KRATON "NYI BODRO" MENAMBAH KOLEKSI MUSEUM BIOLOGI UGM YOGYAKARTAMuseum Biologi UGM Yogyakarta dua bulan terakhir ini sedang memperoleh berkah. Setelah bulan April lalu menerima hibah koleksi harimau dan kepala rusa bertanduk (yang telah diawetkan) dari salah satu warga Yogyakarta, di awal Mei 2011 kembali menerima hibah sebuah koleksi kerangka gajah. Hibah koleksi kerangka gajah berasal dari Kraton Kasultanan Yogyakarta yang telah mati pada tahun 2000, 11 tahun lalu, karena sakit. Hibah kerangka gajah kraton tersebut diserahkan oleh pihak Kraton Yogyakarta kepada Museum Biologi UGM dengan tujuan agar menjadi salah satu media pembelajaran bagi siswa, guru, mahasiswa, dan masyarakat umum. Daripada terkubur tidak bermanfaat, maka lebih baik kerangka itu bisa dimasukkan ke museum untuk bahan penelitian para pelajar dan mahasiswa. Itu juga merupakan salah satu bukti bahwa Kraton Yogyakarta peduliKERANGKA GAJAH KRATON "NYI BODRO" MENAMBAH KOLEKSI MUSEUM BIOLOGI UGM YOGYAKARTAterhadap pendidikan. Demikian antara lain yang disampaikan oleh GBPH Prabukusumo, S.Psi, mewakili Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X, saat memberi sambutan pada upacara penggalian kerangka gajah, hari Rabu (4/5) lalu, di halaman Gajahan (kandang gajah), Alun-Alun Kidul Kraton Kasultanan Yogyakarta.

Gajah betina yang mendapat nama dari kraton yakni Nyi Bodro itu, merupakan salah satu gajah yang pernah menghuni Kraton Yogyakarta selama kurang lebih 4 tahun. Gajah Nyi Bodro, berasal dari Binjai, Provinsi Sumatra Utara, Sumatera. Pertama kali ditangkap berumur 16 tahun (10 Maret 1987). Awalnya bernama Qoriah. Kemudian menghuni Way Kambas, Lampung, Sumatera, hingga usia 25 tahun (1996). Pada tahun itu juga, gajah tersebut dibawa ke Yogyakarta dan menjadi milik Kraton Yogyakarta. Pada 1998, Nyi Bodro melahirkan seekor anak gajah, yang diberi namaKERANGKA GAJAH KRATON "NYI BODRO" MENAMBAH KOLEKSI MUSEUM BIOLOGI UGM YOGYAKARTANyi Gilang. ”Saat ini, Nyi Gilang dan satu gajah lainnya, telah dititipkan pihak Kraton Yogyakarta ke Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta”, kata Bp. Kusnar, pawang gajah Kraton Yogyakarta, saat diwawancarai Tembi di Gajahan pada waktu upacara penggalian.

Ketika masih hidup, Nyi Bodro memiliki panjang badan 315 cm dan tinggi 207 cm. Setelah dilatih di Way Kambas, Nyi Bodro memiliki kepiawaian, termasuk mengalungkan bunga. Dua tahun setelah melahirkan (2000) Nyi Bodro mati dalam usia 29 tahun, karena sakit. Ia lalu dikubur di halaman samping kandang gajah Kraton Yogyakarta hingga digali kembali (4 Mei 2011), setelah sekitar 11 tahun dikubur.

KERANGKA GAJAH KRATON "NYI BODRO" MENAMBAH KOLEKSI MUSEUM BIOLOGI UGM YOGYAKARTAPada upacara penggalian (ekskavasi) kerangka gajah, selain dihadiri oleh GBPH Prabukusumo, S.Psi (mewakili pihak Kraton Yogyakarta), juga dihadiri Dr. Peni Retno Sancayaningsih, M.Sc. (Dekan Fakultas Biologi UGM), Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil. Ph.D. (Rektor Senior Bidang Alumni dan Usaha) mewakili Rektor UGM, Kepala Museum Biologi, pengurus Badan Musyawarah Musea (Barahmus DIY), instansi terkait lainnya, wartawan, dan masyarakat sekitar Gajahan.

Sebelum dilakukan seremonial penggalian, dilakukan doa yang dipimpin oleh salah seorang ”kaum” abdi dalem Kraton Kasultanan. Beberapa sajen menyertai upacara ekskavasi, di antaranya: ingkung, nasi gurih, kue apem, nasi kuning, tumpeng gundul, pisang raja, kembang telon, uang wajib, jajanKERANGKA GAJAH KRATON "NYI BODRO" MENAMBAH KOLEKSI MUSEUM BIOLOGI UGM YOGYAKARTApasar, krupuk, dan kemenyan. Semua tim ekskavasi ikut mengelilingi sesajen tersebut dan berdoa bersama dengan abdi dalem kaum, memohon semoga penggalian berjalan lancar.

Upacara ekskavasi diawali oleh GBPH. Prabukusumo, S.Psi., dengan menggali tanah bekas kuburan gajah Nyi Bodro, dengan menggunakan pacul. Setelah beberapa ayunan, dilanjutkan oleh Dekan fakultas Biologi UGM dan putra KGPAA Pakualam IX. Sejak saat itu, ekskavasi terus berlangsung hingga ditemukannya tulang-tulang gajah. Menurut rencana, penggalian akan berjalan selama 2 minggu ke depan.

Sudah genap seminggu (Rabu, 11/5) ekskavasi kerangka gajah Nyi Bodro di halaman Gajahan. Penggalian sudah mencapai hampir kedalaman 2,5 meter. Tulang-tulang gajah sudah terlihat jelas. Bahkan terlihat masihKERANGKA GAJAH KRATON "NYI BODRO" MENAMBAH KOLEKSI MUSEUM BIOLOGI UGM YOGYAKARTAutuh, walaupun ada beberapa bagian terlihat agak rapuh, seperti bagian kepala. Hal itu disebabkan karena usia gajah yang tergolong masih muda saat mati, dan cukup lama terkubur (11 tahun). Saat itulah, dilakukan kembali upacara pengangkatan kerangka gajah.

Upacara pengangkatan kerangka gajah Nyi Bodro juga dilakukan sore hari, sekitar pukul 15.00 WIB. Seperti upacara sebelumnya, upacara pengangkatan kerangka gajah kali ini masih dihadiri oleh orang-orang penting sebelumnya, seperti GBPH. Prabukusumo, S.Psi, Dekan Fakultas Biologi UGM, Kepala Museum Biologi UGM, pengurus Barahmus, dan pejabat terkait lainnya. Bahkan sebelum penyerahan kerangka dari pihak Kraton Yogyakarta ke Fakultas Biologi, juga diawali dengan sambutan-sambutan dan doa keselamatan. Salah satu sambutan datang dari RM. Donny Surya Megananda, Ssi., Msi. (Ketua II Barahmus DIY). Mewakili Barahmus DIY, ia menyambut baikKERANGKA GAJAH KRATON "NYI BODRO" MENAMBAH KOLEKSI MUSEUM BIOLOGI UGM YOGYAKARTAhibah koleksi kerangka gajah dan berharap semoga nantinya bisa dirangkai utuh dan dapat menjadi studi penelitian bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat.

Penyerahan kerangka kaki gajah secara simbolis dilakukan oleh GBPH. Prabukusumo, S.Psi. kepada Dekan Fakultas Biologi UGM di tempat penggalian. Setelah diidentifikasi, rencananya kerangka gajah selama 2 minggu ke depan akan dibersihkan dan diawetkan di Fakultas Biologi UGM oleh tim ekskavasi. Setelah itu, 2 minggu selanjutnya, akan memasuki tahapan rekonstruksi (penyusunan) dan menampilkannya dalam sebuah display pameran di Museum Biologi UGM, Jalan Sultan Agung 22 Yogyakarta. Pada bulan Juni atau Juli 2011, setidaknya kerangka gajah Nyi Bodro sudah dipamerkan dan menghiasi Museum Biologi UGM Yogyakarta.

Suwandi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta