KEMARAU, BANYAK BENCANA

Sudah menjadi kebiasaan pada musim kemarau seperti saat sekarang ini, di mana-mana banyak bencana, seperti hutan terbakar, rumah terbakar, tanaman mati, waduk kering, air mahal, hingga banyak penyakit. Tidak sedikit berita yang setiap hari entah dari media cetak dan elektronik yang mengabarkan bahwa di musim seperti ini banyak hutan terbakar, terutama di wilayah pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan begitu banyaknya, asap-asap tadi menyebar hingga ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Begitu banyaknya asap tadi, tidak sedikit mengganggu penerbangaan pesawat, sehingga batal terbang. Belum lagi dari hutan-hutan di lereng gunung di pulau Jawa juga banyak yang terbakar di musim kemarau seperti ini. Hal seperti itu disebabkan oleh kecerobohan manusia itu sendiri yang menyebabkan puluhan hektar hutan produktif hangus terbakar.

Hampir setiap hari ada berita rumah terbakar di kota Jakarta ketika musim kemarau. Setiap kebakaran menghanguskan ratusan rumah. Di mana-mana di wilayah Jakarta ada peristiwa kebakaran. Apalagi di Jakarta banyak rumah berdempetan, maka tidak mustahil rumah terbakar cepat merembet ke rumah lain. Banyak warga yang rugi karena harta bendanya ludes terbakar. Semua harta benda yang selama ini diperoleh siang dan malam habis dalam hitungan jam saja. Sangat tragis memang.

Sementara para petani, dengan datangnya musim kemarau panjang seperti sekarang ini juga membuat tanamannya ikut mati karena kekurangan air. Maka di musim kemarau ini membuat harga beras mahal, karena banyak tanaman padi mati. Selain itu, waduk-waduk dan mata air-mata air juga mati tidak keluar airnya. Banyak penduduk kesulitan mencari air untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti di daerah Gunung Kidul, Wonogiri, dan daerah-daerah karst lainnya, tentu menjadi langganan sulit air di setiap musim kemarau. Demikian juga, musim kemarau juga sering mendatangkan penyakit, seperti batuk, mata, dan penyakit-penyakit lainnya. Semua itu disebabkan oleh banyaknya debu yang beterbangan dan terhirup oleh manusia. Padahal debu-debu itu banyak membawa virus dan bakteri. Maka di waktu seperti sekarang ini, harus banyak waspada, jangan sampai kena bencana.

Teks oleh : Suwandi
Ilustrasi oleh : Sartono





Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta