Pesona ArtJog di Jogjakarta

Pesona ArtJog di Jogjakarta

Setiap kali event Artjog digelar dengan mengambil tempat di Taman Budaya Yogyakarta, selalu mengubah gedung Taman Budaya, sehingga memberikan suasana berbeda di ruang pamer Taman Budaya. Kalau mengubah warna cat temboknya, setidaknya seperti tahun-tahun sebelum. Pada pintu masuk sudah diubah menjadi karya seni. Artjorg 2012 yang diselenggarakan mulai 14-18 Juli 2012 di tempat yang sama. Di depan pintu masuk sudah diubah menjadi karya seni. Ribuan bambu mewarnai ruang masuk Taman Budaya Yogyakarta, dan tidak lagi dikenali sebagai ruang pamer Taman Budaya, tetapi sebagai ruang pamer Artjorg.

Memasuki ruang pamer TBY, singkatan dari Taman Budaya Yogyakarta, seluruh ruangan TBY tak ada yang kosong. Ruang selasar, seperti biasanya, oleh artjorg diubah menjadi ruang pamer, sehingga tak ada lagi ruang kosong yang tersisa. Bahkan, halaman depan TBY, yang biasanya untuk parkir kendaraan telah diubah menjadi ruang pamer.

Pesona ArtJog di Jogjakarta

Memang, karya yang dipamerkan tidak hanya seni lukis, melainkan beragam seni rupa hadir di tengah Artjorg. Seni instalasi mengisi ruang-ruang TBY, termasuk di depan pintu masuk ruang pamer. Seni instalasi video mengisi ruang-ruang tersendiri, dan selalu ruangnya khas, dengan kain hitam. Keseluruhan karya yang dipamerkan setidaknya memberikan pesona bagi masyarakat. Karena, masyarakat bisa mengenali, bahwa karya seni rupa ada beragam jenis, dan orang bisa mengenalinya.

Yang menarik, dan karena itu memberi pesona, Artjorg dilihat oleh masyarakat yang bukan hanya dari kalangan perupa atau seniman, tetapi tampak keluarga dengan anak-anaknya ikut melihat Artjorg, dan tidak ketinggalan, karena mudahnya kamera digital, mereka saling mengabadikan dirinya diantara karya-karya seni rupa. Misalnya, ada yang tertarik dipotret dekat dengan karya instalasi yang memvisualkan astronot, atau dibawah pesawat yang (sedang) terbang.

Dalam kata lain, Artjorg bukan lagi hanya sebagai pasar seni rupa kontemporer. Melainkan, ia, Artjorg, telah menjadi ikon kultural dan wisata bagi masyarakat. Karena itu, orang yang tidak terbiasa melihat pameran seni rupa ikut melihat artjorg, yang kali ini menghadirkan tema ‘Looking Esat – A Gaze upon Indonesia--. Namun kiranya, apapun temanya, Artjorg telah mampu menarik minat masyarakat umum, dan bukan hanya kalangan seniman dan kolektor. Ini kiranya salah satu ‘kelebihan’ dari Artjorg.

Pesona ArtJog di Jogjakarta

Dari Artjorg, kita bisa melihat, bahwa dunia seni rupa berkembang dengan cepat. Beragam karya, melalui media yang berbeda, seperti ‘melompati’ seni rupa konvensional, yang mungkin membuat orang terkejut kapan melihat karya seni rupa.

Di satu sudut, ada karya seni instalasi yang menampilkan peti mati dan didalamnya, seorang laki-laki, hanya diperlihatkan kepalanya, terlentang. Orang bisa menduga: itu adalah jenasah yang hendak dikuburkan. Kehadiran seni instalasi peti mati itu, setidaknya bisa dimengerti bahwa seni rupa kotemporer bisa menggunakan bahan-bahan dari apa saja, bahkan bahan yang orang awam tidak memperkirakan sebelumnya. Termasuk juga, barang-barang bekas berupa besi bisa diolah menjadi karya seni.

Di halaman Taman Budaya, seekor gajah berukuran besar tertelungkup di atas tumpukan kelapa kering. Karya ini seolah hendak berkata, binatang jenis gajah dan hutan telah menjadi korban dari kepentingan bisnis yang lain. Kematian dan kekeringan, sebenarnya adalah isyarat dari malapetaka di masa depan.

Pesona ArtJog di Jogjakarta

Rupanya, Artjorg bukan sekedar pasar seni rupa kontemporer, tetapi sekaligus media yang memberi ruang untuk menyampaikan kritik melalui karya seni, dalam konteks ini seni rupa. Artjorg sekaligus memberi warna terhadap perhelatan seni rupa lainnya, misalnya Bieannelle atau perhelatan seni lainnya.

Anggap saja, Artjorg telah memiliki pesona pada kultur modern di Yogyakarta.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta