Tembi

Berita-budaya»PEMENTASAN TEATER DAN TARI DALAM APRESIASI TARI Tembi 2011

23 Jul 2011 06:42:00

PEMENTASAN TEATER DAN TARI DALAM APRESIASI TARI Tembi 2011Kesemarakan dunia anak-anak yang penuh keceriaan dalam bermain tiba-tiba dihentakkan dengan munculnya musibah berupa letusan Gunung Merapi. Wedus gembel, pasir, kerikil, dan debu mengacaukan semuanya. Banyak korban jiwa dan harta benda. Kesengsaraan menyergap. Ketika bantuan pun datang, para korban letusan Gunung Merapi berebut, takut tidak kebagian. Hidup di barak-barak ungsi memang tidak nyaman. Namun apa boleh buat. Ketika mereka mulai mencoba beradaptasi dengan semuanya itu tiba-tiba bencana alam datang lagi. Kali ini adalah banjir lahar dingin. Kesengsaraan melanda lagi.

Namun, kehidupan terus berjalan. HarapanPEMENTASAN TEATER DAN TARI DALAM APRESIASI TARI Tembi 2011terus dilambungkan. Saling menolong dan mendukung diperlukan. Inilah kiprah Teater Lereng Merapi yang disuguhkan oleh pemain-pemain yang masih bocah. Pementasan dilakukan di Amphi Teater Tembi, 16 Juli 2011 malam. Pementasan Teater Lereng Merapi yang menyajikan tema bencana alam Merapi ini diakhiri dengan pelantunan doa atau harapan dari anak-anak korban Merapi. Intinya mereka ingin jadi apa saja agar bermanfaat serta memberikan kebaikan bagi kehidupan. Setting panggung yang relatif penuh properti serta banyaknya pemain yang terlibat menyebabkan Amphiteater Tembi kelihatan agak sesak.

PemePEMENTASAN TEATER DAN TARI DALAM APRESIASI TARI Tembi 2011ntasan berikutnya berupa kompisisi tari yang diberi tema Tri Loka. Koreografer adalah Widyanarto. Komposer oleh Anonsuneko. Penari terdiri dari Dianita Tirania, Widyanarko, dan Aris Purnama. Tri Loka menggambarkan dunia kelanggengan. Dunia yang berkait erat dengan perilaku hidup manusia ketika di dunia. Keburukan yang dilakukan akan semakin nampak terbuka di dunia kelanggengan. Akan semakin ketara. Sedangkan kebaikan pun akan semakin kelihatan di dunia itu. Semua ditentukan oleh hati dan sikap hidup manusia itu sendiri. Dunia kelanggengan adalah dunia tempat manusia menuju ke keabadian dalam penyatuannya dengan Gustinya.

Pementasan ketiga berupa komposisi tari yang diberi judul 2 in 1. Koreografer adalah Agung Rama. Tema tari lebih menggarap dua sisi kehidupan yang dialami manusia. Ada sedih adaPEMENTASAN TEATER DAN TARI DALAM APRESIASI TARI Tembi 2011gembira, keras atau lembut, dan seterusnya. Semuanya dalam satu diri, diri manusia. Bahkan oleh karena itu asli dan palsu sering sulit dibedakan. Murni dan imitasi sulit dipilahkan. Tari ini digarap dengan mengadopsi pola-pola gerak kera. Lincah, lentur, dan jenaka. Kejenakaan dikuatkan dengan digunakannya topeng yang mengekspresikan mimik wajah badut sekaligus kera.

Pementasan tari yang ke empat diberi tema Satu yang Berdua. Komposer oleh Ary Wijaya. Penari adalah Anggoro dan Puput. Komposisi Tari Satu yang Berdua tampak merupakan eksplorasi gerak tari yang menitikberatkan pada pola gerak karakter pria dan wanita. Dua karakter yang menjadi satu. Penyatuan unsur keras-lembut, kasar-halus, baik-buruk, senang-sedih. Masing-masing tampak menghayati jePEMENTASAN TEATER DAN TARI DALAM APRESIASI TARI Tembi 2011nis pengkarakteran tersebut dan berusaha memadukan dengan karakter gerak partnernya. Satu yang dua. Dua yang satu.

Pementasan yang kelima merupakan pementasan tari dari Aqeela Dance Company yang menyuguhkan komposisi tari yang diberi judul Nyai. Pementasan ini menampilkan jenis tarian yang mengadopsi tarian Betawi (jaipong). Adopsi ini kemudian dihadirkan kembali dalam satu rangkaian kesatuan dimana masing-masingnya juga menceritakan tentang pengharapan, dunia pergaulan, penghrapan, dan kebebasan gadis Betawi. Pada galibnya komposisi ini masih sangat kental unsur pola gerak tari Betawinya. Demikian pun iringan musik dan kostumnya yang tidak bisa membebaskn orang akan memori dan imajinasinya pada tari Jaipong (Yapong).

PEMENTASAN TEATER DAN TARI DALAM APRESIASI TARI Tembi 2011Pementasan kali ini ditutup dengan penampilan teater Jepang (Ryuzanji Co., TDC, dan peserta workshop). Pentas penutup lebih menyuguhkan pola-pola gerak dunia samurai yang identik dengan cara-cara penggunakan pedang (katana-samurai). Bagaimana cara menetak, menebas, mengiris, membelah, menyayat, menangkis, dan merebut pedang. Pola gerak semacam ini barangkali tidak jauh beda dengan pola-pola gerak ”tari” kembangan dalam dunia persilatan di tanah air dimana pola-pola gerak kembangan dalam dunia persilatan pada intinya adalah pola gerak beladiri yang ”ditarikan” supaya kelihatan lebih indah ketika ditonton mata. Demikian pun penyajian kolaborasi ini mungkin serupa dengan kembangan silat, dan boleh juga dianggap sebagai tari atau kembangan samurai.

ATTPEMENTASAN TEATER DAN TARI DALAM APRESIASI TARI Tembi 2011(Apresiasi Tari Tembi) 2011 ini merupakan aktivitas Tembi Rumah Buidaya di ranah tari yang rencananya akan dilaksanakan setiap tahun. Tujuan utamanya adalah memfasilitasi kreativitas kaum muda yang menekuni dunia tari. Dunia yang bagi kebanyakan kaum muda sekarang adalah dunia yang sepi. Apalagi bagi mereka yang menekuni tari berbasis tradisi.

ATT diharapkan dapat menjadi ajang gaul dan saling belajar bagi kreator-kreator muda. Baik antarsesama mereka sendiri, dengan para senior dunia tari maupun kreator tari dari mancanegara. Tembi Rumah Budaya sendiri yang dalam hal ini dimotori oleh TDC berusaha menjadikan Tembi sebagai rumah yang hangat bagi para penggiat dan kreator tari. Seemntara TDC merupakan bagian dari Tembi Rumah Budaya yang memiliki visi menjadi pusat lahirnya produk-produk kreatif berbasis budaya lokal yang berkualitas dan menjadi bagian dari jaringan masyarakat kreatif dunia.

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta