Tembi

Bale-dokumentasi-aneka-rupa»REBANA REBANAAN

26 May 2009 10:21:00

Ensiklopedi

REBANA-REBANAAN

Bentuknya memang mirip dengan alat musik tradisional rebana yang terbuat dari kulit. Namun untuk rebana yang satu ini ukurannya lebih kecil dan bahannya pun berbeda, sehingga namanya pun rebana-rebanaan karena menyerupai rebana. Sebagian anak lain menyebut mainan ketipung-ketipungan. Bisa jadi anak-anak di lokasi lain menyebutnya dengan nama lain pula. Mainan tradisional satu ini terbuat dari gerabah berlubang tengah yang diberi kertas semen. Sementara pemukulnya terbuat dari potongan lidi, bilahan bambu atau kayu yang diberi tanah liat atau karet di salah satu sisi ujungnya. Bisa jadi dipukul dengan jari-jari tangan. Jenis mainan ini pernah dipakai bermain oleh anak-anak kecil di masyarakat Jawa lebih dari 30 tahun lalu. Bahkan sekarang pun masih ada sebagian kecil anak-anak yang memainkan alat ini, walaupun sudah dikatakan sudah jarang.

Anak-anak biasanya tidak membuat sendiri dolanan tradisional jenis satu ini, melainkan membeli di pasar tradisional atau pedagang mainan keliling. Namun begitu saat ini sudah tidak banyak pasar-pasar tradisional maupun pedagang mainan keliling yang menjual jenis mainan ini karena terdesak oleh mainan jenis modern yang lebih awet. Tentu selain itu pembuat mainan ini juga sudah langka mengingat prospek penjualannya yang agak seret. Tetapi kadang-kadang, tidak disangka kita masih bisa menjumpai seorang pedagang mainan tradisional menjajakan dolanan ini.

Memang jenis mainan satu ini jika dibandingkan dengan jenis dolanan yang lebih modern kalah jauh. Dari bahannya saja, sudah berbeda. Dolanan rebana-rebanaan tradisional ini terbuat dari gerabah dan kertas semen yang tentu mudah rusak, walaupun harganya masih sangat terjangkau untuk ukuran sekarang. Sementara mainan modern lebih awet dan praktis. Selain itu, produksi dolanan tradisional tadi sudah sangat langka, berbeda dengan dolanan modern yang banyak diproduksi oleh pabrik. Di samping itu suara yang ditimbulkan dari mainan tradisional hanya monoton “tung tung” saja sehingga anak-anak di zaman sekarang kurang tertarik dengan jenis mainan tradisional tersebut.

Namun begitu, tidak berarti mainan tradisional ini sudah tidak bisa ditemui di masyarakat sekarang. Selain masih ditemukan di sekeliling kita, walaupun sudah jarang, mainan tradisional rebana-rebanaan ini juga kadang masih dikoleksi oleh museum atau institusi lain yang peduli terhadap mainan tradisional, khususnya di masyarakat Jawa. Tentu selain bentuk benda aslinya, bisa ditemukan dalam bentuk dokumentasi lain, seperti foto atau berupa audio visual.

Teks dan foto : Suwandi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta