- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»PAMERAN KAIN TENUN TRADISIONAL NUSANTARA
20 Apr 2011 07:31:00”Menenun tidak hanya menganyam benang pakan dan lungsi, tetapi juga menjalinkan ketelatenan, kesabaran, kecermatan, kehati-hatian, dan tentu saja estetika. Karakter ini dianggap universal milik wanita, sehingga aktivitas ini dianggap sebagai penentu identitas wanita.
Tenun yang dihasilkan oleh wanita membangkitkan kekaguman tidak hanya karena beragam motifdan warna tenun, melainkan juga pada perannya menunjukkan identitas kolektif masyarakat pendukungnya. Selain dapat menunjukkan identitas etnisitas, tenun dapat pula menjadi rangking sosial pemakainya.
Tenun seringkali juga menjadi media untuk mengekspresikan cara pandang masyarakat terhadap sesuatu di luar lingkungannya.”
Demikian prolog yang dituliskan dalam pameran kain tenun tradisional nusantara yang bertema”Pameran Tenun Kuasa Identitas”. Pameran tersebut diselenggarakan oleh para Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM beberapa waktu lalu (2 s.d. 5 Maret) di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri Kampus UGM Bulaksumur Yogyakarta dalam rangka memeriahkan Dies Natalis FIB yang ke-65.
Keberadaan kain tenun tradisional di nusantara ini memang belum sepopuler kain batik. Jikabatik saat ini sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan non-bendawi (intangible) yang berasal dari Indonesia, maka kain tenun masih jauh dari pengakuan itu. Maka, keberadaan kain tenun tradisional di nusantara harus terus diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia, agar lebih dicintai sekaligus diakui dunia. Demikian antara lain yang disampaikan oleh Dra. Anggraeni, MA., salah satu dosen Arkeologi yang menjadi ketua panitia pameran kain tenun tradisional nusantara ketika diwawancarai Tembi saat acara pameran berlangsung.
Kenyataannya, kain tenun tradisional di nusantara keberadaannya lebih merata. Hampir di setiapetnis atau suku bangsa di nusantara ini mengenal kain tenun sebagai salah satu warisan budaya yang diturunkan secara turun-temurun. Maka tidak heran, dalam pameran tersebut dipajang kain-kain tenun tradisional yang berasal dari berbagai suku bangsa di tanah air, seperti yang ada di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara. Lebih dari 50 kain tenun dari berbagai etnis dipajang. Bahkan setiap etnik memiliki keberagaman dan menghasilkan motif dan corak yang beraneka ragam. Masih menurut Mbak Nia, begitu sapaannya, kain-kain tenun tradisional yang dipamerkan sebagian besar milik para dosen FIB dan merupakan koleksi pribadi. Kain-kaintersebut biasanya diperoleh saat berkunjung ke berbagai daerah di nusantara.
Pada acara pameran kain tenun nusantara tersebut, kain tenun yang dipajang memiliki berbagai teknik hias tenun, seperti teknik ragi/lurik, palekat, ikat, songket, aplikasi, dan sebagainya. Di samping dipajang kain tenun, juga dipamerkan berbagai contoh kain batik untuk membedakan pembuatan kain tenun dengan kain batik. Ikut menyemarakkan pameran, didukung adanya bazar kain tenun dan batik, serta praktik membatik, yang mengambil lokasi di tempat pameran.
Suwandi
Artikel Lainnya :
- RAWON KIKIL Tembi(05/07)
Shita Destya, Tanpa Passion Melakoni Dunia Hiburan(13/03) - 18 Januari 2011, Ensiklopedi - DOLANAN SUMBAR SURU(18/01)
- BERJUAL BELI ALA PINGGIR JALAN DI JOGJA MASA LALU(21/10)
- Memilih Hari dan Tanggal untuk Berpergian(27/10)
- 11 Februari 2010, Situs - KI AGENG WONOLELO, PENYEBAR AGAMA ISLAM DI NGEMPLAK SLEMAN(11/02)
- 24 April 2010, Jaringan Museum - MENGENAL KERETA-KERETA PUSAKA KRATON KASULTANAN YOGYAKARTA(24/04)
- KILAS BALIK DALAM RECOVERY(21/05)
- Upacara Tingkepan(18/05)
- BRONGKOS JOGJA TEMPO DOELOE(23/11)