Pameran Arsip dan Dokumentasi Seni Rupa Indonesia Bertajuk Embrio
Pameran arsip dan dokumentasi senirupa Indonesia bertajuk ‘Embrio’ sedang berlangsung 9 – 17 Oktober ini. Pameran ini memang belum memungkinkan untuk melihat lanskap senirupa Indonesia secara menyeluruh, namun pameran ini adalah potongan penting dalam perjalanan senirupa Indonesia.
Pong Harjatmo bersama coretannya
Beberapa lembaga senirupa turut berpartisipasi dalam pameran ‘Embrio’ yang berlangsung di Galeri Nasional 9 – 17 Oktober 2013, antara lain Galeri Nasional Indonesia, Dewan Kesenian Jakarta, Ruang Rupa, Forum Lenteng, ISAD (Jakarta), Galeri Kita (Bandung), IVAA (Yogyakarta), Komunitas Belanak (Padang) dan lainnya. Melalui pameran ini diharapkan terbaca potongan perkembangan senirupa Indonesia dekade 1970-an, 1990-an dan 2000-an.
Pameran arsip dan dokumentasi ini ditampilkan dalam bentuk foto, audio, kliping, katalog, buku, dan berbagai alat peraga lainnya. Menurut Asikin Hasan, kurator pameran ini, pameran ini nantinya diharapkan bisa berlangsung berkala dan akan terus disempurnakan.
Merujuk dari kata ‘Embrio’ sesuatu yang umumnya dikenal sebagai cetak biru kehidupan, atau dari ilmu hayat juga bisa berarti ‘benih’, sesuatu benda yang akan tumbuh. Arsip dan dokumentasi Indonesia adalah sesuatu yang akan hadir itu.
Arsip Video Percakapan Terakhir Bersama ARKS
Galeri Nasional Indonesia banyak menampilkan dokumentasi foto juga potongan berita pameran yang ada di koran nasional dari beberapa seniman yang pernah berpameran di sana, antara lain pameran Fajar Sidik, juga pameran Intropeksi Dibalik Wajah Affandi. IVAA (Indonesian Visual Art Archive), yang merupakan pusat layanan arsip dan dokumentasi menampilkan foto, rekaman audio visual dan lainnya dari berbagai praktek senisejak masa sebelum kemerdekaan hingga kini.
Pong Hardjatmo, seorang aktor yang sempat heboh diberitakan karena aksinya mencoret atap kura-kura DPR dengan pylox menuliskan kata ‘Jujur Adil Tegas’ karena kekecewaannya pada kinerja wakil rakyat , juga dipandang sebagai karya grafiti. Karena itu aksinya tersebut diturutsertakan dalam rangkaian karya ISAD (Jakarta) yang dikenal sebagai jejaring ‘street artist’, yang bergiat dalam upaya pendokumentasian dan pengarsipan aktivitas street art Indonesia.
Secara resmi pameran ini telah dibuka pada Rabu, 9 Oktober 2013 oleh Kepala Galeri Nasional, Tubagus Andre Sukmana dan kurator Asikin Hasan. “Pameran ini saya anggap sebagai rintisan yang menampilkan jejak-jejak perjalanan senirupa Indonesia, apalagi banyak sekali lembaga-lembaga yang dengan kemandirian dan dedikasinya mengelola arsip dan dokumentasi senirupa,” Tubagus Andre Suksmana.
Arsip ISAD Jakarta
Natalia S
foto:Andi Rha Rha
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Ulang Tahun ke-50 Nasirun, yang Tidak Pernah Berulang Tahun(05/10)
- P!nk, Tubuh Indah Wanita(03/10)
- PT Sampoerna Belanja Bumbu Dapur di Pasar Tradisional Bantul(03/10)
- Beradu Kepiawaian Menanak Nasi Pulen dengan Tungku Keren(02/10)
- Peci Gus Dur untuk Jokowi, Simbol Perpindahan Wahyu Keprabon?(01/10)
- Jagongan Wagen di Padepokan Seni Bagong Kussudiarja Hadirkan NurUni Rupa(01/10)
- Sesaji Raja Suya di Pendapa kompleks Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta(28/09)
- Fombi Simfonia Menghimpun Anak Muda dari Aneka Komunitas(26/09)
- Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin Hadiri Festival Memedi Sawah 2013(25/09)
- Penyair, Peragawati dan Desainer Tampil di Bawah Terang Bulan Purnama(25/09)