P!nk, Tubuh Indah Wanita

Chong Ai Lei masih muda. Dia lahir di Johor, Malaysia, 1985. Dia sudah melakukan banyak pameran di negaranya, dan pameran tunggal di tahun 2013 ia lakukan di Sangkring Art Project, Yogyakartadengan menghadirkan tema ‘Pink’, yang ditulisnya menjadi ‘P!nk’.

Unwind, salah satu judul karya Chong Ai dipamerkan di ruang pamer Sangkring Art Project, foto: Ons Untoro
Unwind

Sore sebelum Matahari terbenam terlihat perempuan cantik tiduran di ruang pamer Sangkring Art Project, di Nitiprayan Rt 1 Rw 20 no 88, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Dua figur wanita, yang satu mengenakan kaos warna hitam, dan satunya mengenakan pakaian dengan motif bunga. Sungguh molek dan indah tubuhnya.

P!nk (baca: Pink), begitulah tajuk pameran karya Cong Ai Lei, perupa dari Malaysia di Sangkring Art Project dari 21 September – 9 Oktober 2013. Tujuh karyanya yang dipamerkan semuanya menyajikan tubuh perempuan yang sedang tiduran di atas rerumputan. Karyanya penuh warna, dan sungguh terasa ‘nyata’, bahkan menyerupai foto.

Rasanya Chong Ai mengambil teknis fotografi dalam melukis, sehingga yang ia sajikan ‘indah seperti aslinya’. Wanita yang ia tampilkan agaknya merupakan ‘wanita pilihan’, bukan dari kalangan kebanyakan, atau mungkin malah buruh. Dilihat dari piranti dan kecantikannya, merupakan wanita yang dilukisnya dari kalangan kelas menengah, atau sebut saja kaum sosialita.

Tiduran di atas rumput dengan alas kain putih, disampingnya ada hp dan laptop. Artinya, wanita tersebut selalu ‘connected’. Dalam kesendirian di suatu tempat wanita tersebut sesungguhnya selalu berteman dengan relasinya, yang berada di tempat lain.

Dalam suasana santai, misalnya hanya mengenakan celana pendek warna putih dan pakaian atas warna hitam, seperti pada lukisan berjudul ‘Idle’, ukuran 142 cm x 90 cm, wanita cantik tersebut tiduran di atas rumput. Wajahnya kelihatan menikmati waktu luang, seolah cahaya kebahagiaan memancar dari matanya. Mungkin kesendirian, bagi Chang Ai, adalah cara untuk menemukan hidup santai.

Siesta, karya Chong Ai di ruang pamer Sangkring Art Project, foto: Ons Untoro
Siesta

Agakya Choi Ai sedang ‘menggambarkan’ wanita muda di Malaysia, yang mengalami kegelisahan karena tuntutan pekerjaan yang serba cepat, sehingga secara sosial merasa ‘teralienasi’ apalagi piranti digital, yang mengubah ‘ruang menjadi luas, tetapi sekaligus berhimpitan’ dan ‘waktu’ semakin merapat, sehingga siapa saja bisa saling berkomunikasi pada waktu yang sama di ruang yang berbeda-beda.

Kerinduan akan waktu luang untuk bisa bersantai, barangkali yang sedang ‘disebarkan’ Chong Ai melalui karya senirupa. Wanita cantik, masih muda, yang menjadi model karya lukisnya, secara tegas memberi pesan: anak-anak muda di Malaysia, setidaknya dari kelompok sosial menengah ke atas ‘memburu waktu luang’ agar bisa bersantai di satu tempat.

Hijau rerumputan, kain putih, pakaian santai yang menjadi piranti pada karya lukisnya, seperti memberitahukan: bahwa waktu luang betapa berharganya. Bahwa suasana santai memberi keindahan dalam kehiduan keseharian.

Chong Ai Lei masih muda. Dia lahir di Johor, Malaysia 1985. Dia sudah melakukan banyak pameran di negaranya, dan pameran tunggal di tahun 2013 ia lakukan di Sangkring Art Project, Yogyakartadengan menghadirkan tema ‘Pink’, yang ditulisnya menjadi ‘P!nk’.

Pink tidak hanya indah dipandang, tetapi sekaligus jelita. Agaknya, bagi Chong Ai, suasana santai, menyenangkan dan sejenisnya identik dengan warna jingga, pink. Suasana itu semakin terasa syahdu dipadu dengan warna hijau dan putih. Maka, kedua warna itu bisa ditemukan dalam karya-karyanya.

Melihat lukisan yang berjudul ‘Unwind’, ukuran 90 cm x 142 cm, seorang wanita mengenakan celana pendek putih, kaos hitam, berbaring memejamkan mata. Satu sepatu warna hitam terlepas dari kaki dan tergeletak di rumput, dan satu sepatu yang lain masih menempel di kaki dan hampir lepas.

Berbaring di atas rumput hijau, sebut saja wanita ‘unwind’ itu, beralas kain putih, di dekat kepalanya ada bantal dengan motif bunga, di sampingnya ada handphone dan minuman dalam botol. Dua lembar foto, mungkin cover dari satu majalah, tergeletak di dekat kakinya.

Dua orang pengunjung menikmati karya Chong Ai di ruang pamer Sangkring Art Project
Dua orang pengunjung menikmati karya Chong Ai

Dalam suasana santai, menikmati waktu luang, sambil terpejam, terasa sekali Chong Ai sedang mengekespresikan kebebasan. Wanita-wanita muda, mempunyai cara tersendiri dalam menikmati dan mengekspresikan kebebasan.

Rasanya tujuh buah lukisan karya Chong Ai yang dipajang di ruang pamer Sangkring Art Project, dengan menampilkan wanita muda cantik memberi kesan elitis. Sepertinya, dan itu bisa juga terjadi di Indonesia, wanita muda atau anak-anak muda umumnya, yang mempunyai posisi di perusahaan dan dituntut kerja keras, selalu membutuhkan waktu free, agar bisa leluasa berekspresi.

Tiduran di atas rumput hanyalah salah satu bentuk. Pilihan lainnya bisa melakukan traveling, sekaligus membuat jarak terhadap pekerjaan yang menyita waktu. Rasanya wanita-wanita Pink ini merupakan gejala yang terjadi di dunia, Malaysia salah satunya.

Untung saja Chong Ai ‘melaporkannya’ melalui karya senirupa, sehingga kita bisa memiliki imajinasi.

Naskah & foto:Ons Untoro



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta